Haechan menatap puja bangunan megah yang dipijaknya.
"Tempat ayah kerja besar sekali, haechan mau foto di sana, yah."
Haechan hanya anak sma biasa yang kurang piknik tapi hobi memamerkan foto-foto estetik dirinya di laman cerita media sosialnya.
itu yang biasa dilakukan teman-temannya.
"Ini kantor, Haechan. jangan banyak tingkah. kamu di sini saja ya, ayah akan menghadiri rapat terlebih dahulu."
Haechan mengangguk patuh sambil memotret desain indah di setiap sudut bangunan itu.
"Jangan petakilan, jangan banyak tingkah, dan duduk diam saja di sini," nasiha ayahnya.
"Siap, Yah!"
Haechan terperangah, takjub akan detailnya bangunan ini dengan binar antusiasnya.
"Besar nanti aku mau buat gedung yang seperti ini."
Tapi lama-lama Haechan bosan.
Rasanya ingin menelpon ayahnya untuk segera keluar dari ruang rapat dan pulang, namun dia tahu manner dan itu tidak sopan.
Bibirnya mengerucut lucu, kakinya diayun-ayunkan di bangku itu, matanya menatap jenuh orang-orang berlalu lalang.
Tiba-tiba bangkunya berjengit, seorang wanita cantik duduk di sebelahnya, sambil memeluk map yang tersusun rapih.
"Adik mengapa di sini?"
"Aku menunggu ayah rapat."
"Baru pulang sekolah ya?"
"Iya, ayah terburu-buru sehingga tidak pulang dulu ke rumah."
Wanita itu menepuk pundak haechan, "Masih lama rapatnya, soalnya ini rapat peluncuran produk baru kami. Beberapa petugas pengiriman akan diarahkan untuk distribusi pemasaran."
Haechan seketika tertarik dengan pembicaraan wanita itu.
"Presdir bahkan merancang ide ini seminggu yang lalu, setelah diiklankan ternyata melejit di pasaran."
"Presdir itu pasti mengagumkan."
"Beliau itu kaya raya. bahkan ini kantor dari perusahaan yang berhasil diambil alih, kantor pusatnya di Kanada."
Haechan menganga takjub, "Wow, aku jadi ingin kerja di sini juga seperti kalian."
"Kamu harus belajar yang rajin dan masuk universitas yang bagus, susah sekali seleksi untuk bekerja di sini meskipun sebatas petugas kebersihan, aku bahkan pernah ditolak dua kali."
Haechan mengangguk, dia akan membanggakan kedua orangtuanya, dia akan belajar yang rajin.
dua jam haechan menunggu, dia bosan, bahkan ponselnya sudah mati.
"Duh toilet dimana ya?"
haechan ingat petuah ayahnya bahwa dia harus tetap duduk di bangku ini, namun panggilan alam memaksanya untuk melanggar.
dia pun mengahampiri petugas kebersihan dan menanyakan keberadaan toiletnya, "Permisi Tuan, letak toilet dimana ya?"
"Di sana, dik."
"Terima kasih, Tuan."
Haechan berlari karena sudah tak tahan, hingga dia menemukan toilet dan menuntaskan hajatnya.
Setelah dia keluar dari bilik kamar mandi, sayup-sayup dia mendengar rintihan pria dewasa yang membasuh tangannya.
Haechan nampak tenang mendekati pria itu, bayangannya terpantul di cermin, membuat si pria dengan kulit putih dan paras barat membalikkan tubuh ke arahnya penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
he's afraid to lose me • markhyuck ( ✔ )
Fanfic(DITERBITKAN) Tak ada yang percaya bahwa Haechan yang biasa-biasa saja telah lebih dari menjalin kasih dengan pria idaman makhluk Tuhan, Mark Lee. ( bxb . mpreg . age gap . ) Nb. Mark di sini itu terlihat lebih muda, jadi jangan bayangin om om ;-;