2. the wedding day.

65.5K 7.5K 1.7K
                                    

Haechan menangis di kamarnya, dia seperti dihantam hujan batu di angkasa. dadanya sesak, merasa semuanya sia-sia.

"Haechan hiks, tak ingin menikah, hiks."

Berbagai pikiran negatif memenuhi kepala kecil haechan, dia ingin kuliah dan mencari jodoh sendiri, sudah sangat kuno jika jaman sekarang masih saja percaya kebahagiaan rumah tangga muncul karena perjodohan.

"Haechan, buka pintunya sebentar," kata ibunya melembut.

Haechan hanya menenggelamkan dirinya di bantal, tidak setuju dengan permintaan kedua orangtuanya.

Di ruang tamu, sang ayah mematung, Mark Lee, pengusaha muda itu mengunjungi rumahnya.

"Aku tidak pernah main-main dengan apa yang aku katakan, Ayah."

Terbaca wajah serius dari tatapan mark, tapi tetap angkuh dalam memohon.

"Dari kemarin Haechan menangis," kata Nyonya Lee sambil membungkuk, takut.

Mark lengah, dia berdiri dari duduknya dan mensejajarkan bahu calon ibu mertuanya, "Bukan salahmu, Ibu. Dimana kamar Haechan?"

Nyonya Lee pun mengantar Mark ke tempat dimana sang putra meluapkan keluh kesahnya.

Mark mengetuk pintunya, tentu saja haechan mendengar, tapi dia tidak sadar sosok di balik pintu itu.

"Haechan tidak ingin menikah, ibu!!!"

Pintu itu diketuk berkali-kali, membuat Haechan risih sekaligus merinding karena sudah larut malam dan keadaannya hening.

"Ibu?!"

Pintu itu terus mengeluarkan bunyi ketukan.

"Ayah, pergilah!!!"

Sukses.

Haechan benar-benar ketakutan dan beranjak dari kasurnya.

"Ayah tolong jang-,"

Haechan terperangah dengan kedatangan sosok malaikat di hadapannya, "P-ppaman?"

"Kau menangis karena aku mengajakmu menikah?"

Haechan hanya menganga, kalau tahu dari awal orang yang akan menikahinya adalah paman tampan yang dia temui di toilet itu, mana mungkin haechan mengeluarkan banyak tenaga untuk menangis seperti tadi.

"Kau menolaknya?"

haechan lemah terhadap ketampanan makhluk tuhan satu ini, "Haha aku pasti sedang berhalusinasi."

"Baik kalau kau menolak, aku akan pergi dan mencari pengantin lain."

Haechan terkejut dan menampar pipinya sendiri, lalu meringis sakit.

Tandanya bukan mimpi.

"Tidak tidak, Paman! Aku mau! Aku mau! Ayo kapan kita menikah?!"

Mark menatap bocah lugu di hadapannya dengan wajah mengejek, "Bukankah kau sudah menolakku?"

"Hah? Kata siapa?"

Haechan gelagapan, pria di hadapannya ini tidak boleh disia-siakan, dia akan memamerkan kepada semua orang bahwa akhirnya dia laku dan orang yang mempersuntingnya adalah sosok yang terlampau sempurna.

"Jadi Lee Minhyung itu paman?"

Mark tak menjawab dan berbalik, melajukan langkahnya untuk meninggalkan Haechan.

Namun sepasang lengan mungil itu mengalung erat di perutnya, "Aku mau menikah denganmu, ayo cepat menikah dan lunasi biaya kuliahku!"

Tak ada yang menyadari, seulas senyum Mark menghias di sudut bibirnya.

he's afraid to lose me • markhyuck ( ✔ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang