5| Fall Deeper

35 6 0
                                    

HAPPY READING!!!

___________


Theo mengantar Mawar ke unit apartement-nya. Ya, walaupun ia harus berdebat dengan wanitanya cukup lama agar Theo diperbolehkan mengantar Mawar ke apartement-nya.

Theo menatap Mawar yang sendari tadi bungkam. Merasa tidak nyaman dengan situasi yang sedang ia lalui. Padahal dulu Mawar yang selalu membuka pembicaraan ketibang dirinya. Mungkin ini keterbalikannya.

"Apa yang telah terjadi sebenarnya?" Tanya Theo setelah menahan rasa ingin tahunya.

Mawar memalingkan pandangannya dari jalan raya, "Aku pun tidak mengerti, Tuan." Balasnya dengan suara rendah. Mawar masih terkejut dengan semua yang terjadi pada dirinya.

Theo mengerutkan dahinya, "Apa kau memiliki seorang musuh?"

Mawar menggeleng, "Aku bahkan tidak pintar bergaul di Manhattan." Jawabnya yang semakin membuat Theo kebingungan.

"Tidak mungkin orang seperti itu melakukan tanpa memiliki tujuan. Ia pasti memiliki maksud tertentu terhadapmu." Jelas Theo yang membuat Mawar merasa ketakutan.

"Apakah itu artinya aku memiliki seorang musuh?" Tanya Mawar dengan tatapan penasarannya.

"Aku tidak tahu pasti. Kau harus lebih berhatu-hati." Balas Theo yang diangguki mantap oleh Mawar.

Dan aku pun harus melindungimu juga. Batin Theo yang kemudian menghembuskan napasnya lelah.

Jika itu musuhnya, mengapa musuhnya mengincar Mawar? Apakah musuhnya sudah mengetahui fakta tentang Mawar? Tidak, tidak. Rahasia itu belum bocor dan Theo yakin akan hal itu.

Theo berdeham, "Jika aku boleh tahu, siapa namamu, Nona?"

Mawar menoleh sembari tersenyum, "Namaku Mawar Widianto, Tuan." Balas Mawar sembari tersenyum ramah.

Astaga, Theo bahkan menahan napasnya saat melihat senyum itu. Sudah 9 tahun lamanya ia tidak melihat senyum itu terbit di bibir Mawar. Ia memang benar-benar bajingan yang bodoh. Sudah berapa banyak orang yang telah diberikan senyuman seperti itu oleh Mawar?

Seketika hati Theo memanas. 9 tahun bukan waktu yang sedikit untuk Mawar menikmati kehidupannya tanpa dirinya. Mungkin saja sekarang Mawar masih terbebas dari lelaki. Tetapi, fakta yang sebenarnya Mawar masih terjerat hubungan dengannya selama 9 tahun.

"Namamu bagus, aku suka." Sahut Theo sembari tetap fokus menyetir supercarnya.

Mawar tersenyum canggung, "Terima kasih, Tuan." Ungkapnya dengan senyum sopan.

"Theo saja, Please." Balas Theo sembari tetap fokus mengendarai supercarnya.

"Ah, ya. Theo," ucapnya sembari membeo yang membuat Theo terkekeh geli.

Mawar menatap Theo begitu telinganya mendengar suara kekehan berat dari suara Theo disampingnya. Sekejap dirinya merasa tertegun dengan kekehan Theo. Padahal hanya kekehan namun sepertinya hal itu menjadi hal yang baru bagi Mawar mengingat ia masih menjadi orang asing bersama pria ini.

"Mawar itu ada dalam Bahasa Indonesia. Jika Bahasa Inggrisnya rose." Ucap Mawar yang entah mengapa mengungkapkan fakta yang tidak penting itu.

Aku tahu, sangat. Batin Theo sembari menatap manik cokelat Mawar.

"Indonesia? Dimana itu?" Tanya Theo seakan tidak tahu negara yang pernah dipijakinya dulu.

Lebih baik seperti ini saja untuk sementara. Dirinya yang harus berpura-pura tidak mengetahui semua fakta tentang Mawar agar Mawar tidak curiga dalam waktu cepat. Karena alasannya Theo belum bisa menjawab semua pertanyaan yang nanti akan Mawar lontarkan. Karena Theo tidak mampu menatap mata redup itu setelah kepergiannya tanpa pamit.

The Bad Boy STUCK With a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang