17| Her Pain

32 5 0
                                    

HAPPY READING!!!

__________


Setelah kejadian antara kedua wanita yang menjadi sahabat sejak masa menengah atas itu, Bobby akhirnya bisa bernapas lega. Tetapi, pikirannya salah saat bisikan di telinga kirinya yang berasal dari pria kaya raya se-Amerika dan dunia itu menggema di telinganya.

"Kita perlu bicara." Ucapnya sedemikian rupa yang dianggukkan dengan kaku oleh Bobby.

Jujur saja, Bobby sedikit gugup mengingat kali ini ia sedang berurusan dengan seorang Theo Grueddy yang selama ini ia lihat dari jauh. Bobby melangkah pergi mengikuti Theo yang berjalan terlebih dahulu di depannya. Theo terlihat sangat dominan, berkharisma dan angkuh.

Tatapan matanya tajam dan tak ada kelembutan yang terpancar di kedua mata cokelatnya. Seolah dirinya memang ditakdirkan untuk menjadi pribadi tangguh dan penuh ambisi tanpa adanya kelembutan sekalipun.

"Soal Mawar..."

"Aku tahu." Potong Theo sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana mahalnya.

Bobby mengangguk paham sembari melarikan tatapannya menatap lantai berwarna putih gading itu.

"Sejak kapan kau melakukannya?" Tanya Theo pada akhirnya.

Bobby menegakkan kepalanya, "Sejak Mawar dipecat. Aku tidak sengaja mendengar percakapan Jerry dan kekasihnya." Balasnya yang dianggukki oleh Theo.

"Baiklah. Kau bekerja bagus, tanpa kau sadari kau juga telah membantuku." Ungkap Theo yang tak menyadari bahwa ia secara tidak langsung berterimakasih kepada Bobby atas perbuatannya.

Bobby mengedikkan kedua bahunya, "Well, itu demi sahabatku." Balasnya.

"Ia sosok wanita yang harus kujaga." Lanjutnya lagi yang tanpa Bobby sadari bahwa Theo sudah menekuk wajahnya. Mengucapkan sumpah serapah dan mengepalkan tangan kekarnya di balik saku celananya.

Sialan kau, Bobby! Aku tahu kau menyukainya. Batin Theo sembari menenangkan emosinya.

Theo mengetahui Bobby. Bobby satu kelas dengannya saat di Indonesia. Keduanya sungguh berbeda. Bobby seorang siswa berperawakan berantakan dan ugal-ugalan sama seperti Mawar.

Tetapi, kini dirinya terlihat biasa saja. Mungkin alasannya sama seperti Mawar. Dan Theo pun tahu bahwa Bobby telah memendam perasaannya sejak dulu kepada Mawar.

"Kau yang menanggung seluruh biayanya?" Tanya Bobby.

"Ya."

"Kapan Mawar diperbolehkan pulang?" Tanya Bobby lagi pada Theo.

"Sekitar dua atau tiga hari lagi. Hanya menunggu lukanya agar segera mengering." Jelas Theo dengan raut datarnya.

Bobby mengangguk paham, "Baiklah, kabari aku jika Mawar diperbolehkan pulang. Aku akan menjemput...."

"Tidak perlu. Aku saja." Potong Theo yang sudah kesal dengan segala penuturan dari Bobby.

Ingin sekali ia meninju wajah lumayan tampan pria itu. Bobby menyipitkan matanya, curiga terhadap sikap Theo. Ada apa sebenarnya? Apakah Theo dan Mawar memiliki sebuah hubungan?

Astaga, hahahaha! Tidak mungkin, bodoh. Batin Bobby saat pemikiran konyolnya melintas dalam benaknya.

Karena Bobby tahu siapa yang masih melekat di hati seorang Mawar Widianto. Pujaan hatinya dan cinta bertepuk sebelah tangannya sejak masa sekolah.

Bobby rasanya ingin meninju wajah pria yang selalu dipikirkan oleh Mawar selama 9 tahun ini. Pria itu menyia-nyiakan wanita sehebat Mawar. Wanita tegar dan tangguh terhadap apapun rintangan dalam hidupnya.

The Bad Boy STUCK With a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang