8| Offer, Decision, Complusion

27 6 0
                                    

HAPPY READING!!!

________________

Sudah 30 menit Mawar bergerak gelisah dalam ruangan milik Mr. Zedysion sebagai atasannya. Sedangkan atasannya itu sedang pamit membuatkan kopi panas untuk keduanya. Hell, Mawar tidak bisa mendeskripsikan pikiran Mr. Zedysion. Selain rumit, pikirannya juga kelewat gila.

Dering teleponnya memecahkan keheningan di dalam ruangan ini. Ia berhenti menggigiti kuku-kukunya dan mengangkat telepon itu.

"Hallo,"

"Sudah bicaranya?" Tanya Bobby yang berada di perusahaan ini juga.

Bobby sedari tadi yang membantunya ke sini juga beberapa teman dekatnya yang diperintahkan oleh Mr. Zedysion untuk membawa Mawar ke perusahaannya. Tentu saja Mawar takut sekaligus terkejut, pasalnya pasti banyak wartawan yang ingin melihat siapa itu Mawar Widianto.

"Belum, Mr. Zedysion lagi keluar." Balas Mawar setelah beberapa saat.

"Keluar?" Tanya Bobby penasaran.

"Ya, aku sedang menunggunya." Balas Mawar lagi yang kali ini sembari menggigit bibirnya, bingung harus menjawab apa.

"Robert dan Ashley mengundurkan diri." Lapor Bobby yang membuat  Mawar yang tersentak kaget.

"Apa? Mereka resign maksudnya?" Tanya Mawar memastikan.

"Ya, mereka resign. Aku nggak tahu alasannya," Ucap Bobby seadanya.

Bibir Mawar telah sedikit terbuka hendak membalas perkataan Bobby. Namun, semua itu gagal setelah Mr. Zedysion membawa dua cangkir kopi panas di atas nampan cokelat.

Mawar mengerutkan dahinya, "Bisa kubantu?" Tawar Mawar.

Mr. Zedysion menatap Mawar dengan datar. "Tidak perlu,"

Mawar mengangguk kaku kemudian duduk di sofa tepat berhadapan dengan atasannya itu.

Mawar hanya menatap Mr. Zedysion dengan jantungnya yang tak beraturan. Dirinya sangat menanti-nanti peristiwa dimana ia akan dibentak oleh atasannya sendiri akibat kasus ini. Sebut saja Mawar berlebihan, tetapi ini nyata. Ia takut dirinya dipecat.

Walaupun peluang untuk dirinya berharap tidak dipecat sebesar nol persen.

"Minum. Aku sudah sangat keberatan membuatkanmu kopi itu." Perintah Mr. Zedysion yang langsung dianggukkan oleh Mawar. Ia kemudian menyeruput kopi tersebut secara perlahan.

"Not bad," pikir Mawar setelah menelan sedikit cairan kafein itu ke dalam kerongkongannya.

"Mr...."

"Aku kecewa padamu," ungkap Mr. Zedysion yang membuat Mawar meremas ujung dress-nya dengan gelisah.

"Tetapi, aku tidak bisa memarahimu mengingat aku menyukaimu." Ujar Mr. Zedysion yang sangat tenang membuat Mawar membelalakan matanya.

Apa? Menyukainya? Hah, tidak mungkin.

"Maaf?"

"Ya, walaupun aku kecewa padamu tetapi aku tidak bisa membencimu atau memarahimu." Jelasnya lebih terang.

Mawar menelan salivanya. Ini bukan topik yang ia inginkan untuk dibahas. Ia ingin memecahkan kasus pemfitnahan ini. Ia sungguh tidak tertarik pada pria manapun untuk sekarang. Entahlah, di usianya yang telah matang ini seharusnya ia sudah memiliki kekasih, Bukan?

"Sudah, lupakanlah." Ungkap Mr. Zedysion sambil mendesah keras.

"Mawar, kau tahu bukan apa yang akan dilakukan oleh korbanmu itu?" Tanya Mr. Zedysion yang membuat Mawar mengernyitkan dahinya terlebih dahulu sebelum menganggukkan kepalanya.

The Bad Boy STUCK With a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang