31| Our Feeling or My Feeling?

27 6 0
                                    

"Astaga!"

Dennis berteriak saat seseorang menarik belakang kerah kemejanya dengan keras. Kedua matanya terpejam rapat dengan tubuh yang bergemetar ketakutan.

Dennis membuka kelopak matanya, ia melayangkan tatapannya pada pria yang menggunakan penutup kepala juga kacamata hitam tersebut.

"What are you doing to me, Dude?" Dennis menatap pria itu dengan kesal.

Pria itu membuka kacamata hitamnya, seketika Dennis membelalakan matanya saat melihat sosok yang tengah menyeringai itu.

"Kau berani membentakku?" Tanya pria itu dengan sinis yang membuat Dennis membulatkan matanya, terkejut bukan main.

"Ka-kau? Sedang apa disini? Bagaimana jika...."

"Tutup mulutmu! Suaramu terlalu keras!" Potong pria asing itu dengan menekankan suaranya seraya menatap kesekelilingnya dengan waspada.

Ups, sorry. Aku terlalu terkejut atas kedatanganmu kemari." Balas Dennis sembari menggaruk tengkuknya.

Pria itu menatap Dennis dengan datar seraya berkacak pinggang tanpa berkata apapun. Ia menggunakan kaus hitam dipadukan dengan jaket levis dan celana levis berwarna hitam. Jangan lupakan kacamata hitam dan topi yang menutupi hampir keseluruhan mukanya.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Dennis dengan rasa penasarannya.

Pria itu menatap Dennis dengan tajam, "Bagaimana dia?" Tanya pria itu tanpa menjawab pertanyaan Dennis.

Dennis mengangkat kedua bahunya dengan tak acuh, "Ia tetap sama seperti dulu. Hanya saja kali ini ia sedang berbahagia." Balasnya yang membuat sorot mata pria di depannya semakin menajam.

"Bahagia? Jangan harap!" Geram pria itu dengan kilatan mata penuh dendam.

Pria itu terkekeh, "Bahagia itu hanya sekejap." Setelah itu ia akan menderita seperti dulu. Lanjutnya.

Dennis menatap pria di hadapannya dengan meringis pelan bahkan bulu kuduknya sudah berdiri saat menyadari sorot mata penuh ambisi dan balas dendam itu.

"Bagaimana bisa kau berada di Paris?" Tanya Dennis kembali.

"Kau terlalu banyak bertanya!" Dengus pria itu dengan tajam.

Dennis menyeringai, kemudian pandangannya bertatapan dengan Mawar yang sedang berbincang dengan kedua pria dihadapannya. Ia menatap gestur tubuh Mawar yang membuatnya semakin penasaran. Ada apa dengan wanita itu?

"Hey, kau lihat apa?" Tanya pria itu saat menyadari tatapan pria dihadapannya yang tidak melihat ke arahnya.

Seakan sadar dengan pertanyaan pria asing itu, Dennis mengerjapkan matanya dengan cepat dan kembali menoleh ke arah pria itu.

Ia tersenyum, "Nothing. Kau harus cepat pergi, Man. Jika tidak para pengawalnya akan menemukanmu." Perintah Dennis seakan mengusir pria itu.

"Kau mengusirku?" Tanya pria itu sarkas.

Dante terkekeh dengan gugup, "Ti-tidak, tentu saja tidak! Aku hanya mengkhawatirkanmu." Balas Dante yang dihadiahi sebuah tinju yang mengenai perutnya sampai pria itu tersungkur.

"Akan kupenggal jika kau mengusirku lagi!" Ucap pria itu dengan sorot mata yang tajam kemudian berlalu begitu saja dari hadapan Dennis.

Damn!

"Dennis? Sedang apa kau disini? Are you okay?" Tanya sebuah suara yang berada di hadapannya.

Dennis menghela napasnya. Hampir saja, batinnya.

The Bad Boy STUCK With a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang