35| Mesmerized

34 6 0
                                    

Mawar meletakkan mangkuk berisi sup ayam yang baru saja ia buat. Ini sudah pukul Sembilan pagi dan Theo tengah membersihkan tubuhnya di dalam kamar mereka. Kamar mereka? Mawar tersipu malu saat memikirkan hal tersebut.

Otaknya kembali mengulang kalimat Theo yang begitu penuh makna dan kelembutan di dalamnya yang membuat Mawar menginginkan Theo mengucapakannya lagi.

"Aku mencintaimu."

Mawar menggelengkan kepalanya, mecoba mengenyahkan dua kalimat yang berhasil menyihirnya. Bagus! Kalimat itu selalu memenuhi kepalanya sampai saat ini.

Ia kemudian membereskan kekacauan yang dibuatnya sendiri di dapur dengan mencuci semua peralatan memasaknya dan meletakkan dua porsi nasi untuk dirinya juga Theo. Mawar terlalu berusaha melupakan kejadian yang baru berlangsung beberapa menit sebelumnya sampai ia tidak menyadari saat hembusan napas kasar yang menerpa lehernya.

"Mau kubantu?" Tanya Theo yang sontak membuat Mawar terlojak kaget.

"Astaga! Sejak kapan kau disini?" Tanya Mawar seraya mematikan kompornya.

Mawar menatap penampilan Theo hari ini. Pakaian yang sangat kasual dengan celana blue jeans dan kaus hitam nya yang sangat membuat Theo semakin mempesona dengan penampilannya yang sederhana di mata Mawar.

"Baru saja," balas Theo singkat. Ia merasa kedua pipi Mawar merona saat didekatnya dan kedua mata wanita itu sama sekali tidak meliriknya.

"Sedang mencari sesuatu?" Tanya Theo seraya menyindir Mawar.

"Huh?"

Theo menghela napas kemudian ia terkekeh geli, "Tingkahmu aneh. Apakah kau malu karena aku telah menyatakan perasaanku?" Tanya Theo dengan terang-terangan.

Sial, mengapa kau sangat to the point sekali! Batin Mawar meruntukki ucapan Theo.

Theo meraih pinggang Mawar, mendekatkan tubuh wanita itu ke tubuhnya sendiri. Ia meraih rahang Mawar dengan tangan kanannya dan mengecup lama dengan segenap perasaannya di puncak kepala wanita itu yang sukses membuat perasaan Mawar luluhlantak oleh Theo—Boss menyebalkannya.

"Aku serius." Sahut Theo yang dibalas dengan kerutan di dahi wanita itu.

"Aku mencintaimu, Mawar Widianto." Bisik Theo di telinga Mawar sembari menggigit kecil telinga itu memberi rangsangan pada Mawar.

Mawar memejamkan matanya seraya memegang dada tegap Theo, mendongakkan kepalanya dan memberanikan diri melihat wajah aristokrat Theo yang sangat ia kagumi. Jari lentiknya meraba rahang tegas, pipi, juga alis dan mata pria itu dengan perlahan. Ia terus memuja betapa indahnya dan beruntung dirinya saat dicintai oleh pria ini. Pria yang memiliki segalanya.

Tampan. Satu kalimat yang selalu Mawar sangkal bahwa Theo begitu pantas ia puja.

Di dalam mata cokelat itu tidak ada kebohongan yang tersirat. Kali ini Theo berbeda. Wajahnya begitu menatap Mawar dengan sayang, seolah Theo mampu meluluhkan hati Mawar dengan tatapan mautnya. Dan itu benar adanya! Mawar jatuh untuk pria yang belum lama ia kenal itu.

Mawar masih diam seraya terus menatap wajah pria itu. Ia terlalu gugup untuk membuka mulutnya dan mengatakan bahwa dirinya mencintai pria itu juga. Dadanya terlalu sesak kali ini karena perasaan membucah yang telah lama ia sangkal juga ia tahan sendirian setelah 9 tahun lamanya ia tidak pernah merasakan perasaan ini.

"Please, say something to me, Baby." Bisik Theo dengan lembut.

Mawar tersenyum, "Aku..... Aku juga merasakan hal yang sama." Ungkap Mawar yang mudah dipahami oleh Theo.

The Bad Boy STUCK With a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang