6| After Regret

29 6 0
                                    

HAPPY READING!!!

________________

Suara dentuman DJ menyeruak masuk ke dalam telinga di salah satu bar ternama di Jakarta. Hari ini keduanya resmi lulus dari sekolah menengah atas. Jangan bertanya mengapa mereka bisa datang ke sini. Jelas, mereka sudah berusia 18 tahun.

Mawar menarik tangan Ares dan membawanya masuk lebih dalam ke bar tersebut. Banyak sekali pengunjung yang datang mengingat malam ini adalah malam minggu.

Mawar dengan dress merah menyalanya yang memperlihatkan sedikit dadanya juga rambut yang ia ikat ke atas memperlihatkan leher jenjang putihnya.

Ares hanya menghembuskan napasnya setelah melihat itu. Sebelum ke bar ini, mereka terlibat adu mulut selama 25 menit dan tentu saja Mawar yang memenangkan peperangan ini.

Sementara Ares terlihat berbeda dari biasanya yang hanya menggunakan kaus juga celana jeans dan kacamata tebalnya serta rambutnya yang selalu dibelah kanan dan kiri tampil dengan kemeja hitam yang digulung dan celana bahan. Walaupun kacamata itu tetap bertengger di hidungnya.

Ares tidak terlalu tampan. Tetapi, Mawar selalu mengakui dirinya tampan.

"Nggak usah diikat bisa, gak?" Tanya Ares dengan ekspresi kesalnya.

Mawar menoleh ke belakang, kemudian tertawa geli saat melihat ekspresi kekasihnya. "Jangan cemberut gitu dong, Sayangku." Godanya sembari merangkul lengan Ares.

"Cih, kamu buta, ya? Semua cowok ngeliat ke arah kamu sekarang!" Geram Ares yang kemudian memeluk pinggang Mawar dengan posesif.

Mawar memerah, dirinya tersipu dengan perlakuan kecil yang dilakukan oleh Ares. Ares jarang memberinya perhatian seperti ini. Apalagi saat mereka kelas 12, itu sangat jarang mengingat Ares sangat menyukai buku latihan soal dibanding dirinya.

Jadi, Mawar amat senang bukan main saat Ares ternyata masih perhatian dengannya.

"Ayo, kamu harus cobain coktail di sini." Ajak Mawar yang kemudian menuju ke arah bartender.

"Ini nggak apa-apa, kan? Kayaknya kamu udah berpengalaman ya minum yang kayak beginian?" Ungkap Ares dengan tatapan menyelidik.

Mawar terkekeh sembari mengangguk, "Kamu tahu kan seberapa liarnya aku?" Tanyanya balik.

Tentu saja Ares tahu. Sudah di bilang mereka adalah kedua insan yang sangat bertolakbelakang. Sangat susah jika disatukan apabila salah satu pihak tidak mendukungnya.

Tapi, untungnya Ares memiliki jiwa kesabaran yang luas. Sehingga ia sudah terbiasa bermain nakal dengan Mawar. Tetapi, mereka belum menembusnya. Mereka belum jauh sampai ke sana.

Ares menyeruput coktail-nya. Ia seketika rindu dengan kedua adiknya yang kini berpisah dengannya dari jarak yang sangat jauh. Sebenarnya dirinya sudah tidak asing lagi dengan perkara seperti ini. Namun, dia juga harus bermain pintar. Mawar tidak tahu apa-apa tentang dirinya.

Perempuan itu hanya mengetahui siapa orangtua Ares, alamat rumah, dan kesukaannya. Sebatas itu, Ares masih menjadi misteri di kehidupan Mawar.

Mawar meneguk gelas vodka yang kesekian kalinya. Sedangkan Ares dengan masih setia memperhatikan kekasihnya yang sudah mabuk kepayang.

Ternyata dia tidak terlalu kuat dengan alkohol. Batinnya.

"Mawar, kau sudah terlalu mabuk." Peringat Ares dengan nada rendah.

The Bad Boy STUCK With a GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang