18🍭

1.7K 136 22
                                    

Mencintai seseorang yang juga mencintai kita adalah hal yang sangat membahagiakan, lalisa sangat bahagia dengan adanya Sehun di sisinya. Percaya atau tidak ia menempatkan sepenuh hatinya untuk seorang ahn Sehun.

Saat mereka kembali dari Busan, lalisa mulai di sibukkan dengan kegiatannya Menjadi seorang pelajar. apa lagi dirinya saat ini tengah mengikuti ujian akhir sekolah. Mau tidak mau dirinya berpisah sementar waktu dengan pemuda bermarga ahn.

Sehun selalu memberikan semangat dan juga perhatian sepenuhnya, sampai-sampai lalisa sedikit kewalahan setiap Menit Sehun selalu memberi kabar. Oke, lalisa paham itu bentuk dari cinta ahn Sehun untuk dirinya.

Kakinya melangkah keluar dari ruang kelasnya, sejak saat itu jenne dan juga lalisa sangat akrab. Bahkan gadis itu sekarang senang bercerita banya hal pada jenne, tapi lain halnya dengan sang ayah yang tengah menatap tubuh putrinya nanar dari kejauhan.

Tuan Lee menghirup nafasnya dalam dan membuangnya secara kasar, ia masih tak berani untuk memberi tahu akan kebenaran pada putri semata wayangnya itu. Hatinya akan lebih sakit saat melihat kehancuran dari raut wajah putrinya, dirinya harus memberikan banyak kekuatan untuk lalisa.

Dengan gelak tawa lalisa yang tengah bercanda dengan jenne membuat hati tuan Lee menghangat, jarang sekali lalisa akan tertawa lepas kalau bukan dengan Sehun.

"Putriku sudah kembali."

Liquid bening itu mulai membasahi wajah tuan Lee, kakinya mulai melangkah keluar dan berjalan mendekati lalisa yang tengah duduk di halte menunggu bus datang.

Tanpa di sadari lalisa tuan Lee mendudukan dirinya di sebelah putrinya, jenne yang menyadari akan kehadiran orang lain seketika menatapnya dengan penuh kegusaran.

"Hai jenne, kenapa dengan tawamu? Apakah tuhan sudah mengambil tawa recehmu itu."

Jenne hanya mengeleng, masih menatap tuan Lee yang sangat ia kenal. Itu adalah ayah lalisa Lee pengusaha kaya yang terkenal di kota ini.

"Tu_tuan Lee."

Seketika lalisa membalikan tubuhnya dan menatap sang ayah yang tengah tersenyum kearahnya. "Kalian ingin pulang, biar aku antar."

🌷
"Kau gila Sehun, kenapa kau masih memberikan ruang untuk wanita itu?"

Chanyeol nampak frustasi, entah kenapa pemuda ahn ini sangat bodoh. Sudah tau di sakiti sudah tau di khianati tapi masih tetap saja bertemu dengan gadis sinting itu.

"Aku harus menyelesaikan urusanku dengannya."

Chanyeol mendudukan dirinya di kursi yang tidak jauh dari meja kerja milik sehun, matanya menatap Sehun jengkel. Bagaimana tidak ia tak habis fikir saja kenapa Sehun masih mau-mau berhubungan dengan Yuna.

"Jika lalisa tau bagaimana? Apa yang akan kau perbuat, kau tahu kan jika lalisa bukanlah gadis yang gampang di bodohi."

Sehun memijat pelipisnya, tangan satunya masih berkutat dengan laptopnya. "Aku akan menyelesaikan urusanku dengannya segera."

"Jangan berbuat bodoh ahn Sehun!"
Terak Chanyeol, saat pemuda bermarga ahn keluar dari ruangannya.

"Terimakasih telah mengantarku paman, lalisa."

"Sama-sama." Ucap tuan Lee.

Hanya ada keheningan selama berada di perjalanan, lalisa sama sekali tidak membuka suaranya saat sang ayah tepat berada di sebelahnya.

"Bisakah kita bicara sebentar lalisa?"

Gadis itu hanya mengangguk, ia hanya ingin berdamai dengan sebuah kenyataan, rasanya lalisa juga lelah telah berlari terlalu jauh dari sang ayah.

BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang