12🍭

1.1K 112 4
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading.....

"Oppa, apakah seluruh gedung ini miliki perusahaanmu?"

Kepalanya terangkat, mata bulatnya menatap Sehun, iya, tentu saja Sehun memang lebih tinggi dari lalisa. Sudut bibirnya melengkung memperlihatkan senyum manisnya, lalisa dan Sehun memang masih berada di dalam lift sebab itu lalisa bertanya. Ia merasa bahwa sedari tadi dirinya dan Sehun tidak sampai2 di mana lantai yang dituju.

"Ya, tapi kurasa gedung perusahaan milik ayahmu lebih besar dari ini."

Tentu saja, lalisa memang tidak menampiknya tapi lihatlah pemuda yang saat ini berada di sampingnya. Di usianya yang masih terbilang muda Sehun sudah memiliki penghasilan yang sangat fantastis, wajar saja jika gedung perusahaannya saja hampir menyeimbangi milik ayahnya.

"Tapi kurasa kau lebih baik dari tuan, ehm_ maksudku ayah."

Lalisa mengigit bibir bawahnya ia tak ingin jika Sehun curiga tentang hubungannya dengan sang ayah, ia tak ingin melibatkan Sehun dalam urusan yang satu ini.

Sehun menatap lalisa, sejujurnya Sehun ingin mendengar kisah hidup lalisa lebih banyak. Terutama lalisa yang mengatakannya, ia tak ingin jika orang lain yang lebih dulu memberitahukannya. Saat tuan Lee ingin memberitahu tentang lalisa Sehun langsung memotong perkataan tuan Lee, memang tidak sopan tapi Sehun mengatakan bahwa dirinya ingin mendengar dari mulut lalisa sendiri.

Sehun paham jika saat ini lalisa belum sepenuhnya bisa membuka dirinya untuk siapapun maka dari itu Sehun sangat berhati-hati tentang perasaan lalisa, ia tak ingin mengecewakan gadisnya.

"Oppa, aku baru tahu jika alismu sangat bagus."

Gummy smile tercetak di bibir ranum lalisa, Sehun membalas dengan sebuah elusan lembut di kepala lalisa. Entah kenapa Sehun melihat sisi lalisa yang sebenarnya, yang jarang sekali terlihat.

Munkin bersyukur kepada sang pencipta yang saat ini Sehun sedang rapalkan, memandang gadis dengan seyum manisnya membuat Sehun lupa jika mereka sudah sampai di lantai yang di tuju.

"Oppa, lihatlah kita sudah sampai, kenapa kau memandangku terus."

Lalisa menaik turunkan alisnya, saat gadis itu menarik tangan Sehun untuk keluar, detik itu juga Sehun menarik kembali lalisa masuk kedalam lift. Sehun menekan tombol lift menuju lantai dasar kembali, lalisa mengerutkan dahinya tak mengerti. Lalisa pikir jika ada yang tertinggal.

"Oppa apakah_"

Sehun membungkam bibir lalisa dengan bibirnya, mencium bibir tebal itu sangat dalam. Lalisa terkejut sungguh, matanya membulat sempur. Dengan secepat kilat Sehun membuat lalisa diam mematung dan memberikan bibirnya untuk di hisap dan di lumat.

BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang