16🍭

1.1K 126 7
                                    

Keelima lelaki tampan dengan pakaian formalnya keluar dari bangunan yang setengah jadi, proyek yang sedang berjalan itu tengah mereka pantau secara langsung.

Wajah Sehun tampak tidak baik sekarang, ayolah proyek ini meleset dengan ekspektasinya. Seharusnya proyek ini akan di resmikan pada akhir tahun nanti, mau tidak mau harus mereka undur selama beberapa bulan.

Sehun menegaskan bahwa chanyeol dan juga lay turun langsung untuk menangani nya, pernyataan itu tidak dapat di ganggu gugat oleh siapapun. Dana yang di gelontorkan seharusnya cukup untuk menyelesaikan proyek ini secepatnya, untuk penambahan dana, Sehun sudah menyerahkan pada kai untuk secepatnya di cairkan.

Hotel,mall dan perumahan elit seharusnya selesai sesuai target. Sehun tidak mau tahu ia tak ingin menunggu terlalu lama.

"Kali ini aku tidak ingin mendengar kesalahan apapun, harus sesuai yang telah kita sepakati."

"Baiklah Sehun, sesuai dengan yang kau inginkan."

Tegas lay, menyadari atas kekesalan Sehun. Mau tidak mau lay harus menyetujuinya, ini memang kesalahannya.

Kakinya melangkah masuk kedalam mobil, mingyu memberikan berkas kepada lay dan juga chanyeol sebagai penanggung jawab atas proyek yang tengah di kerjakan saat ini.

"Semangat."
Kai memberikan senyumnya sebelum ikut masuk kedalam mobil bersama Sehun.

"Dasar ahn Sehun, apapun yang di inginkan harus sesegera mungkin."

"Sudahlah, ini memang kesalahanku. Wajar saja jika Sehun marah padaku."

"Ish, tapi tidak seharusnya memberikan ku hukuman jugakan."

Lay memukul kepala chanyeol pelan, seolah merasa di sisksa chanyeol mengeram kesakaitan. "Dasar."

"Sakit bodoh."

"Kau mengataiku bodoh park Chanyeol."

"Hehehe, tidak lay tersayang, aku hanya bercanda."

Chanyeol tersenyum dengan menampilkan giginya yang rapih, lay memutar bola matanya malas. Rasanya akan gila jika terus berada di dekat pemuda bermarga park ini.

"Kau tidak memberikan kami liburan Sehun, kita saat ini berada di Busan."

Sehun melirik kai yang duduk di sampingnya, akan selalu seperti ini jika mereka sedang berada dalam perjalanan bisnis. Matanya kembali terfokus dengan laptop yang berada di pangkuannya, tangannya sedang berkutat disana.

Kai terus saja merengkek, jika bayi besar seperti kai tidak di turuti kemauanya Sehun pastikan telinganya akan tuli sekarang.

"Selesaikan pekerjaanmu dulu hyung'."

"Dan berjanjilah setelah itu kau memberikan waktu liburan untuk kita."

Sehun mengangguk, tanpa menjawab.
"Wah, terimakasih tuan ahn." Ucap kai dengan mengembangkan seyumnya.

Tiba-tiba mobil berhenti, Sehun dan kai memandang satu sama lain.

"Ada apa?"

"Hyung' nona Yuna."

"Yuna."

"Sehun."

Sehun mengedihkan bahunya, ia sama sekali tidak tahu jika Yuna berada di Busan saat ini. Dan lebih mengherankan kenapa dirinya memberhentikan mobil yang saat ini Sehun naiki.

Tanpa menerka-nerka dan berifkir panjang.
Sehun melangkah keluar dari dalam mobil, memberikan tatapan tak suka apa yang saat ini sedang Yuna lakukan.
Bagaimana bisa gadis itu membahayakan keselamatan banyak orang, terutama dirinya.

BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang