18+
keras kepalanya membuat seorang ahn Sehun mulai tertarik dengannya. ingin ikut masuk kedalam kehidupan sang gadis yang ia temui di sungai Han tempo hari.
-jangan ikut campur dalam urusan ku. lalisa Lee
-aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi. ahn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading....
"Apakah ini sakit Sehun?" Lalisa mengusap lembut luka yang berada di dahi Sehun, luka yang didapatnya saat berkelahi tadi.
"Lalisa, ini tidak sakit."
Sehun mengambil alih tangan lalisa yang berada di dahinya, mengusapnya dengan lembut. Senyumnya terukir saat matanya menangkap betapa khawatirnya lalisa saat ini, apalagi saat sekelumit ingatan saat lalisa menciumnya berputar kembali.
"Lalisa_"
"Yah."
"Ganti bajumu, dan istirahatlah."
Lalisa menatap irisan coklat milik Sehun, bibirnya ingin mengatakan sesuatu tapi rasanya takut. Mana ada seorang wanita yang mengatakan lebih dulu.
"Sehun_"
"Ada apa?"
"A-apa hubunganmu dengan wanita tadi?"
Sehun mengerutkan alisnya, mengingat apa yang baru saja lalisa katakan. Wanita? Ia merasa tidak dekat dengan wanita manapun selain dirinya.
"Ck! Kau yah. Aku melihatmu berbicara dengan wanita lain dan kau terlihat sangat dekat dengannya."
Sehun sadar jika lalisa saat ini tengah cemburu padanya, maka dari itu lalisa pergi meninggalkan pesta pernikahan Suho. Senyumnya begitu lebar hatinya menghangat betapa senangnya melihat lalisa tengah cemburu.
"Jangan tersenyum Sehun, kau sedang mengejekku?" Lalisa membuang padangan kearah lain. Kesal sekali rasanya, cukup untuk saat ini sehun benar-benar membuatnya gila.
"Apakah kau dan_"
"Lalisa," Sehun mengambil tangan lalisa yang tengah bersilang dada, senyumnya begitu tulus. "Dia adalah Yoona Noona, istri dari saudaraku Ji Chang Wook, kau cemburu lalisa?"
Sehun benar-benar menyebalkan kali ini, lalisa memutar bola matanya malas. Ayolah apakah pemuda yang ada di depannya ini sangat tidak peka dengan perasaannya.
"Sehun, aku bertanya kenapa kau seolah mengejekku."
"Aku tidak mengejekku."
"Ish, ahn Sehun."
Lalisa memukul-mukul dada bidang Sehun, tangannya tak henti-hentinya berulah disana. "Kau menyebalkan ahn Sehun."
