15🍭

1.1K 113 5
                                    

Gadis itu masih dengan mood buruknya, sejak sampai di hotel, Sehun juga tidak kunjung menampakkan dirinya. Lalisa sudah membersihkan dirinya satu jam yang lalu, dan sekarang sudah pukul tujuh malam. Mata bulatnya memandang pintu berharap Sehun masuk dan menemuinya.

Tapi rasanya mustahil jika Sehun menemuinya sekarang, sebab pemuda itu bilang jika dirinya harus segera mengunjungi lay ada hal yang sangat penting.

"Dasar menyebalkannya."

Lalisa mengerutu, dirinya benar-benar jengkel. Berdiam diri di kamar tanpa ada kegiatan serasa seperti orang bodoh, Sehun mengajaknya ke Busan apakah untuk menemani pemuda perkulit putih itu tidur saja. Lalisa mendengus kesal, kakinya di hentakan secara kasar.

Ketukan pintu seketika mengudara..

"Lalisa apakah kau ada di dalam."

Lalisa menatap pintu, matanya memicing sebab suara asing itu mengudara dan seolah mengenal dirinya.

"Lalisa."

Dari suaranya lalisa bisa menebak jika itu seorang gadis, tapi lalisa tidak begitu dekat dengan siapapun kecuali Sehun. Ah ya jenne juga yang selalu menganggunya.

Kakinya melangkah perlahan, tangannya terulur memegang gagang pintu dan membukanya. Dahinya mengkerut memandang gadis yang tengah tersenyum kearahnya, tapi lalisa sama sekali tidak mengenal gadis itu sebelumnya.

"Siapa?"

"Hai, kau lalisa kan? Aku rosean."

Rosean mengambil tangan lalisa dan menautkan dengan tangannya, seolah mengenalkan diri satu sama lain.

"Ro_rosean?"

"Yah lalisa, aku adalah sekertaris dari park Chanyeol serta merangkap menjadi kekasihnya."

Lalisa mengaruk tengkuknya yang tak gatal, tersenyum menampilkan gigi-gigi rapihnya.

"Apakah dia teman bisnis dari ahn Sehun?"

"Yah, tentu saja. Kau lalisa Lee, putri tunggal dari tuan Lee min ho."

"Ehm, iya dari mana kau tau?"

"Tidak, kau sangat cantik."

Ucap rosean dengan penuh keantusiasan, menurut lalisa gadis itu sangat aneh tapi sekaligus ramah, dirinya tak merasa canggung saat gadis itu ingin berkenalan dengannya.

"Lalisa mari kita keluar."

"Kemana?"

"Pantai, tuan Sehun memesan hotel ini dekat pantai. Kita bisa bermain disana sambil menunggu para laki-laki menyebalkan itu kembali."

Sebelum lalisa menjawab rosean, suara dari arah lain seketika menerobos masuk.

"Aku sudah siap eonni, ayo kita berangkat."

Lalisa dan jenne seketika saling memandang, detik itu juga mata jenne berbinar saat melihat sosok yang ada di depannya.

"Lalisa."

"Jenne, kau juga ada disini."

"Ehm, itu_anu, aku di ajak_"

"Dia kekasih Kim kai lalisa."

Lalisa masih belum  mengerti, menatap Janne intens meminta penjelasan dari jenne sendiri. Bukannya memberikan penjelasan tapi gadis itu malah tersenyum dengan menampilkan gigi-giginya.

"Lalisa, aku memiliki kekasih dan kekasihku itu adalah teman dari kekasihmu."

Baiklah lalisa paham atas penjelasan dari jenne, tapi apakah dunia ini serba kebetulan. Kenapa dirinya di kelilingi orang-orang menyebalkan.

BELOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang