Part 16: Eye for an Eye

68 15 7
                                    

Hallo! Masih inget dengan hanbin - deana - oriana? Semoga kalian enggak bosen ya. Selamat Membaca! ^^ 

           Sudah hampir seminggu, kamu masih belum terbangun pasca operasi. Hanbin masih terdiam, memandangmu dibalik kaca pembatas ruang. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya pelan. Ia pun menoleh.

           Seorang lelaki yang pernah tidak sengaja bertemu di festival tanabata. Raka, laki-laki yang membuat karirmu melambung tinggi. Seseorang yang membuatmu meninggalkan dunia malam yang penuh kesuraman.

"Gimana keadaannya?"

"Belum ada kemajuan."

"Harusnya saya tidak meninggalkannya disini sendirian." Hanbin meliriknya tidak suka.

"Tidak, dia tidak sendirian disini."

             Raka tersenyum meremehkan, melirik hanbin dari bawah sampai atas sambil memasukkan kedua tangannya di kantung mantelnya.

"Anda terlihat menyedihkan."

"Lebih menyedihkan anda, bagaimana rasanya ditolak ditempat umum?" Terpancar amarah dimata hanbin. Ia siap menyerang disaat yang tidak tepat, sayangnya raka membalasnya dengan terkekeh. Ia pandai menyembunyikan perasaan sebenarnya. Apakah kamu memberitahunya sehingga hanbin tahu tentang penolakan itu? Atau...

 Apakah kamu memberitahunya sehingga hanbin tahu tentang penolakan itu? Atau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya tidak suka membuang-buang waktu. Apalagi berdebat tidak penting seperti ini."

"Oke."

"Biarkan sisanya saya yang urus." Hanbin menoleh tidak setuju dengan ucapan Raka.

"Anda tidak berhak atas hidupnya Deana."

"Jelas saya berhak, karena deana adalah talent saya. Anda yang seharusnya berkaca, peran apa yang sudah anda korbankan demi deana?"

"..."

"Anda tidak mengerti apa-apa."

"Anda terlalu naif."

              Hanbin bergegas pergi, mengabaikan keberadaan raka disampingnya. Pikirannya masih sangat penat, terlebih penyelidikannya secara privasi semakin mengarah pada papanya. Hanbin jelas masih mengingat bagaimana masalalunya yang kelam karena papanya.

"Masih belum sadar?" Oriana datang sambil membawa sebuah kotak makan. Ia memberikannya pada hanbin. Selama hanbin hilang arah, hanya oriana yang paham. Ia tidak melupakan jadwal makan hanbin, karena sudah pasti hanbin akan sulit membagi waktu untuk dirinya sendiri.

              Urusan kantor pun sudah semingguan ini tidak dihandle langsung oleh hanbin, beruntung keadaan masih stabil karena diback-up oleh tim kaki kanannya hanbin. Namun, hal seperti ini tentu memberi peluang pada kolega-kolega yang tidak sejalan dengan hanbin.

"Kamu enggak perlu repot—"

"Makan, Bina."

"Iya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Orihime & HikoboshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang