Part 8: Addicted of the Memories

82 13 1
                                    

Hallo! Masih ingat dengan cerita ini? Semoga masih ya. Kalau bisa bacanya sambil dengerin lagu diatas. Happy Reading! ^^

------

.A little time, not a moment wasted with you.

            Tersedia berbagai makanan baik dari makanan ringan sampai ke makanan berat. Hanbin duduk dengan malas, tidak minat untuk menatap seseorang disekitarnya. Oriana pun duduk disamping hanbin, sementara lelaki paruh baya itu duduk disebrang meja dalam diam.

            Sulit menjadi Oriana karena merasa tidak ada keharmonisan diantara anak dan papanya. Akhirnya ia berdehem untuk memecah suasana, menaruh beberapa lauk ke piring hanbin. Hanbin hanya diam.

"Kamu mau brokoli?"

"Enggak."

"Anak itu—susah sekali menelan hijau-hijauan." Lelaki tua itu ikut komentar.

"Tskk—" Hanbin hanya mendesis jijik.

"Besok jam 1 siang, papa sudah siapin tiket buat kamu." Hanbin melirik tidak suka pada papanya. "Kantor cabang yang rencananya akan buka tinggal beberapa persen lagi kematangan rekonstruksinya."

"Wah—" Oriana menanggapi dengan takjub. Sementara itu hanbin makan dengan tenang.

              Kamu masih termenung dibalik balkon kamar, memandang sinar lampu dikota ini. Sesekali memandang kebawah dengan perasaan abu-abu. Entah mengapa hidupmu bisa sehampa ini. Ini terasa sangat menyesakkan.

09.00 AM

"Kamu ngeliatin apa?" Ara dengan tatapan menyelidik. Kamu menghela napas tanpa menatap kearahnya. Fokusmu hanya terarah pada beberapa orang yang sedang membersihkan barang-barang yang berserakan diruangan hanbin.

              Bahkan papan namanya pun sudah tidak berada pada meja lebarnya. Ada beberapa tatanan yang sengaja dihilangkan diruangannya. Kamu merasa ada yang tidak beres.

"Kok—rasanya ini seperti mengosongkan ruangan bukan membereskan?" Mendengar kamu bertanya, ara hanya menghela napas berat.

"Hari ini pak hanbin pindah cabang."

"Eh?" Kamu terkejut bukan main. "Kemana?"

"Cabang kantor yang baru diresmikan beberapa hari yang lalu. Pak hanbin difokuskan untuk handle kantor disana." Paparnya dengan berat hati.

"Kok dadakan?"

"Kaya enggak tau aja kemaren sekacau apa." Kamu terdiam.

              Tiba-tiba sosok yang tidak ingin kamu lihat sudah muncul dihadapanmu sambil melipat kedua tangannya didada. Perasaan angkuh semakin terlihat ketika ia melihatmu sedang termenung memikirkan sesuatu.

"Dea, bisa kita bicara sebentar?" Kamu berjalan mengikuti Oriana yang perlahan masuk keruangan hanbin selepas ruangan itu dibersihkan.

"Dea, bisa kita bicara sebentar?" Kamu berjalan mengikuti Oriana yang perlahan masuk keruangan hanbin selepas ruangan itu dibersihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orihime & HikoboshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang