Part 3: There's No Love

92 17 1
                                    

Holla kembali lagi dengan kisah Hanbin - Deana. Semoga kalian enggak bosen ya. Happy Reading! ^^

"KOK KAMU—"

"Panjang ceritanya, Yo." Yoyo senyum sumringah, lalu doi mengacak-acak rambutmu.

"Berarti udah waktunya kamu rehat atau bahkan berenti dari dunia malam itu."

Kamu menundukan kepala sambil memainkan higheelsmu. Kamu dan yoyo sedang asyik ngopi dikoridor kantor, mengisi waktu luang disela-sela waktu istirahat.

"Gak bisa."

"Kenapa?"

"Karena—"

"Deana, berkas yang saya kasih udah direvisi?" Kamu menoleh dengan kaget. Paham betul suara siapa ini. Tentu saja suara pak bosmu.

"Belum."

"Saya gak mau tau, revisian harus sampe kesaya hari ini." Kamu menghela napas, lalu memilih pergi. Kamu memberi isyarat untuk kembali pada yoyo dan yoyo memaklumi kepergianmu. Pada dasarnya kamu enggak bisa diatur. Tapi mengingat semuanya sudah masuk dalam kontrak kerja tentang bagaimana kamu bersikap dikantor ini. Kamu memilih nurut.

Sebenarnya kamu gak punya basic apa-apa tentang job yang kamu naungin ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya kamu gak punya basic apa-apa tentang job yang kamu naungin ini. Jadi sesekali bertanya pada Ara. Awalnya Ara menerimamu dengan baik, bahkan mengajarimu dengan sabar. Tapi lama-lama jadi judes kalau dia jawabnya udah berkali-kali tapi kamu gak ngerti-ngerti.

"Lain kali dengerin, Dea. Biarpun umur lebih tua kamu. Tapi kamu junior disini." Kamu menatapnya dengan tatapan datar sambil memainkan pulpen. Terdengar suara langkah ara yang menjauh. Sepertinya dia masuk keruangan hanbin, alias pak bosmu.

"Deana."

"..."

"Ikut saya keruangan." Kamu melirik rekan kerjamu, Ara yang baru saja keluar bersamaan dengan hanbin yang menunggumu dibalik pintu. Sampai dimana kamu dan hanbin sudah berada diruangan.

"Bagian mana yang gak bisa kamu pahamin?" Kamu melirik malas.

"Semuanya."

"Sini." Kamu makin males sebenernya buat menanggapi. Tapi makin lama tatapannya makin tajam.

"Deana—" Mau gak mau kamu mendekat kearah hanbin dengan tatapan datar. Lalu doi menjitak dahimu dengan tangannya.

"Reset."

"Kamu enggak capek liat Ara mencak-mencak ngajarin kamu—"

"Enggak."

"Perlu aku yang ajarin kamu?" Loh? Loh?

"Gak perlu, pak."

"Hanbin, Deana." Hanbin mengingatkan.

"Iya, pak hanbin."

"Hanbin Dea, aku udah pake mode reset."

"Saya bukan robot, pak." Dan kamu bisa lihat muka doi yang serius banget. Doi condongin mukanya kearah kamu.

Orihime & HikoboshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang