Selesai

745 140 124
                                    

"Apa apaan sih ini!" Yeji melepaskan tangan Jeno dari lengannya dengan kasar.

Jeno masih tetap diam saja.

Kini mereka hanya berdua, di ruang seni. Sengaja Jeno gak nyalain lampu dibiarkan gelap. Pintunya juga tertutup, terdapat bantuan cahaya dari jendela saja.

"Gue mau balik." ucap Yeji berjalan ke arah pintu tapi Jeno kembali menariknya kembali ke posisi semula.

"Lo apa apaan sih!" ucap Yeji kesal.

Jeno menarik napasnya dalam, "Harusnya aku yang bilang gitu.. Kamu apa apaan??"

Kening Yeji berkerut.

"Kemaren tiba-tiba kamu chat aku bilang putus, ngeblock nomor aku, dm aku gak dibales, aku ke rumah kamu gak mau temuin aku, hari ini kamu seharian hindarin aku. Itu semua apa apaan!??" kata Jeno cukup ketus.

Yeji senyum miring.

"Jawab Yeji"

"Semua udah jelas Jeno"

"Apanya yang jelas?"

"Kita putus"

"Itu menurut kamu, aku enggak"

"Terserah"

"Maksudnya?"

"Terserah kamu mau anggep kita udah putus atau belum. Yang jelas aku udah anggep kita gak ada hubungan lagi." kata Yeji santai berjalan ke pintu.

Jeno yang naik pitam meraih kedua pundak Yeji dan mendorongnya hingga punggung Yeji terpentok tembok karena dorongannya cukup kasar.

Yeji hanya bisa menatap mata Jeno dengan mata sembapnya yang tak kunjung pulih. Di lain sisi Jeno menatapnya dengan sorot mata yang tajam.

"Kenapa kamu jadi gini sih!? Hng!??!" -Jeno

"Kamu tau jawabannya."

"Aku gak mau putus"

"Terserah"

"YEJI!! SEJAK KAPAN KAMU JADI KAYA GINI HAH?!?"

Yeji cukup kaget dengan bentakan yang Jeno lontarkan. Matanya mulai berkaca-kaca tapi ia tahan.

"Sejak kapan?" kata Yeji berusaha terlihat tenang.

Jeno diam. Rahangnya terlihat mengeras.

"Sejak aku sadar betapa tololnya aku selama ini. Aku gak mau jadi tolol lagi."

Jeno mengernyit, "Ngomong apa sih Ji. Gak jelas."

"Jelas banget kok buat aku Jen. Segimana gobloknya aku yang percaya semua kata-kata tipuan yang keluar dari mulut kamu, sumpah ya aku beneran goblok ternyata.."

"Aku gak ngerti"

"Udah berapa lama kamu sama Yuna?"

Tangan Jeno yang semula meremas kuat kedua pundak Yeji mendadak melemas. Alisnya yang berkerut juga perlahan memudar.

Yeji senyum miring lagi, "Jawab dong"

katanya sih, TEMAN | Hwang Yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang