He's Coming [END]

1.8K 172 141
                                    

Satu tahun berlalu.

Yeji kini bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta. Hari-harinya makin sibuk. Pergi pagi, pulang sore, tidur. Akhir pekan diisi sama kegiatan beres-beres rumah, nyuci, ngepel dan hal random lainnya. Yang namanya drakor tuh hampir gak kesentuh, saking padatnya jobdesk yang dikerjain. Kalo udah di rumah juga bawaannya capek, jadi ya udah tepar yang ada.





Pagi ini, hari minggu. Yeji bersiap mau lari pagi sendirian keliling komplek. Mau kencengin badan ceritanya. Udah berasa loyo banget karena jarang olahraga.

Yeji keluar rumah. Baru buka pagar, ia dikejutkan dengan keberadaan Aisha di depan rumah.

"Aisha? Kaget gue.."

Aisha tersenyum, "Setan kali ah gue.."

"Masuk, Sha.. Ayo!" ajak Yeji.

Aisha geleng, "Engga usah. Gue ke sini mau nganter ini doang" ucapnya seraya memberikan undangan kepada Yeji.

"Minggu depan? Jadi nih?" tanya Yeji sedikit menggoda Aisha.

"Jadi lah, gila lo masa kaga!"

Yeji terkekeh. Ia sudah tau sebelumnya jika Aisha akan menikah dengan Changbin minggu depan. Akad nikahnya Hari Sabtu, tapi ia diundang di resepsi pada Hari Minggu.

Sebenarnya Yeji sebelumnya diminta oleh Aisha untuk jadi bridesmaid, tapi Yeji nolak karena ia masih sibuk ngurusin kerjaan. Takutnya malah keteter antara kerjaan sama persiapan jadi bridesmaid. Jadilah sekarang Yeji datang sebagai tamu undangan. Tanpa partner, padahal di undangan ditulisnya Yeji and partner.

"Jangan lupa bawa partner ya!" kata Aisha balas ngeledek seraya masuk dalam mobilnya lalu pergi dari hadapan Yeji.

"Kurang ajar," misuh Yeji.

Sepeninggal Aisha, Yeji kembali masuk ke rumah untuk meletakkan undangan pernikahan Aisha di atas meja tamu.

"Yeji? Undangan siapa?" tanya Ibu Seulgi.

"Aisha"

"Nikah kapan jadinya? Sama Changbin?"

Yeji ngangguk, "Minggu depan, Bu.."

"Wah, alhamdulillah kalo gitu ya.."

"Iya, Bu.."

"Nah, kalo kamu kapan?" tanya Ayah Minhyun yang baru datang sambil bawa kopi. Duduk di sebelah istrinya.

Yeji ngernyit, "Kenapa bilangnya gitu?"

"Iya lah emang harusnya ayah bilang apa?"

"Kakak kamu aja udah nikah, sekarang ya tinggal kamu lah.." tambah ayahnya.

Yeji mendengus sebal.

Ibunya terkekeh, "Udah lah, Yah.. Gak usah godain Yeji gitu.. Kasian, pacar aja belum dapet.."

"Ah tau ah, males. Skip aja, Yeji mau olahraga dulu. Bye!" Yeji melesat pergi dari rumah.













•••















Sekitar satu setengah jam waktu yang dibutuhkan Yeji untuk lari mengelilingi komplek perumahannya, itu udah termasuk waktu istirahat dan jajan bubur ayam di depan komplek.

Yeji pulang ke rumah. Berjalan lunglai, dengan peluh yang menetes tak kunjung kering di wajahnya.

Langkahnya melambat saat ia sampai di depan rumah berpagar cokelat.

katanya sih, TEMAN | Hwang Yeji ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang