Hi cerita baru nih, hehe
Fyi... Aku gak hapal daerah Jakarta yah, jadi untuk letak lokasi di cerita ini gak aku sebutinMaaf banget, typo bertebaran
Luv u all 💜😊💜
*. *. *.
Di salah satu daerah kecil di Jakarta, seorang remaja sedang sibuk menyiapkan diri nya untuk berangkat ke sekolah di pagi hari yang mendung ini
"Gue harus cepat nih, semoga saja hujan tidak turun waktu dijalan" gumamnya sembari tangannya mengikat tali sepatu yang bahkan dia sendiri tidak tau cara mengikat yang benar, dia hanya menggulung kedua talinya dan menyelipkan nya ke dalam sepatu
Dengan cepat remaja ini berjalan setelah selesai mengikat eh lebih tepat nya setelah selesai ia selipkan tali sepatunya, dia gak bisa ikat sepatu
Tik
Tik
Remaja ini berhenti di depan pintunya sembari mendengus kesal
"Sial... Hujan!" Dengus nya, ia lalu mengintip jam yang ada di rumah tetangganya
"Masih jam enam semoga saja hujannya cepat berhenti" gumamnya pelan, remaja ini mondar mandir di dalam rumahnya, menggigit jarinya bahkan matanya sudah berkaca-kaca dia tidak suka jika tidak datang ke sekolah, remaja ini juga tidak suka jika datang terlambat dan berakhir di hukum berlari di lapangan, belum lagi pelajaran pertama hari ini adalah mate matika, gurunya nyeremin, jangan sampai dia dihukum sama kedua guru killer di sekolah nya itu, guru BK dan mate matika, beuh bisa mati muda dia
Hujan baru berhenti saat sudah tiga puluh menit terlewati, dengan cepat remaja ini menyambar tasnya dan berlari secepat mungkin, sepatunya yang baru aja dia cuci kemarin kotor lagi karna kena sedikit lumpur dan basah karna genangan air bekas air hujan,
Remaja ini sampai di sekolah terlambat dua puluh menit, sekolahnya jauh dari rumah, ketinggalan bis ditambah di tengah jalan sempat hujan lagi sebentar jadi dia milih buat neduh dulu, kalo naik angkot, angkotnya gak bakal pergi sebelum ke isi semua, edan emang!!
Remaja ini lagi ngendap ngendap di belakang tembok sekolah, udah kayak maling mau nyolong disekolah
Terus natap dinding tembok yang lebih tinggi darinya itu sedikit
"Modahan gak ada pak Usman, bisa mati gue kalo ketauan" gumamnya, jadi pak Usman itu guru agama islam sekaligus guru BK, pertama tama dia lempar tas nya dulu, pas dengar suara gedubrak di seberang tembok remaja ini mulai manjat, dia naik ke atas batu besar yang ada disitu memang,
Bruukk
Prakkk
"Awww!!" Erangnya, dia udah didalam sekolah, temboknya tinggi banget gila, pantatnya sakit nyium tanah
"Khmmm... Khmmm" remaja itu meringis pas dengar suara batuk pak aji Usman, gurunya yang berdiri di belakangnya sambil megang tas nya
"Randa tumben kamu terlambat" ujar pak Usman datar, remaja yang di panggil Randa ini nyengir, sambil usap pantat nya yang masih nyut nyutan
"Hujan pak" jawabnya, pak Usman ngangguk
"Ini hujan tapi teman kamu gak ada yang terlambat tuh" Randa mendengus kesal, iyalah!! orang mereka anak sultan semua, pulang perginya pakai mobil, walaupun ada yang pakai motor sih, tapi motornya moge semua, ninja Yamaha kayak mau tanding Ama Rossi, sedangkan Randa?
Dia jalan kaki, lari lebih tepatnya, bagus bagus kalo gak ketinggalan bus lah ini?"Ayolah pak, ini pertama kalinya saya terlambat kok, lain kali gak lagi deh pak" rayunya, pak Usman menggeleng
"Peraturan tetap peraturan Randa, sekarang lari Putari lapangan lima kali, ini udah saya kasih keringanan harusnya kamu lari nya dua puluh kali sesuai menit keterlambatan kamu" Randa lagi lagi mendengus, dia pergi kelapangan ninggalin pak Usman yang masih megang tas dia, biasanya tas nya di kembaliin nya pas hukumannya udah terlaksana