011

2.3K 258 37
                                    

Randa mengayuh sepeda di pagi hari ini dengan lemah, keringat tercetak jelas di lehernya bahkan membasahi baju OSIS nya, Randa sudah pasrah jika dia terlambat ke sekolah baru nya di hari pertama, terserah juga jika ia akan di hukum di hari pertama

Sepeda yang sudah lama itu mengayuh di jalanan, sesekali Randa menyeka keringatnya


Byuuurrr


Randa berhenti mendadak, menatap mobil hitam yang melewatinya hingga genangan air yang terdapat dibawahnya muncrat ke arah nya dan mengotori pakaian nya

"Siall" gumamnya dan menatap mobil itu, mulutnya tersenyum kecil kala ia mengetahui mobil siapa itu, terlihat dari kaca mobil di belakang nya, Reza sedang tertawa bersama ayahnya, sepintas terbesit rasa iri, tapi sudahlah dia yang memilih ini, yang dia harap semoga kedepannya dia tidak bertemu kembali dengan mereka.

"Sebaiknya gue pergi besok aja" gumam Randa, menghela nafas dan kembali memutar sepedanya, pakaiannya sudah kotor sekarang tidak mungkin dia pergi ke sekolah dengan keadaan kotor seperti ini, apalagi jarak SMA 5_ sekolah Randa sekarang sangat jauh dari tempat tinggalnya, membutuhkan waktu satu jam untuk sampai ke sana

***

Randa merebahkan tubuhnya di kasur setelah membersihkan diri, wajahnya pucat tapi Randa tidak merasakan sakit, hanya merasa lelah

"Masih jam delapan pagi" gumam Randa, ia kembali berdiri dan menuju dapur, tadi dia tidak sempat makan dan sekarang dia akan makan

"Yah habis" mulut Randa melengkung ke bawah, melihat isi kulkas yang kosong, Randa berjalan keluar rumah dan akan pergi ke toko sebelah, disana terjual banyak bahan makanan

Randa mengambil mie dan juga telur, setoples sosis juga sebungkus nugget ayam, bukan udang karena Randa alergi terhadap udang

Randa kembali ke rumah, memasak Indomie juga menggoreng ayam lalu menyiapkan nya di atas meja

"Selamat  makan!!"

***

Reza keluar dari dalam mobil, Memandang takjub pada sekolah tempat di mana sahabat nya dulu juga bersekolah disini, gedung empat tingkat dengan fasilitas memadai, sekolah ini juga terkenal karena sering mendapat penghargaan dengan akreditasi Nasional A, yang bersekolah disini kebanyakan orang kaya atau tidak harus pintar, pintar itu sebenarnya kewajiban di sekolah ini, dulu Reza sempat mendaftar di sekolah ini, tapi karena otak nya pas Pasan dan tidak memiliki uang, jadinya dia di tolak, berbeda dengan Randa yang memiliki otak encer karena itu dia bisa bersekolah disini dengan beasiswa, seketika seringai muncul di sudut bibir nya

"Akhirnya"

"Romeo" Reza berbalik memandang pada Ethan yang masih berada di dalam mobil,

"Iya pah?" Tanya Reza menatap Ethan polos, Ethan mengeluarkan beberapa lembar uang merah dari dompetnya, menyerahkannya pada Reza yang di terima dengan cepat oleh Reza, mata Reza memandang berbinar pada uang merah yang berjumlah delapan lembar itu, Romeo adalah panggilan Reza sekarang dari keluarga nya dan Reza menerima dengan baik nama Romeo yang kini hak nya. Iyakan?

"Papa akan pergi sekarang, nanti sopir akan menjemputmu, jangan nakal di sekolah ikuti kata kak Romi yah, papa pergi dulu" wejangan Ethan, hanya di dengarkan begitu saja oleh Reza, Reza hanya mengangguk dan memasang senyum termanisnya
Ethan memang tidak memberikan bodyguard ke Reza, Reza sudah dewasa pikirnya, dan Ethan juga merasa bahwa Reza tidak merasakan canggung dan tidak akan pernah berfikir untuk pergi lagi

Brruuummmm


Mobil Ethan sudah pergi dari wilayah sekolah, Ethan mencium uang merah di genggamnya, lalu mengambil handphone dan mendial nomor seseorang


"Udah dapat?" Ucapan di seberang membuat Reza berdecak kesal, "ck!! Jemput gue sekarang!" Ujar Reza dan mematikan sepihak handphone nya,

Lalu perlahan mengendap keluar gerbang sekolah, mengambil kesempatan untuk kabur saat satpam yang berjaga berbalik dan Reza pun lari





Langkah Reza berhenti di dalam gang yang sepi, di sana terdapat mobil butut sedikit penyok di luarnya, di dalam nya terlihat seorang pria dengan sedikit luka bakar di wajah duduk dengan menghisap rokok

Reza memasuki mobil itu,"dapat berapa?" Tanya orang itu, Reza tersenyum "delapan ratus ribu!! Cuman jajan buat sehari, gila banyak banget, seumur umur gua jajannya paling banyak lima ribu anjirr ini delapan ratus ribu, malah tuh orang ngambilnya kayak mungut daun di bawah pohon kering ,mantap gak tuh!?" Ujar Reza menggebu, orang itu terkekeh lalu menghisap kembali rokoknya dan mengeluarkannya di jendela.

"Sekarang kita mau kemana?" Tanya Reza ke orang itu, sedangkan orang itu tersenyum miring dan langsung menancap gas dan keluar dari gerbang


"Tentu saja bersenang senang"




Dan Reza menampilkan senyumnya miring nya, setelah mendengar ucapan itu




***


Pukul dua siang, Randa baru saja selesai membersihkan rumah, dan kini dia sedang menatap sertifikat rumah Dan tanah yang dia siapkan di atas meja

"Huffttt" Randa sudah berkali kali menghembuskan nafasnya, niat nya dia ingin menjual rumah ini dan membeli rumah di yang dekat dengan sekolah nya, tapi pikirannya berkecamuk ini adalah rumah yang di tinggalkan kakek dan nenek untuknya, rumah sudah menjadi atas namanya, tapi kalau untuk menjualnya?

"Gua gak bisa jual rumah ini, ini rumah peninggalan kakek sama nenek" gumam Randa dan kembali menyimpan sertifikat rumah itu ke dalam laci khusus berkas, rumah ini memang bergaya minimalis tingkat dua, terlihat seperti rumah orang mampu, tapi tidak ini rumah kakek yang dulu menjual kebun sebelum meninggal dan membangun rumah ini untuk Randa, setidaknya Randa tidak harus kembali ke jalanan saat mereka sudah tiada.

"Sekarang gua hanya harus cari kerja tambahan, pelayan restoran gak bakal bisa menghidupi gue" ujarnya, apalagi sekolah barunya sudah tidak ada beasiswa, Randa harus membayar sekolah per semester nya, buku baru juga seragam olahraga, uang tabungannya tinggal sedikit

Randa berjalan menuju kamar mandi, mencuci wajah lalu keluar dan mengganti pakaian, Randa akan pergi mencari kerja sampingan lagi.



***




Kaki Randa melangkah memasuki salah satu cafe di pinggiran kota, di pintu terdapat tulisan sedang mencari pegawai baru, dan Randa tentu saja tidak akan menyia nyiakan itu

"Permisi kak" ujar Randa sopan pada seorang wanita yang duduk di meja kasir..."iya dek, mau pesan apa? Adek bisa lihat menu yang ada di dep__"


"Nggak kak, nggak saya mau cari kerjaan, saya lihat di depan cafe ini sedang mencari pegawai baru" ujar Randa, kasir itu mengangguk

" oh baiklah, adek bisa langsung ke ruangan menejer" kasir itu menunjuk jalan dengan tangannya "jalan terus dari arah sini dan belok kanan, di Setu tertulis manager room, adek tinggal masuk saja" ujar pelayan itu, Randa mengangguk dan tersenyum

"Ah baiklah terima kasih kak"


Saat Randa melangkahkan kakinya, bunyi bell yang terdengar dari pintu yang terbuka menampilkan seorang pria tinggi dan sedikit kekar masuk ke cafe, Randa berbalik menatap orang itu dan seketika membulat..

"D..dia?" Gumamnya, tidak percaya matanya membulat Randa langsung memalingkan wajahnya saat orang itu juga berbalik, baiklah tubuhnya sekarang bergetar

Randa melangkah, tidak sedikit berlari untuk pergi ke ruangan manager itu

Randa harap orang itu tidak melihatnya, Randa terus melangkah cepat, hingga ia tidak sadar akan teman yang datang bersama pria yang masuk tadi, seorang anak seumurannya dengan seragam sekolah nya yang lebih dulu masuk dan tersenyum ke arah pria itu






TBC!!!

Hohoo

Next?

Typo beterbaran

Tinggalkan jejak!!!

Luv u all 💜😁💜😁💜




RANDA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang