menjadi dewasa di usia delapan tahun memang sulit bagi seseorang, apalagi untuk seorang anak pendiam seperti Randa.
Hidupnya penuh dengan keterdiaman, dia tidak pernah mengadu saat teman teman membully nya anak haram atau anak tanpa orang tua, sedikit iri pada teman teman SD nya yang di antar jemput saat sekolah, membeli barang barang bagus dan di pamerkan di sekolah.
Nenek selalu mengajari Randa untuk tidak pernah menuntut kemauan, yah untuk anak sekecil Randa saat itu mungkin akan merasa sedih saat teman temannya memamerkan mobil mobil-an yang bisa menggunakan remote.
Tapi Randa orangnya adalah orang yang mengerti ke adaan, dia tidak pernah menuntut, kalo nenek bilang tidak bisa ya sudah berarti memang tidak bisa, mau menangis sampai darah keluar pun gak bakal terwujud kalau memang gak bisa, walaupun nenek dan kakek tetap membelikan nya mainan yang di minta saat sudah lewat seminggu anak kecil itu meminta.
Pernah suatu hari, Randa itu menatap teman teman SD yang bermain di taman bermain, mereka membawa boneka bagus, mobil mainan juga pesawat yang bisa di kendalikan.
Dia ingin, tapi sadar kakek dan neneknya sudah bekerja keras di kebun, tidak mungkin terus menuntut untuk di belikan mainan yang sama, tidak sadar saja kakek dan nenek yang memang baru pulang dari kebun karena hari sudah ingin menggelap melihat bagaimana tatapan anak kecil itu menginginkan hal yang sama
"Randa..." Randa berbalik saat suara kakek nya terdengar, wajah yang tadinya senduh berubah tersenyum saat kakek memanggilnya dengan cangkul di tangan kanan
"Kakek, sama nenek sudah selesai dari kebunnya?" Tanya Randa tersenyum, dia berdiri di tengah tengah kakek dan nenek
"Iya nak" jawab nenek ia mengelus rambut hitam kecoklatan milik Randa karena anak itu saat kecil memang suka bermain sendiri di bawah matahari.
Mereka berjalan hingga sampai di rumah nenek, dulunya rumah nenek hanya satu petak, mereka bersih bersih lalu makan malam.
setelah seminggu Randa baru saja pulang sekolah. Dia masuk dengan wajah sedikit lebam di bagian kening juga luka di siku, nenek khawatir tentu saja, tapi Randa bilang kalau dia terjatuh saat meminjam sepeda temannya, hanya itu, dia tidak memberi tahu kalau dia di dorong oleh temannya saat temannya itu meminjamkan nya sepeda, nenek percaya saja.
Keesokan nya, randa bahagia karena di depan rumahnya ada sepeda kecil, bukan baru tapi dia bahagia karena kakek dan nenek bilang itu miliknya, nenek dan kakek juga meminta maaf karena hanya bisa membeli yang belas, Randa bermain di halaman depan dengan bahagia bersama sepedanya, hingga saat dia kelas enam SD, nenek dan kakek menjual kebun milik mereka, Randa hanya diam menatap transaksi jual beli di depan mata, lalu rumah yang satu petak itu, kakek ubah menjadi dua tingkat dan lebih bagus, Randa bahagia luar biasa, nenek dan kakek juga menyimpan uang di bank untuk masa depan randa, membeli barang barang dan mainan
Lalu bahagia itu hilang seketika saat Randa melihat banyak orang yang datang ke rumah saat baru saja pulang dari sekolah menengah pertama, Randa tidak menangis, saat tau kalau nenek sudah pergi ke istana tuhan, ia tersenyum, Randa menyimpan air matanya, kalau dia menangis nenek akan sakit di alam sana. Dengan tegar Randa melihat jenazah neneknya di simpan di dalam tanah, Randa tidak menangis, bahkan setelah seminggu kepergian nenek, Randa dan kakek tinggal berdua.
Tubuh kakek juga sudah tidak kuat, Randa merawat kakek, Randa tidak pernah mengeluh, Randa selalu tersenyum saat merawat kakek.
Saat kakek sedang tidur, Randa tanpa sengaja melihat selimut juga kalung di dalam laci milik nenek saat sedang membersihkan rumah, kalung yang terbuat dari berlian, Randa menyukainya dan langsung memakai nya, Randa juga menemukan selimut yang terukir nama 'Romeo sakara Mahendra' Randa membawa selimut kecil berwarna hijau itu ke depan kakek dan kakek pun menjelaskan semuanya
"Kakek minta maaf nak, Kamu kakek dan nenek temukan uhhuk... Saat nenek pulang di kebun, nenek melihat kamu ke dinginan di kebun" Randa terdiam, kakek melihat itu merasa bersalah, dengan susah payah kakek mencoba duduk, Randa yang peka membantu kakek.
"Itu nama aslimu nak, tapi kami tidak tau siapa keluargamu, dan nenek meminta kakek untuk merawat mu dan menjagamu, juga mengganti namamu" ujar kakek, tak terasa air mata Randa mengalir, ia menunduk, kakek menarik Randa kepelukannnya
..dan saat itu juga Randa menangis keras, kakek mengelus punggung bergetar randa, Randa terisak, apa dia di buang? Mahendra? Randa tau siapa keluarga mahendra, tapi dia tidak ingin kembali ke sana
Saat itu juga, Randa tidak suka dengan keluarga Mahendra walaupun dia tau kalau dia adalah salah satu dari mereka, Randa sudah berusia dua belas tahun dan apa yang mereka lakukan selama dua belas tahun ini? Pikiran Randa berkecamuk dan buyar saat merasakan elusan di punggungnya melemah, Randa berbalik dan menemukan kakek sudah menutup mata, air mata Randa kembali mengalir deras, tapi Randa tidak mengeluarkan suara sedikitpun, ia pernah berjanji untuk tidak menangis saat kakek dan nenek sudah dipanggil sang pencipta.
Dengan perlahan Randa menidurkan kakek kembali, Randa menggigit bibir saat ia sekarang sendiri an, dia sudah tidak punya siapapun yang sayang dengannya, Randa di tinggal, Randa sedih, tapi tidak pernah menangis.
Randa memeluk kakek untuk yang terakhir saat kakek sudah di doakan, Randa pun ikut membantu saat kakek sudah di kebumikan.
Dan selama ini setelah itu Randa hidup sendirian, ia bekerja dan mengandalkan beasiswa untuk sekolah.
Saat masuk SMA Randa bertemu dengan ana, gadis itu pendiam tapi akan cerewet jika bersamanya, mereka berteman, Randa juga pendiam, jadi mereka sama sama pendiam tapi saling nyaman.
Ana tau semua tentang Randa, Randa di pria dingin juga baik yang setia merawatnya jika ana kembali di hukum papa nya karena mendapat nilai rendah
Hingga kecelakaan ana menjadi awal masalah Randa, di keluarkan dari sekolah, di bully, dan di culik, rumah di bakar dan
Randa bertemu Keluarga nya, Randa diam, ia tidak ingin jujur pada mereka, mereka membuangnya!
Tapi semuanya tetap terbongkar, Randa memberontak, saat Reza membawanya kembali ke rumah mewah itu, Reza melakukan itu agar Randa tidak ketergantungan dengan apa yang dilakukan Jodi, mahendra keluarga kaya, Reza ingin Randa melakukan pengobatan, Reza ingin yang terbaik untuk Randa, tapi semuanya terlalu cepat saat Randa berlari keluar dan
Kecelakaan pun terjadi.
Dan Randa melupakan semua yang di alaminya, Semuanya.
Tidak terkecuali perlakuan Jodi,
Dan karena itu juga sifat Randa semakin dingin.
Dia tidak ingin di dekati siapapun.
Bahkan oleh Reza sekalipun.
Ia akan mengamuk, Randa sering mencoba melukai dirinya.
Randa terus berkata ingin lagi tapi tidak tau apa yang diinginkannya.
Randa merasa trauma di keadaan nya yang lupa ingatan.
Randa remaja rapuh yang memiliki banyak luka.
Randa, remaja itu kini bukan Randa yng dulu lagi.
Randa, dia, Randa berbeda, menjadi lebih liar dan lebih susah di atur.
Randa berbeda.
Sangat sangat berbeda.
Tbc!!!
Gimana?
Masih lanjut?
Hehe
Maaf kalo ngebosenin hehe,
Typo beterbaran
Luv u All 💜💜