04

3.3K 380 27
                                    

Ini hidupku dan dengan gampang nya mereka merusaknya .. Randa

***

Tubuhnya terbentur pembatas besi dekat jembatan sepi, Randa merasa sedikit nyeri saat punggung nya mengenai pembatas tersebut, beberapa kali mulutnya mengeluarkan lirihan untuk orang orang ini berhenti dan melepaskan nya

"K..kalian kenapa ganggu randa?" Tanya Randa lirih, mulutnya mengeluarkan darah dengan tampilannya yang sudah acak acakan

Salah satu dari lima orang di depannya tersenyum mengejek, lalu maju dan mencengkram dagu Randa sampai Randa meringis sakit, air matanya jatuh tapi orang itu tidak peduli dan malah mengeluarkan smirk nya

."gak ada alasan,.. gua.. gua cuman suka liat Lo kesiksa" ujarnya dengan remeh, dia Romi dan teman temannya, entah alasan apa, mereka berlima tiba tiba saja menyeret Randa yang baru saja selesai bekerja di salah satu restoran malam ini sebagai tukang cuci piring, ke jalan sepi dan membully Randa yang saat itu sangat kelelahan

Randa menatap Romi tajam, air matanya jatuh dia takut tapi dia harus melawan

"Lepasin randa!" Geram Randa, Romi tertawa saat wajah penuh luka juga memar akibat ulahnya itu menatapnya dengan sok berani

Bughh!!

Romi memukul perut Randa lagi, Randa terbatuk akibatnya dia merasakan sakit malam dingin juga di atas jembatan, Randa takut akan ketinggian

"Please... S..stopp.. uhhuk" ujar Randa, Romi memaksa Randa yang terduduk di pinggir jembatan untuk berdiri, Romi menyandarkan tubuh Randa di pembatas itu hingga tubuh Randa terhuyung ke belakang, Romi hanya ingin menakuti Randa Romi juga masih memegang kerah jaket yang di pakai Randa dengan kuat, di bawah sana arus sungai nya sedikit deras, dan sekarang sudah jam sebelas malam, Romi tidak bodoh untuk menjatuhkan Randa begitu saja

" Rom, lepasin aja biarin jatuh ke bawah hahah" canda salah satu teman Romi, Dani namanya teman Romi yang juga merupakan salah satu dari anak orang kaya dan pemberi donatur sekolah

Romi menyeringai, lalu menatap Randa dengan mengejek "haruskah?" Tanya pada Randa yang menggeleng hebat, kedua tangannya saling menggosok memohon ampun dan minta untuk di lepaskan

"Randa mohon hiks.. lepasin randa hiks.. maafkan randa kalau ada salah tolong lepaskan Randa hiks" isaknya, Romi terkekeh Randa menangis dengan hebat, tubuhnya memang lebih kecil dari Romi jauh bahkan.

"Turunin Rom, setidaknya dia harus coba ini.." ujar salah satu teman Romi lagi, kulit putih dan tinggi Rafi, dia mengeluarkan sebatang rokok dan korek juga bubuk putih yang Randa tidak tau namanya

Randa melihat rokok di tangan Rafi yang sudah dinyalakan menggeleng, Randa bahkan sudah terbatuk saat menghirup asapnya

Romi menurunkan Randa ke jalan aspal lagi, dan menahan tubuh kecil itu yang mencoba kabur, Randa tidak mau, Romi dengan paksa memaksa Randa untuk menghisap rokok yang di nyalakan, Randa terbatuk ia menggeleng air matanya jatuh, tapi Romi dan empat kawannya justru tertawa hebat, "hiks aku mohon uuhhuk jangan hiks.. uhhuk hiks.. gak gak mau hiks.." Isak Randa menggeleng, Romi tetap memaksa Randa untuk menghisap rokok itu hingga satu jam lamanya, rokok satu batang itu baru saja habis, Randa terkapar tak berdaya di atas aspal, Romi dan kawan kawannya masih ada dan justru tertawa melihat Randa yang terbatuk batuk kecil di pinggir jalan dekat pembatas jembatan

"Hahaha Cepu banget, baru juga sebatang"  ini Rangga, juga teman Romi, mereka berlima sedang duduk di jok mobil dan kursi lipat yang mereka bawa, mereka meminum alkohol dengan nikmat, mereka semua sudah mabuk berat sedangkan Randa masih terisak dengan tubuh yang sangat lemah dan lemas

"Ccih" Romi berdecih, saat randa mencoba bangkit, Romi mendekati Randa dan menarik Randa untuk mendekati mereka, Romi mengambil sebotol wine mahal lalu memberinya ke Randa, Randa yang melihat itu menggeleng, dia tidak tau itu botol apa tapi Randa sering melihat botol kaca seperti itu biasanya berisi minuman keras

RANDA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang