Konsep bahagia itu sebenernya bagaimana sih?
Randa ingin sekali merasakan bahagia, tertawa riang dengan senyum lebar manis yang terpasang..
Randa ingin sekali merasakan itu, kapan terakhir kali dia tersenyum?
Aku rasa tidak pernah, bukankah dari awal kisah nya sudah menderita?
Selama hidup nya, tidak ada kisah manis hingga mengharuskan nya tersenyum manis.
Senyum manis dia itu, adalah air yang keluar dari mata, dan tangisan dia itu, adalah Iskan yang keluar setiap detiknya.
Pernah melihat orang se menderita dia? Yang bahkan sudah lupa bagaimana cara tersenyum dan menatap hangat setiap orang dengan mata binar nya yang menggemaskan...
Semua derita dia Rasakan, bagaiman mengubah takdir? Bagaimana mengganti kisah?
Apakah dari Awal, Tuhan marah padanya?
Kata orang, Tuhan akan memberikan cobaan yang sesuai dengan kemampuan umatnya, tapi cobaan yang Randa terima terlalu banyak hingga dia tidak bisa menampung Semua nya.
Jadi, konsep cobaan yang sesuai dengan kemampuan Umatnya itu Bagaimana?
Menderita hingga menuju kematian? Apakah itu cocok untuk remaja yang bahkan baru menginjak usia Enam Belas ini?
***
Langit gelap dengan bertabur bintang, Randa tidak tau dia di mana, hanya ada bukit bukit dengan rumput ilalang berwarna hijau kekuningan setinggi lutut, setiap kaki nya melangkah kunang kunang bermunculan menerangi jalan nya, hingga tiba di tengah bukit, Randa melihat pohon besar berwarna emas di bawah sinar bulan, tepat di pinggirnya terdapat jurang dengan air terjun di sebrang sana.
Air terjun yang deras berwarna putih hingga suaranya terdengar kencang di telinga...
Randa berjalan hingga duduk di bawah pohon emas yang belum pernah dia lihat, "pohon besar yang indah" ucapnya sembari memejamkan mata, tanpa sadar senyum terbit di sudut bibirnya.
Beban nya seakan hilang, terangkat tersapu angin, Randa menikmati waktunya
Sendiri.
Bagi sebagian orang mungkin sendiri adalah hal yang menjengkelkan, tanpa teman tempat bercerita, Tampa teman tempat Sandaran, tapi berbeda dengan Randa, dari dulu dia hanya ingin sendiri saja, dunia terlalu kejam dan teman tidak bisa di percaya sepenuhnya, keluarga saja bisa mengkhianati kamu apalagi dengan teman yang bahkan Hanya orang luar?
Dulu Randa pernah bermimpi memiliki banyak teman, tapi setelah semua penderitaan yang dia alami sendiri membuat hati nya patah dan tidak menjadi pemimpi lagi, jiwa muda sang pemimpi yang di tanam sejak kecil di dalam hatinya hancur lebur tak tersisa.
Apa yang bisa Randa pimpikan lagi? Dia sudah hancur, hancur sehancur hancurnya.
Usapan tiba tiba di kepala nya membuat Randa yang tadinya menutup mata kini kembali membuka matanya, matanya tiba tiba saja berkaca kaca melihat sang gadis pujaan berdiri dengan senyum manis di dekatnya.
Melihat ke kanan dan kiri nya air matanya tidak bisa di tahan lagi, air itu jatuh mengalir melihat kakek dan nenek yang dulu merawatnya tersenyum hangat ke arahnya
"Hiks... Kalian" lirih pemuda itu, ia menumpu kepala nya pada kedua lutut yang di lipat, bahunya bergetar hebat hingga Gadis yang berdiri di depannya berjongkok di hadapan Randa, memeluk tubu ringkih itu dari depan, membiarkan Randa menangis di bahunya, gadis itu hanya mampu menekuk dan mengelus pelan juga lembut punggung bergetar itu
"A...ana hiks.., aku gak kuat lagi" lirih Randa dengan terisak, air mata ana ikut jatuh tapi bibirnya terpasang senyum sabit yang sangat cantik.
Ingat Ana? Kekasih Randa yang meninggal, entah ini surga, neraka atau perbatasan dunia, Randa tidak perduli.. yang jelas dia bertemu dengan Ana. Dan kedua kakek juga Nenek Nya.
Kakek ikut merangkul Pundak Randa, membuat Randa mendongak dan segera menghambur ke pelukan sang kakek, nenek menatap itu dengan sayu.
"Maafkan kakek juga Nenek yang sudah meninggalkan kamu di dunia yang kejam itu nak" ucap kakek, Randa tidak menjawab, ia hanya diam dengan tubuh bergetar di tengah Iskan yang di tahan hingga membuatnya sesak.
Lama suasana sunyi, suara Ana terdengar membuat Randa segera menatap nya dan mengangguk cepat
"Ingin ikut dengan kami?"
***
Sedangkan tubuh yang berada di rumah sakit itu kini tengah di rawat oleh beberapa dokter ahli profesional, perawat yang di turunkan juga sudah ahli dalam bidangnya.
Keadaan ruangan VIP yang sangat tertutup itu benar benar kacau, semua dokter bergerak melakukan semua yang di pelajari nya kepada pemuda yang terbaring kejang.
Siapa lagi selain Randa? Tubuhnya tiba tiba saja drop saat semua orang sedang terlelap tenang, darah keluar dari mulutnya secara tiba tiba, di ikuti busa yang biasanya berwarna putih menjadi merah karena darah yang keluar bersamaan di mulutnya.
Semua dokter dan perawat mengerahkan segala kemampuan, mengetahui bahwa pasien kali ini bukan sembarang pasien, jika ingin nyawa mu selamat maka selamat kan pasien ini, itu yang ada di pikiran mereka saat ini.
Para dokter juga sedikit bingung, apa saja yang sudah di alami pemuda ini? Pemuda yang baru mereka ketahui bahwa dia adalah bungsu keluarga Mahendra.
Di darahnya tercampur dengan narkoba, tubuhnya terdapat sedikit memar dan bekas luka yang tidak akan hilang, Bahkan hemofilia yang di deritanya membuat para dokter kelimpungan.
Apalagi, sepertinya dia akan menyerah dalam hidup, salah satu dokter paling senior di sana menatap dalam diam, sudah banyak kapas yang berubah menjadi merah karena darah yang tidak henti keluar dari mulut pemuda itu.
Dokter tua itu mundur perlahan membiarkan dokter yang lebih muda mengambil alih memeriksa keadaan Randa.
"Apa yang kamu alami nak? Kenapa kamu ingin menyerah?"
Tiba tiba saja tubuh yang tadinya tidak berhenti kejang menjadi diam tak bergerak.
Dokter yang paling tua menatap mesin di samping pemuda itu, garis yang melemah membuatnya menggeleng tidak berdaya.
"Dia menyerah" gumamnya yang dapat di dengar semua orang dalam ruangan itu, bahkan mereka yang tadinya sibuk ingin menormalkan kembali kondisi Randa ikut terdiam dengan kepala menunduk menatap kelam pada tubuh ringkih itu...
Semua yang berada dalam ruangan ICU itu sadar, bahwa mereka mengeluarkan air mata mereka untuk pemuda itu.
Pemuda yang menderita..
Tit....
Titt...
Titttttttt____
TBC!!