028

2.1K 263 23
                                    

Darah terus menetes dari lengan yang memiliki dua garis panjang dari benda tajam yang dia ambil dari dalam laci, sedangkan tubuh remaja itu sudah membiru dan terlihat pucat, tubuh nya terbaring di lantai dingin dan sudah bermenit-menit dirinya mencoba mempertahankan kesadarannya, tidak, Randa bukannya ingin bertahan, dia hanya ingin lebih menikmati rasa sakit Nya.

suara ketukan pada pintu serta panggilan suara tegas pria beserta suara lembut wanita menyapa di telinga nya, dan  pintu terbuka membuatnya seketika tersenyum, tersenyum dengan air mata yang keluar dari ekor matanya

Tok

Tok

Tok

"Sayang, Romeo, mama masuk yah?" Ujar manda, dia masuk diikuti Ethan di belakangnya,
Suasana dingin langsung menyambar ke tubuh mereka berdua, Manda dan Ethan jelas melihat kamar putra bungsu mereka gelap dan hanya menampilkan cahaya bulan, di balik jendela balkon yang terbuka lebar, kernyitan bingung jelas terpasang di sudut dahi mereka berdua, dan rasa khawatir jelas makin menjadi di hati mereka berdua.

"Romeo?" Panggil Manda, Manda terus berjalan mendekati ranjang Randa, dan Ethan berbelok untuk menyalakan lampu kamar

"Romeo?" Panggil Manda, saat matanya menatap ranjang yang kosong, rasa khawatir makin muncul membuat tubuh manda seketika bergetar takut.

"Apa ini?"

Klek

Tanyanya bersamaan dengan lampu kamar dinyalakan Ethan, Manda menatap lantai, air berwarna coklat dan Manda yakin itu adalah susu, Manda  meliarkan tatapannya, dan itu justru membuatnya membola saat tubuh mungil remaja itu tertidur di atas genangan darah

"ROMEO!!!" teriaknya, dan Ethan langsung menatap sisi tubuhnya, seketika itu juga Ethan terdiam dan sedikit berlari menghampiri anaknya

"R. Rom..Romeo.."

"Hiks.. hiks.. mas.. hiks.. Romeo hiks adek hiks hiks..." Tangis Manda, Manda mendekap tubuh putranya membiarkan darah mengotori pakaian piama sutranya yang berwarna putih

Ethan masih terdiam, tubuhnya, kaku dengan keringat mengalir di leher serta dahinya

"MAS!!! KITA KERUMAH SAKIT!! HIKS!!" teriak manda, dan saat itu juga Ethan berjalan cepat mendekati Manda dan Randa, menggendong Randa ala bridal style dan berlari keluar mension.






 


Ethan dan Manda memasuki mobil dengan Ethan yang menyetir, cuaca malam sedang dingin dengan jalanan yang sedikit licin akibat hujan yang tiba tiba turun sangat deras

Mobil itu berlaku dari pandangan dan menghilang di balik gerbang tinggi menjulang, hingga tidak sadar jika Chintia dan sang Oma menatap itu dari balkon lantai dua

"Kuharap mereka mati" lirih Oma dengan senyum smirk diikuti Chintia yang tersenyum penuh arti.

***



Manda mendekap erat Randa dibelakang sesekali menepuk pelan pipi Randa untuk bisa mempertahankan kesadarannya,Ethan menyetir dengan kecepatan tinggi tapi penuh kehati-hatian.

"Mas hiks, cepat hiks.." tangis Manda, Ethan mengangguk dan makin menginjak gas untuk bisa sampai di rumah sakit dengan cepat

Manda, menutup darah yang terus keluar dari lengan Randa menggunakan kain yang dia dapat di dalam mobil, kain syal berwarna putih itu berubah menjadi  merah darah dengan darah yang terus mengalir, Manda mengingat dengan jelas

Putranya mengidap hemofilia dan darah ini, bisa saja membawa putranya menuju jurang kematian

"Hiks.. sayang.. Hiks adek tahan sayang, jangan hiks. Jangan tinggalkan mama lagi hiks.." lirih Manda makin mengeratkan pelukannya.




RANDA [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang