"waktu kematian delapan lewat dua puluh menit"
"Tidak...." Randa memandang kosong dokter yang menyampaikan kabar kematian ana,
Padahal baru hari ini mereka mengucapkan kata cinta setelah menyembunyikan nya terlalu lama,
"Tidak,... Hiks... Tidak!! argggg hiks" racau Randa, ia menunduk di depan ruang UGD, lalu tak lama setelah itu mayat ana di bawa keluar oleh suster dari dalam ruangan, untuk di bawa ke ruang jenazah, Randa yang melihat kembali berdiri dan mendekati ana
Randa menangis dengan keras, ia perlahan membuka selimut yang menutupi wajah ana
"Hiks.... Ana...." Racau nya, Randa memeluk tubuh kaku ana, dengan tangan yang mengelus wajah pucat ana, dokter di belakangnya hanya dapat merangkul dan menenangkan Randa,
"Hiks..."
"Sudah nak, tenang lah, relakan istrimu yah"
Seorang, suster wanita yang berumur merangkul randa dari belakang, Randa menengok
"I..istri?" Tanyanya lingkung, sang suster mengangguk
"Iya, nona ana istri anda bukan? Maaf tuan, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan kedua korban" ujar suster itu sesal, Randa makin menatap suster itu bingung, walaupun air mata masih setia mengalir di kedua pipinya
"K..kedua? Maksud suster?" Tanya Randa, sang suster kembali menatap wajah keluarga pasien dengan bingung
"Iya dua, ibu dan bayinya, kami sangat menyesal tidak bisa menyelamatkan salah satu dari mereka" ujar suster itu lagi, Randa Terdiam, genggaman tangannya pada ana masih terikat
"B..bayi?"lirih Randa, ia menatap wajah pucat nan kaki kekasihnya dengan pandangan tak terbaca
"Kalau begitu saya pamit undur diri dulu tuan" ujar suster itu, Randa mengangguk kosong
"Hiks... A..apa yang kamu sembunyiin dari aku an..." Lirih Randa, ia kembali menangis, dan kini meluruh di sisi brankar, Randa melipat lutut nya ke belakang, Randa masih setia memegang tangan ana dengan kedua tangannya dan menangis, kepalanya ia dekatkan ke genggaman tangan nya
,Kepalanya menunduk dengan isakan kesedihanBrakkk!!!
Randa terkejut bukan main, pintu yang tadinya tertutup, langsung di dobrak begitu saja oleh seorang pria seumuran dengannya
Randa berdiri, sedikit oleng, dan pandangannya sedikit memburam
"A..ana...ana... Hiks... Hiks.. ana, ini gua Romi, pliese bangun ana!!" Ujar orang yang baru datang itu, Randa menatap bingung orang di depannya
"L..Lo Lo Romi bukan?" Tanya Randa, orang itu_ Romi balik menatap wajah Randa tajam
"Ini semua karna Lo kan? Lo yang udah bunuh tunangan gua bangsat!!" Romi, ia berjalan ke depan Randa dan langsung meninju pelipis Randa hingga berdarah, Randa ingin balik meninju wajah Romi yang datang datang langsung memukulnya, sebelum suara intrupsi seorang pria dewasa dengan beberapa orang berpakaian hitam hitam juga seorang wanita menghentikan pergerakan tangannya yang sudah di udara bersiap dalam tujuan
Balik memukul wajah Romi, Romi satu sekolah dengan Randa, anak IPS yang urak urakan, raja bully dan penindas di sekolah, yang ditindas tentu saja anak anak culun, lemah dan miskin, semua sudah pernah jadi korbannya, kecuali Randa tentu saja, Randa bisa di katakan juga di takuti di sekolah, sabuk hitam taekwondo dan prestasi nya mengharumkan nama sekolah, belum lagi Randa adalah artis sosial dunia Maya memiliki banyak pengikut Instagram membuatnya sedikit di segani.. hanya dengan satu postingan, maka hidup sekolah akan hancur