Jilid XVI -

1K 164 30
                                    

Tok tok tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok tok

Ceklek

"Tae Hyung."

Hana berdiri menatap seseorang yang baru saja masuk ke kamar itu. Pria itu tersenyum. Membawa segelas anggur dan duduk di ranjang Hana. Tangannya meletakkan gelas itu di nakas. Dan menyuruh Hana duduk di sampingnya.

"Tae. Kau baik-baik saja?"

Tae Hyung melihat dalam-dalam wajah itu. Wajah Hana yang mengkhawatirkannya. Meski tak ada lampu yang di nyalakan di kamar ini, pendar dari luar jendela masih terang sampai sini.

"Jika aku melepasmu, apa kau akan senang?"

"Apa maksudmu?"

Tangan itu terangkat, mengusap wajah Hana. Kulit yang lembut dan sorot mata yang menenangkan. Tae Hyung menahan sesuatu di matanya.

"Boleh aku tidur di sini?"

Hana tidak menjawab, masih menatapnya. "Setelah aku tidur denganmu, kau bisa lepas dariku."

Sekali lagi, saat tawaran itu harusnya membuat Hana senang, kenapa sekarang dirinya tidak ingin mendengar hal itu dari Tae Hyung?

Tae Hyung mulai menempati sisi di ranjang itu. Membaringkan tubuhnya dan tersenyum sendu pada Hana. Menyuruh gadis itu menempati sisi lain yang kosong.

"Aku tidak akan menyakitimu. Kemarilah. Aku hanya ingin memelukmu saja."

Hana menahan perih di hidungnya, menggigit bibir bawahnya, dan lekas pergi ke sisi Tae Hyung. Merasakan tubuh hangat pria itu saat dirinya memeluk Tae Hyung lembut.

Tubuh yang saling terbaring dalam dekapan itu, Hana merasakan jika Tae Hyung hari ini telah berubah-ubah. Dia tidak mengerti sebenarnya. Tapi hari ini Tae Hyung menunjukkan sisi-sisi hangatnya. Senyumannya pagi tadi, genggaman tangannya di sepanjang hari, Hana tidak bisa melupakan semua itu.

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Hana merasakan tangan Tae Hyung semakin erat memeluk pinggangnya. Wajahnya tepat berada di dada lelaki itu. Aroma yang khas, membuat Hana semakin nyaman.

"Tidak."

"Lalu kenapa—"

"Kau mengenal Wooyoung?" sela Tae Hyung.

Hana terdiam, suara berat Tae Hyung merambat di telinganya. Hana hanya mengangguk sekilas, pelan dan mencoba mengingat siapa orang yang di sebut Tae Hyung tersebut.

"Paman, Paman pernah menjualku padanya. A-aku tidak banyak mengetahui tentang dia. Tapi dulu dia sering melampiaskan amarahnya padaku. Sampai aku bisa kabur. Dan justru dijual padamu lagi."

Tae Hyung mendengarnya, namun tak memberikan sepatah katapun. Membiarkan udara berembus di antara mereka. Malam semakin sunyi dan dingin. Membiarkan Hana dihinggapi berbagai pertanyaan dalam benaknya. Semua ucapan Jung Kook berputar-putar di kepala. Dia ingin tahu tapi tak ingin bertanya pada Tae Hyung.

Body Paid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang