Jilid IX - Yeontan & Mocha

1.3K 185 33
                                    

"Hana!"

Brak.

Gadis yang di panggil itu segera mengangkat kucing dalam pelukannya. Lalu berlari ke sudut kamar itu. Sungguh, teriakan itu membuatnya takut dan terkejut.

Ketukan heels kembali terdengar di telinga Hana. Dan gadis itu langsung mendapati wanita dengan pakaian serba birunya. Piyama biru, dengan motif kartun doraemon.

"Hana! Apa kau tahu di mana mascara-ku?"

Hana yang berdiri takut di sudut sana mengenggeleng pelan. Dia tidak tahu, apa yang ditanyakan Ki Raa sepagi buta ini.

Tanpa permisi, seperti beberapa hari yang lalu. Ki Raa akan mencari sesuatu di meja riasnya.

"Ini dia."

Tangan Ki Raa mengacungkan sebuah benda berukuran setengah jengkal, dan berbalik memandang Hana. Poni Ki Raa di roll dengan benda aneh. Di saat wajah polos seperti itu, bagi Hana wanita tersebut jauh lebih cantik.

"Ouh! Kenapa kau memeluk binatang seperti itu? Bulunya bisa rontok di rambutmu! Apa kau sudah keramas hari ini?"

Hana diam tak bersuara. Menggigit bibir bawahnya. Dan semakin mengeratkan pelukan pada kucing itu.

"Haachii!"

"Oh Hana! Aku tidak bisa berlama-lama di sini! Kau sungguh bau!"

Setelah mengacak-acak barang-barang di sana, dan berteriak tidak jelas, wanita itu pergi begitu saja. Tentu dengan membawa benda yang tidak diketahui namanya oleh Hana. Mungkin mascara yang tengah di carinya.

Lagi, pintu tertutup dan terkunci membuat Hana masih mematung di posisinya. Tangannya mengelus tubuh kucing lucu itu dan mengajaknya berbiacra. "Dia aneh." Hana berbisik pada kucingnya. Setelah itu Hana tersenyum dan mengajak kucing itu melanjutkan makannya.

Hana beruntung, kucing pemberian Jung Kook itu begitu penurut dan pastinya kini menjadi teman untuk Hana. Setidaknya dia tak lagi sendiri. Kabar baiknya bahkan kucing itu tahu di mana kamar mandi untuk membuang kotoran, sehingga tempat ini akan tetap bersih.

"Sudah makannya?"

Terus memanjakan teman barunya, Hana tak berhenti mengelus-elus binatang itu.

"Kita main? Atau kau ingin tidur?"

Hana kembali mengangkat kucingnya, dan melihat dari sebalik tirai yang sedikit terbuka. Mobil hitam milik Tae Hyung masih ada di sana, terparkir berjejer dengan mobil-mobil mewah lainnya. Namun lelaki itu tidak menemui Hana. Sampai saat ini mata Hana mendapati sosok itu berjalan ke tengah-tengah pekarangan hijau di bawah sana.

Hana sungguh gila, tanpa menurunkan kucing dari gendongannya, dia mengintip sosok itu. Tae Hyung, hanya memakai kaos putih dan celana hitam selutut. Ada topi yang yang di arahkan ke belakang dan menutupi rambutnya yang sedikit panjang, hingga dahi itu tampak jelas di mata Hana. Dadanya berdesir.

Tae Hyung tak sendiri, ada seekor anjing kecil yang mengekor di belakangnya. Warna bulunya juga menggemaskan. Cokelat tua dan terang bercampur dengan hitam. Ekornya mengibas ke sisi kanan dan kiri ketika berjalan. Mata bulat dan hidung mungil. Kecil dan lucu.

"Yeontan-ah! Kemari."

"Pintar."

Tae Hyung tampak tersenyum kecil ketika anjing itu menuruti perintahnya. Tangan Tae Hyung yang mengacak-acak bulu anjing itu membuat Hana tersenyum samar. Dia tidak pernah melihat pria itu bermain bersama binatang. Dan ketika Hana tahu, Tae Hyung mungkin tak sekejam pemikirannya.

"Mocha, kau pasti juga ingin bermain di sana." Hana bergumam, memberitahu kucingnya jika di perkarangan itu sangat luas dan udara di sana sangat segar. Andaikan.

Body Paid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang