Jilid XIII - Mother

1.2K 176 15
                                    

Aroma maskulin dari lelaki itu langsung menyeruak masuk di penciuman Ki Raa. Matanya berbinar melihat Tae Hyung dengan setelan jas kelabu dan kemeja putih. Rambut yang di tata asal namun dahi yang tak sengaja di perlihatkan justru menjadi titik fokus. Hari ini dia sangat tampan.

Mata tajam lelaki itu melirik tak suka pada Jung Kook yang tengah menunggunya. Tapi setelah itu Tae Hyung menanyakan jadwal hari ini.

"Kau sudah mengatur karyawan untuk pertemuan hari ini?"

"Eum. Sudah. Kita datang ke Bar terlebih dahulu, baru setelah itu kita ke kantor polisi."

Tae Hyung mengangguk. Dan melihat arah Ki Raa. "Kau sudah mengecek tidak ada satu barangpun yang mencurigakan di Bar?"

"Ya. Aku sudah mendapat laporan jika baik dari rekaman cctv sampai barang yang kita jual tidak ada yang melanggar aturan. Bahkan minuman-minuman yang dijual tidak ada yang expired," jelas Ki Raa. Tae Hyung tak mengangguk kali ini. Perhatiannya teralih pada Bibi Jo yang baru keluar dari kamar Hana.

Wanita itu membawa sprei dan pakaian kotor Hana diikuti dua pelayan yang lain. Setelah menutup pintu, Bibi Jo pun melihat ke arah Tae Hyung. Menyuruh kedua pelayan tadi lekas pergi dulu.

Dalam sorot matanya, Bibi Jo, orang yang jauh mengenal Tae Hyung karena lelaki itu telah dia rawat sejak pertama kali ke rumah ini. Dia masih ingat jika Tuan Kim Dae Sun selalu menyayangi anak angkatnya itu. Mendidik Tae Hyung dengan sangat baik. Namun semenjak Dae Sun meninggal, Tae Hyung berubah. Kendati itu semua dikecewakan Bibi Jo. Tuan Dae Sun mewanti agar dirinya yang menggantikan mendidik Tae Hyung.

Tak ada kata, Bibi Jo membungkuk layaknya seorang bawahan ke majikan. Meski usia mereka terpaut layaknya seorang ibu dan anak.

"Ayo berangkat."

- BodyPaid –

"Ayah. Bantu aku kali ini saja."

Jung Jonghae, berbalik dan menatap kesal anaknya. Menurutnya, apa yang dikatakan Wooyoung sangat sedikit berlebihan. Untuk apa Tae Hyung menyimpan wanita? Bukankah jika ingin menikmati wanita dia bisa pesan sesuka hati dan meninggalkannya begitu saja? Kenapa harus repot-repot?

"Fokus saja pada pekerjaanmu. Selain berinvestasi pada Tae Hyung, pikirkan pengelolaan barang-barang yang kau tangani tidak ada yang bermasalah. Jika Warm Cloud hancur, kau juga akan hancur."

Wooyoung semakin kesal. Permintaannya tidak di setujui. Jangankan untuk menghancurkan Tae Hyung. Menyakinkah ayahnya pun gagal dilakukan.

"Satu lagi, Ayah pikir ada sesuatu yang kau lakukan di belakang Ayah?"

Pria itu mengambil sesuatu dari laci meja. Selembar kertas ditunjukkan pada Wooyoung yang masih duduk di sofa. Catatan penarikan saldo dari tabungan.

"Untuk apa uang sebanyak itu?"

Pertanyaan Jonghae membuat tangan Wooyoung dingin. Otaknya sibuk mencari jawaban yang pas. Jika dirinya salah menjawab, maka riwayatnya akan berakhir.

"I-itu, aku membeli barang pribadiku. Tap-tapi aku akan segera mengembalikannya pada Ayah jika kali ini aku berhasil menjatuhkan Tae Hyung. Jadi Ayah bantu aku. Ku mohon."

Pria tua itu hanya diam. Memandang marah pada anaknya.

"Kau yakin rencanamu ini akan berhasil?"

"Tentu. Wanita itu ada dirumahnya."

"Ayah akan membunuhmu jika kau gagal."

Wooyoung tersenyum samar.

- BodyPaid –

Body Paid ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang