Sedari dulu dan bahkan sampai sekarang, tidak ada yang berubah tentang perasaannya pada sosok wanita yang kini tengah tertidur pulas di sofa. Tidak ada satu hal pun yang dia lupakan akan sosok itu. Semua dia ingat dengan sangat jelas. Dimulai dari cara gadis itu berbicara, tertawa, saat marah padanya, menangis bahkan bagaimana deru napasnya. Meski wanita itu kerap menyadarkan dirinya untuk berhenti bersikap seolah hubungan mereka masih berjalan, Jeon Jung Kook tidak pernah sedetikpun mengakui itu. Baginya, Ki Raa hanya sedang bosan padanya yang menganggap Tae Hyung hanya sebatas kekaguman. Egois memang, tapi hanya itu yang bisa dia lakukan untuk hatinya yang kerap kali didapati terluka.
Jikapun suatu hari nanti Ki Raa tetap memilih pergi meninggalkan dirinya dan kembali bersama Tae Hyung. Dia akan berusaha untuk menerima itu. Bukankah definisi cinta yang sebenarnya mengikhlaskan seorang yang kita sayangi berbahagia? Termasuk merelakan sekalipun.
Sudah dua hari, sejak mereka pergi dari istana Tae Hyung. Kini Jung Kook membawa Ki Raa ke rumah lamanya. Ditinggal bertahun-tahun, tak ada yang berbeda dari rumah ini. Hanya ada debu yang kian menebal di setiap sudut ruangan dan perabotan yang mulai usang. Tidak adanya orangtua bagi Jung Kook tetap baik-baik saja. Lima belas tahun silam, orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Setelah kejadian itu, Jung Kook pernah merasa jika ikut mati adalah pilihan terbaik daripada harus menanggung kesedihan seorang diri. Tapi Ki Raa perlahan mengubah presepsi itu.
Senyum Ki Raa dan sisa-sisa alasannya untuk tetap hidup adalah korelasi yang sempurna. Jung Kook berubah menjadi lelaki seperti sekarang ini seiring berjalannya waktu.
"Jung. Kau tidak membangunkanku?"
Lamunannya harus berakhir, Ki Raa duduk dengan wajah sembabnya. Khas bangun tidur.
"Kau tidur nyenyak, aku tak tega membangunkanmu."
Gadis itu hanya mengangguk menyetujui, lekas berdiri dan merapikan selimut yang dia gunakan.
"Hari ini kita jadi ke dokter kan?" tanya Ki Raa, kini mengambil langkah ke dapur tepat di mana lemari pendingin berada. Rasa haus tiba-tiba mendominasi di tenggorokan.
Ah benar, hampir saja lupa. Perihal kehamilan Ki Raa. Jung Kook sudah memutuskan untuk bertanggungjawab. Tentu masih belum yakin, tapi sikap Ki Raa dan tak pedulinya Tae Hyung bukankah sudah cukup untuk menjadi bukti jika anak yang dikandung Ki Raa adalah anaknya.
"Ya. Jadi kau sudah putuskan untuk pergi menemui Ibumu?"
Ki Raa meneguk air mineral yang baru saja dia ambil dari lemari pendingin itu. Pandangan menjelajah ke penjuru ruangan. Kemarin seharian mereka membersihkan tempat ini. Alhasil sekarang sekujur tubuhnya sangat lelah. Bahkan barang-barang masih ada yang belum di tata.
"Kau mau menemaniku?" Tanya Ki Raa setelah melepas deru napasnya yang terdengar berat. Mendapati mata sosok lelaki yang harus dia sadari selalu ada untuk dirinya setiap saat. Sementara di tempatnya duduk, Jung Kook mengangguk pelan menyetujui, meletakkan ponsel di atas meja lalu bangkit.
"Bersiaplah."
***
Genggaman tangan terus bertaut, dan waktu terus merangkak naik. Sinar matahari digantikan dengan lampu-lampu di setiap sudut ruangan. Di luar sana, hujan sore tadi membuat malam datang lumayan dingin. Dan sampai malam ini juga, Hana sama sekali tidak berniat untuk melepas genggaman tangannya pada Tae Hyung.
Lelaki itu tak banyak bicara, setelah menemui dokter yang menangani Hana dan mendengarkan semua kondisi gadis itu, dirinya semakin yakin jika hukuman saja tidaklah cukup untuk membuat Hana kembali kesemula.
"Tidurlah. Apa ada yang sakit lagi?" tanya Tae Hyung begitu hangat ketika di dengar gadis itu.
Hana hanya terbaring, semakin mengeratkan jemarinya yang menyimpan jemari Tae Hyung. Dia tidak menyangka, di saat dirinya mulai menyerah pada harapannya, di saat dirinya sudah lelah berdoa pada Tuhan. Justru Tuhan mengabulkan doanya di waktu yang tak terduga. Namun, rasa lega itu tak kunjung membuat perasaannya membaik. Dunianya gelap, dia hanya mampu mendengar suara itu tanpa bisa melihat bagaimana siluet Tae Hyung sekarang. Apakah wajah lelaki itu masih tampan seperti terakhir dirinya lihat?
![](https://img.wattpad.com/cover/95713155-288-k607063.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Body Paid ✓
Fanfiction"Kau milikku mulai saat ini. Karena aku sudah membelimu, jadi turuti semua apa yang ku mau. Jangan pernah menolakku, jangan pernah membuatku marah, jangan ikut campur dalam kehidupanku, dan jangan pernah menyukaiku." Ryu Hana hidup selama 20 tahun t...