"Dia Malaikat, Iblis dan manusia dalam satu waktu. Bahkan aku mentolelir segala kebohongannya."
.
.
Saat malaikat jatuh, hanya iblis yang mau menerima atau lebih tepatnya menjeratnya jatuh lebih dalam.
Saat itu Sang Malaikat jatuh tahu harus membalas budi, atas kehidupan baru yang ia terima. Walau buruk, tak ada yang bisa ia sesali. Kini ia sudah menjadi bagian dari iblis, harus mengabdi pada Sang raja.
Ribuan tahun berlalu, dan peperangan meletus.
Sang raja iblis menitahkan, "Hancurkan semua tentara manusia!"
Ia melaksanakannya. Ia meninggalkan kerajaan, menyerang semua manusia yang memerangi mereka. Semua, tak tersisa.
Ribuan tentara ia bumi hanguskan.
Itu kemenangan yang gemilang.
Namun, ia telah meninggalkan kerajaan. Titik pusat kekuasaan, juga titik rapuh yang harus terus ia lindungi.
Saat ia kembali, sang raja hampir sekarat. Sebuah pedang menusuk tepat di jantung raja, ia melesat cepat. Hampir saja mengorbankan sisa nyawanya untuk Raja, tapi Sang raja menolak.
Dengan sisa-sisa tenaga bibir tipis milik Raja berkata lirih, dan menyebut nama yang hampir ia lupakan. "Kuroo Tetsurou."
Ia berteriak histeris. Sang raja telah tewas, ia sudah kehilangan alasan hidupnya.
.
.
Ribuan tahun berlalu. Manusia sudah memutus hubungan dengan iblis, mereka hidup tanpa peperangan. Hidup damai dan menutup sejarah lama, hanya segelintir yang masih percaya dan mengelu-elukan sosok penuh dosa itu."Hey! jangan ganggu kucing itu!"
Kuroo Tetsurou hidup dengan menyembunyikan diri, merubah bentuk menjadi makhluk hidup lain dan pergi dari tempat satu ketempat yang lain. Ia tak ingin hidup dengan manusia. Sayangnya beberapa orang menemukannya saat dalam wujud kucing hitam.
"Apa?"
"Payah."
"Apa kau bilang?!"
Salah satu dari mereka tak terima, pukulan hampir dilayangkan kalau saja anak teman disampingnya tidak lebih dulu berbisik.
"Oy, dia kan Tsukishima Kei. Siswa paling bermasalah dikelas."
Sadar akan salah tindakan, mereka bergegas melarikan diri meninggalkan anak kelas 4 yang tingginya tidak pada umumnya.
Kei berjongkok, si pirang itu mengelus lembut bulu Kuroo. "Hey, kau lapar?"
Dia meraih tasnya, mengambil kotak bekal dan mengeluarkan sebuah ikan goreng untuk diberikan pada Si kucing hitam.
"Cepat dimakan, dan tumbuh setinggi Dinosaurus," oceh Kei. Anak itu kemudian terkekeh pelan.
Sepertinya, Kuroo Tetsurou menemukan alasan sederhana untuk tetap hidup.
.
.
.
Semenjak hari itu, Kuroo sering mengikuti Kei. Membuntuti secara diam-diam dan melindungi anak itu ketika dalam bahaya. Ia melewati beberapa tahun depan mengikuti bayang-bayang Kei, menyaksikan anak itu tumbuh dan memiliki banyak teman dekat.
Kian waktu berlalu, dunia Kuroo bertambah sedikit terang.
Hingga ... hari itu datang, mobil yang ditumpangi keluarga Tsukishima mengalami kecelakaan. Orang tuanya meninggal di tempat, kakaknya koma dan Kei kehilangan penglihatannya.
Kuroo menyaksikannya.
Saat Kei berteriak histeris ketika pertama kali membuka mata dan hanya gelap yang menyambutnya.
Kuroo merasakannya.
Ketika seorang Suster memberitahu tentang kedua orang tua Tsukishima Kei yang meninggal dunia karena kecelakaan tragis itu.
Tapi, Kuroo tak akan membiarkan.
Dengan sisa kekuatan yang ia miliki. Ia memilih menampakkan wujudnya sebagai manusia. Mengatakan pada Suster dan Dokter untuk tidak memberitahu tentang Kakak Kei yang sedang koma, ia akan mengantikan peran seorang kakak untuk Tsukishima.
"Akiteru-nii," Kei menangis tersedu-sedu. Memeluk tubuh Kuroo dan merancau tentang masa lalu, berharap kenyataan ini hanya mimpi dan mereka akan selalu hidup bersama.
Tapi itu hanyalah bualannya.
Tsukishima Kei harus menerimanya.
"Aku disini."
Dan Kuroo yang harus menjaganya.
-Prologe; Fine-
Ini prologe, sekaligus promot dari FF ringan yang mungkin bakal publish bareng yang lain, tapi Saya ragu soalnya akun ini banyak cerita (terbengkalai) yang gagal tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurotsuki Fanbook
FanfictionCuma cerita singkat antara Kuroo Tetsurou dan Tsukishima Kei dalam berbagai tema. Mungkin senang, mungkin sedih atau bahkan melukai hati? Nggak tahu deh, suka-suka Saya. Haikyuu ©Furudate Haruichi Cover Art ©Shigurefusawa