Rain

716 96 8
                                    

"Apa kamu menemukan sebuah hal dibalik rintik hujan?"

.

.

Kucing membenci air, dan Kuroo juga membenci hujan, jadi apakah mereka memiliki hubungan kerabat? tentu saja tidak, Kuroo merasa ketampanannya terlalu disia-siakan jika hanya dibandingkan hewan berkaki empat itu, yang nyatanya lebih membuat kaum hawa bertekuk lutut dibandingkan ketampanannya.

Selain hujan yang dibenci Kuroo adalah rumor disekolahnya, dimana jika ada seseorang dilantai dua gedung sekolah lebih dari pukul 5 maka orang itu akan dengan jelas melihat suatu penampakan. Dan sialnya, Kuroo lebih memilih naik kelantai dua untuk menghindari gemericik air hujan yang bisa saja mengenainya.

Ya itu satu-satunya pilihan untuk dia yang membenci hujan.

Sebenarnya untuk sore hari seperti ini masih ada satu dua guru yang masih disekolah, Kuroo tadi berpapasan saat menaiki tangga. Tapi tetap saja hawa di lantai dua saat ini membuat Kuroo ngeri, ditambah derasnya air hujan yang menghalangi ia mendengar dengan jelas.

Kuroo hampir saja melompat sangking kagetnya ketika tiba-tiba saja ponselnya berdering. Ada beberapa pesan dari Yaku juga Kenma yang mencari keberadaan.

'Kuro, kau dimana?' ya itu bunyi pesannya.

Kuro mengetik balasan, 'aku disekolah.'

Satu lagi pesan yang langsung Kuroo terima, 'Jangan lihat kehalaman.'

Tapi Kuroo terlalu bebal, rasa penasarannya membuat ia menengok kebawah. Dan yang didapatinya hanya seseorang yang berdiri dengan payung biru. Orang itu mendongak, Kuroo yakin dibalik kacamata yang orang itu pakai matanya tepat menatap Kuroo dan Kuroo juga menatapnya heran. Acara saling tatap mereka berhenti, ketika orang yang dikiranya lebih muda darinya berlari dari tempatnya tadi.

Lambat laun Kuroo mendapati kakinya yang mati rasa, pandangannya hampir buram dan ia terjatuh. Didepannya seakan ada bola roh yang bergerak cepat, siap menuju dirinya. Hampir saja, karena sebuah payung biru sudah menutupi pandangannya. Bola roh itu berhenti bergerak, detik kemudian bergerak-gerak secara abstrak seakan mencari-cari sesuatu.

"Kamu, tidak pernah mendengar rumor dilantai dua?" pertanyaan diberikan. Kuroo menoleh dan mendapati seseorang yang tadi ada dibawah sudah memicingkan mata padanya. Ia memakai sebuah seragam, namun warnanya hitam dan tidak cocok dengan model sekolah Kuroo saat ini.

Dan seakan tak membutuhkan jawaban, pemuda pirang itu sudah memberikan kode agar Kuroo berdiri. Keduanya pelan-pelan berjalan kembali kelantai bawah.

Setelah dirasa aman pemuda pirang itu menutup payungnya, kali ini matanya benar-benar memincing menunggu jawaban dari pertanyaannya tadi. Sementara Kuroo hanya menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba terasa gatal.

"Terimakasih!" nah, Kuroo lebih memilih mengalihkan pembicaraan. Bagaimanapun juga ia yang salah karena naik kelantai atas. Ia membungkuk sebagai kesopanan. "Dan, Anda siapa?"

Bukannya menjawab, orang itu malah memberikan payung kepadanya. "Kau pulang saja," katanya.

Punggung Kuroo didorong, kekuatan orang itu tak main-main. Kuroo membuka payung pemberian pemuda tadi, "Hey! semoga kita bertemu lagi," ujarnya sebelum benar-benar pergi.
________

Yaku menjambak rambut Kuroo ketika pemuda itu baru saja sampai kerumah, kebetulan seluruh anggota voli sudah berada di rumahnya karena cemas tidak melihat Kuroo pulang.

"Kuroo-san, apa rumor itu benar?" Lev, anak kelas satu yang merupakan orang tertinggi di ruangan itu berbicara. Yaku langsung menjitak kepala berambut silver itu.

Inuoka juga penasaran, ia mengulangi pertanyaannya Lev. "Apa rumor itu nyata?"

Kuroo menyeringai, ditepuknya pundak Inuoka. "Ya," balasnya. Jarinnyan bergerak-gerak, mencoba menangkap Inuoka yang ketakutan. "Aku bahkan hampir diserang bola roh yang tiba-tiba muncul, untungnya ada seseorang yang membantuku."

"Siapa?" tanya Lev, dia menahan tangan Yaku hingga tak bisa memukul kepalanya lagi.

"Aku tidak tahu namanya, tapi dia baik sekali. Bahkan memberiku payung," kata Kuroo. Kenma nampak sedikit terusik, ia melirik jam dinding.

"Kuro. Rumornya kalau kau berada dilantai 2 tepat pukul 5 sore disaat hujan, saat kau melihat kebawah ada hantu yang siap menunggumu jatuh," kata Kenma. Lev dan Inuoka sama-sama ngeri, mereka meloncat bersembunyi dibalik tubuh kecil Yaku.

Kuroo menyipit, dia tak pernah mendengar rumor itu. Ia hanya mendengar agar tidak berada dilantai dua saat hujan turun, jika tidak maka akan ada sebuah penampakan.

Hendak memprotes, tapi Kenma sudah menunjuk jam dinding yang jarum pendeknya berada di angka lima.

"Ini baru jam lima."

Napas Kuroo tercekat, ada yang salah dengan kejadian tadi.

"Juga ... Kuro, kau tidak membawa payung saat pulang."

Kenma benar, karena nyatanya ia baru menyadari jika tubuhnya sudah basah kuyup dan menggigil kedinginan.

Dibandingkan hujan, Kuroo lebih membenci pemuda yang telah mempermainkan dirinya. Seseorang atau lebih tepatnya sosok misterius itu, tak akan pernah ingin ia jumpai lagi.

.

.

Omake:

"Kau menggangguku lagi Tsukki," suara mengeram ia dapati dari balik tubuhnya.

Tsukishima Kei, pemuda berambut pirang itu berbalik dan mendapati sosok penuh lumuran darah sudah berdiri dihalaman sekolah, tepat pukul 5 sore dan ditempat tadi ia berdiri.

Senyum miring Tsukishima berikan, "tenang saja. Aku akan lebih sering mengganggumu, Kuroo-san."

  - Fin.

Nggak paham? Sama :v
Ini cuma buat memenuhi kuota

Kurotsuki FanbookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang