"Melihat mereka yang nampak amat menjengkelkan, meminta tolong tanpa mengingat apa yang harus dilakukan."
.
.
Kuroo menapaki jalan dengan kesal, walau sisi jalan lenggang kemampuannya membuat keadaannya sesak. Ingin sekali Kuroo memukul batang pohon sebagai bentuk kekesalan.
Memangnya apa yang salah?
Jawabnya karena dia punya mata yang istimewa. Serta auranya yang pekat menarik hantu mendekat, mengerubunginya dan tak menyisakan ruang untuk bernapas.
'Kau bisa melihatku?'
'Tolong aku.'
'Hey jangan abaikan aku.'
Bunyi suara meminta tolong saling bersahut-sahutan.
Kepala Kuroo nyaris meledak. Ini sudah tahun ke-5 sejak ia bangun dari koma dan bisa melihat hantu disekitarnya.
Sial, atas dasar apa ia punya kemampuan yang menyebalkan ini.
Terlebih, para hantu itu terus menerornya. Meminta bantuan yang bahkan tak mereka ingat. Memaksanya menyelesaikan masalah hanya dengan ingatan tipis. Memangnya Kuroo detektif?
Menyebalkan.
'Hey kamu,' suara datar dengan intonasi yang tertata terdengar jelas ditelinga Kuroo. Ia melihat kesana-kemari dan menemukan sesosok hantu dengan seragam sekolah.
Kuroo nyaris tidak mengenali sosok itu sebagai hantu, karena suaranya terdengar jelas dan hanya bagian telapak kaki sosok itu yang tak nampak.
'Kau Kuroo Tetsurou? pahlawan hantu? pft ....'
Kuroo mendengar dengan jelas sosok itu tengah mengejeknya. Hey dia tak pernah membuat julukan seperti itu!
"Ya, dan kenapa?"
'Tolong aku.'
Kuroo bodoh, seharusnya ia tidak menjawab hantu itu.
///Kurotsuki///
Bangunan sekolah yang sudah usang, Kuroo baru saja melangkah ketempat dimana ia menuntut ilmu beberapa tahun yang lalu.
Bangunan yang hampir roboh, seingat Kuroo dan berdasarkan berita sekolah ini pernah menjadi tempat pemboman dan nyaris merenggut nyawa Kuroo sendiri.
Pantas, Kuroo bisa melihat begitu banyak hantu yang melayang, merintih dan menangisi kematian yang tragis. Ada banyak yang berwajah buruk rupa, hanya saja hantu didepannya terlihat paling manusiawi.
"Kau tadi meminta bantuan, bantuan apa?"
Hantu didepannya tak menjawab, terus melayang didepan Kuroo. Rasanya atmosfir terasa sedang, tak ada pengaruh dari hantu lain.
Ngomong-ngomong, siapa nama hantu itu?
"Hei, namamu siapa?" tanya Kuroo ragu-ragu. Yang ditanya menoleh, berhenti dan melayang menuju Kuroo. Tangan kurus berkulit pucat itu terulur.
'Namaku, Tsukishima Kei. Itu sih yang ada di name tag seragamku.'
Kuroo tanpa sadar meraih uluran tangan itu, dan tentu saja hal itu sia-sia. Kuroo tak dapat menggenggam tangan itu.
Hantu didepannya tertawa, tawa yang renyah.
"Apa yang kau minta?" tanya Kuroo, menutupi hal memalukan tadi. Tsukishima terlalu terlihat manusiawi, siapa yang akan menyanhka ia hantu?
Tidak ada.
'Aku tidak tahu, hanya saja ada yang ganjal ketika aku terikat dengan sekolah ini.'
Bodohnya lagi Kuroo, Tsukishima tetap hantu dan tak tahu apa yang harus Kuroo kerjakan.
Tsukishima hanya menariknya, ia melangkah pelan dan berdiri disalah satu loker yang nampak karatan, beberapa diantara mereka menjadi puing-puing dan isinya berhamburan.
Kuroo mengingatnya.
Ini loker miliknya, ada nama Kuroo Tetsurou yang masih tertempel walaupun tulisannya agak pudar.
Tsukishima menunjuk loker itu dan Kuroo, 'saat aku mendengar namamu mungkin kau ada hubungannya dengan ini.'
"Kau mau aku melakukan apa dengan loker ini?" tanya Kuroo, matanya menatap was-was tempat ini.
Rasa-rasanya ada ratusan kenangan suram yang pernah ia lalui disini, ketik perundungan terjadi padanya tiap hari, ketika ia masih tidak berdaya dan ditekan terus-menerus.
Bagaimana keadaan orang-orang yang selamat dari kejadian saat utu? dan bagaimana yang tidak? apa mereka tetap akan menjadi hantu penasaran?
Tunggu, apa Tsukishima juga korban dari kejadian itu.
"Hei ap--"
'Kuroo-san, aku tidak tahu pasti. Tapi tolong aku melepaskan tali ini.'
Mata Kuroo menyipit, ia baru menyadari jika tangan Tsukishima terikat oleh tali tipis yang terhubung dengan surat kecil ketika Kuroo membuka loker tersebut dengan paksa.
"Ini surat darimu? boleh kubaca?"
Tsukishima mengangguk ragu, 'silahkan,' katanya.
Kuroo mengangguk, lalu membuka surat itu perlahan. Kertas yang sudah berwarna kusam itu hanya mengungkapkan beberapa kata. Namun, Kuroo tidak bisa berkata apa-apa saat membacanya.
Melihat Kuroo terdiam Tsukishima tanpa ragu mengintip, dan membaca isi surat itu.
'Kuro-'
Lalu semuanya sirna, sama seperti hantu lainnya Tsukishima Kei menghilang ketika rasa penasarannya usai.
Bahkan tanpa sempat mengucapkan kata-kata, bayangan Tsukishima lebur dan Kuroo jatuh tertunduk.
Isi surat itu melayang dibenaknya.
"Aku akan menyelamatkan dirimu Kuroo-san, orang-orang di sini tak pantas untuk dikasihani. Mereka membuat orang yang kusukai menderita.
Tolong pergi dari sini saat pukul 4 sore nanti."
Tsukishima Kei, pelaku pemboman sekolahnya sekaligus penyelamatnya.
-Fin-
No ... coment ehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurotsuki Fanbook
FanfictionCuma cerita singkat antara Kuroo Tetsurou dan Tsukishima Kei dalam berbagai tema. Mungkin senang, mungkin sedih atau bahkan melukai hati? Nggak tahu deh, suka-suka Saya. Haikyuu ©Furudate Haruichi Cover Art ©Shigurefusawa