Dream

727 109 1
                                    


"Bahkan ketika kehidupan ini kita tak bisa bersama, masih ada kesempatan yang lain."

.

.

"Reinkarnasi itu ada Tsukishima!" Hinata berseru mantap, ditunjuknya novel fantasi yang baru saja ia baca.

"Hinata Boge benar! Reinkarnasi itu ada!" Kageyama menyahut, kali ini ia menunjuk komik yang dipinjam dari Tendou, anak sekolah sebelah.

"Jangan menyebutku bodoh Kageyama!"

"Kau memang bodoh Hinata!"

"Itu benar Tsukki!" Yamaguchi bahkan menyetujui. Ia berusaha memisahkan Hinata dan Kageyama yang sibuk bertengkar.

Tsukishima malah menguap, ia mengantuk dan ingin tidur. Mengurusi kebodohan teman-temannya membuat energinya terkuras.

Ia ingin orang-orang itu pulang, sehingga ia bisa tidur dengan nyenyak.

"Kau harus percaya Tsukishima!" Hinata dan Kageyama kompak berseru.

Tatapan Tsukishima memincing, "hah? Kau menyuruhku mempercayai hal itu cuma karena kata buku novel kalian?" kata Tsukishima sinis.

Kageyama menggeleng, "ini bukan novel Tsukishima! Kau bodoh ya?" ditunjukkannya komik yang belum habis ia baca.

Tsukishima mengeluh. Ia mengusir orang-orang itu dari kamarnya, termasuk Yamaguchi.

///Kurotsuki///

Tsukishima terbangun disebuah tepi pantai, angin malam membuat bulu romannya bergidik. Ia berulang kali memeriksa penglihatannya, berharap ini cuma mimpi. Tapi tetap saja, ia masih berada disini.

Langkah kaki membuat ia mundur dan memutuskan untuk bersembunyi. Dibalik batu besar itu ia dapat melihat seseorang mulai mendekati lautan.

Tunggu, itu dirinya sendiri.

Tsukishima nyaris terjungkal kebelakang.

Apa ... apa ini Lucid Dream?

Orang itu berjongkok ditepi pantai, tangannya bermain-main dengan air laut. Kemudian, dalam sekejap mata seseorang berambut hitam muncul entah dari mana.

Tsukishima menutup mulutnya. Apa ini? siapa mereka?

"Kei, aku bukan kaum Duyung yang bisa kau panggil dengan mencelupkan tanganmu diair laut," orang itu berucap, kesal.

Yang dipanggil Kei menoleh, lalu tersenyum. "Tapi Kuroo-san, kau selalu datang saat aku melakukan hal ini."

Kuroo sebal, "itu karena aku tidak mau kamu ditangkap oleh mereka! Lalu kau dipaksa menjadi bagian dari mereka."

Kei hanya terkekeh. Kemudian berdiri dan mengelus-elus rambut nyentrik Kuroo. "Tapi kau kan yang pertama datang." Ia menuntun Kuroo untuk duduk bersamanya.

"Kuroo-san, aku bermimpi lagi."

Kuroo menoleh. "Kau bermimpi apa? Apa kau memimpikanku yang tampan dan perkasa ini?" sahutnya, terlalu percaya diri.

Kei mengaguk, "tapi kamu berlipat-lipat kali lebih tampan dimimpiku."

Kuroo merengut, kemudian duduk menjauh dari Kei. "Jadi saat ini aku kurang tampan?"

Si pirang mengangguk. Kuroo makin merengut tak terima.

"Tapi aku juga melihat diriku sendiri. Ki--"

Kuroo tiba-tiba menyahut, senyumnya merekah. "Apa kita akan menikah?"

"Ya. Tapi bukan dimasa ini."

Senyum Kuroo pudar. "Mengapa?"

Kei mendekati Kuroo. Kemudian bersandar dibahu makhluk ytelah mencuri hatinya itu. "Aku tidak tahu. Tapi yang pasti, aku mencintaimu."

Suara ini terus terngiang. Tsukishima bisa mendengar dengan jelas, lututnya lemas. Dan yang terakhir kali ia lihat adalah bayangan seseorang.
______

Sejujurnya Tsukishima masih pusing setelah bangun dari tidurnya, tapi hari ini ada jadwal latih tanding, dan tim Karasuno akan kekurangan orang jika ia tidak masuk.

Ia hampir telat, sebelumnya Yamaguchi memang datang untuk berangkat bersama. Tapi ia menyuruh Yamaguchi berangkat lebih dulu.

Tsukishima berjalan sempoyongan, hampir jatuh. Tapi ia berhasil meraih tubuh seseorang untuk pegangan. Sebelum akhirnya ia sadar bahwa itu tak sopan.

"Maafkan aku tuan," katanya, kemudian agak menundukkan kepala.

"Tak apa Kei, aku senang kamu menjadikanku pegangan." Suara itu membuat Tsukishima mendongak dan mendapati seseorang menatap sayu dirinya, bibirnya ia gigit kuat-kuat entah kenapa matanya terasa perih saat ini. "Kei, apa kamu baik-baik saja?"

Pertanyaan itu---

"Kuroo-san?"

--tak bisa ia jawab.

Karena bibirnya hanya menyebut nama seseorang. Dan seseorang yang ia sebutkan namanya mengangguk. Seseorang dengan tubuh tegap layaknya manusia, bukan tubuh sayup-sayup transparan yang ia lihat di mimpinya.

  - Fin.

Nanonano makin kurang jelas aja idenya.

Kurotsuki FanbookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang