"Kamu yang bilang, aku hanya melakukan yang kau bilang."
.
.
Kuroo diam sebentar, dipandanginya Yaku yang memeluk sebuket bunga ditangannya. Si pendek itu tersenyum senang, Kuroo yakin bunga itu didapatkan dari junior yang katanya sedang PDKT dengan Yaku.
"Yaku, kau jelek saat tersenyum."
Yaku melotot, ia menendang Kuroo hingga si buluk itu hampir terjungkal.
"Heh, kau iri karena tak punya pacar Kuroo?"
Kuroo diam, kalah. Telak.
Yaku menepuk pundaknya prihatin, "tenang Kuroo. Mungkin suatu saat kamu akan jadi jomblo seumur hidup."
Dan, perdebatan mereka berlanjut.
///Kurotsuki///
Dari seminggu ini Yaku sering berurusan dengan bunga. Ada banyak bunga yang selalu ia bawa ketika pulang, dan semuanya bunga mawar pemberian dari pacarnya.
Tapi kali ini berbeda. Ada dua mawar berwarna berbeda, mawar merah dan kuning. Yaku bilang ia harus membagikan ini kepada orang-orang yang lewat. Merah untuk pasangan dan kuning untuk tanda pertemanan.
"Kuroo, berdiri yang tegak!" omel Yaku ketika ia nampak ogah-ogahan.
Dahi Kuroo mengerut, untuk apa sih membagikan bunga? dikira orang-orang yang lewat itu adalah hantu?
"KUROO!" Yaku masih terus meneriaki nama Kuroo.
"Yak Yaku! kau kecil tapi suaramu berisik sekali!"
Yaku melotot horor, "apa kau bilang?!" kakinya menendang Kuroo kuat, "bagikan ini atau ikan salmon milikmu ku berikan pada Lev!"
"Ck!"
"Are, Neko-chan beralih profesi dari mahasiswa menjadi penjual bunga?"
Kuroo berdecih. Mimpi apa ia bisa bertemu jelmaan ular seperti Daishou Suguru, dan yang lebih menyebalkan adalah kenyataan bahwa pria itu tengah bergandengan tangan dengan pacarnya, Mika.
Kuroo menyerahkan bunga mawar, "berisik pergi sana," lalu membuat gestur mengusir.
Daishou tertawa, dirangkulnya pundak Mika lalu meninggalkan Kuroo yang kesal. Orang berikutnya datang, 2 orang, sama-sama pria dan berisik.
"Yuu! kita harus berikan bunga untuk Shimizu-san!" celetuk yang satu, si botak.
Yang satunya lagi menyahut, "kau benar Ryuu!" dan melompat-lompat.
Kuroo menarik napas, sabar, ia harus sabar. Kuroo tersenyum ramah, "mau bunga yang mana?" tanyanya.
Nisinoya, si pendek itu menunjuk sekeranjang bunga yang masih tersisa. "Ini gratis kan?"
Kuroo mengangguk.
Kali ini Tanaka yang bertanya, "kok warnanya nggak kompak?"
"Yang merah untuk diberikan ke pasangan. Yang kuning untuk tanda pertemanan," Kuroo dengan sabar menjelaskan. Matanya menatap dua orang tersebut yang terkagum-kagum.
"Kita ambil yang merah!" sahut keduanya, kompak. Apa mereka kembar beda wajah tapi satu kelakuan? sama-sama berisik dan pecicilan? Oh tidak mungkin.
"Tidak bisa."
"Loh? kenapa?" sahut keduanya lagi, masih kompak.
"Kalian kan jomblo."
Satu detik, dua detik, tiga detik.
Tanaka dan Nisinoya tiba-tiba tertawa, "Yuu, kita harus ambil bunga yang kuning!"
"Hahahaha, benar Ryuu! kita harus ambil yang kuning untuk teman-teman kita!"
Kuroo mendadak linglung. Bahkan saat semua bunga mawar kuning di keranjang diambil oleh dua orang tadi ia masih merasa linglung. Apa dia sudah tertular tidak waras. Biarlah, toh bunganya tinggal sedikit.
Orang berikutnya datang, kali ini dan berikutnya masih aman, maksudnya terkendali dan tidak ada insiden yang luar biasa. Hingga bunga di keranjang tinggal dua.
Tiga orang menghampiri Kuroo. Dua pria dan satu perempuan. Tinggi berkacamata, pria berambut lumut dan Si imut berambut pirang.
Kuroo tanpa ragu memberikan salah satu bunga mawar ke satu-satunya perempuan diantara mereka, "untukmu," katanya.
Yachi, perempuan itu bergidik takut. Ya mau gimana lagi, tampang Kuroo terlihat seperti om-om mesum dimata Yachi. Jadi ia lebih memilih bersembunyi dibalik tubuh pacarnya. "Terimakasih," kata Yamaguchi yang mewakili Yachi.
Kuroo mengangguk, tatapannya kemudian jatuh ke lelaki pirang dan berkacamata yang berada dibelakang Yachi dan Yamaguchi, senyum iseng ia lemparkan.
Diambilnya bunga terakhir dan disodorkan, "nih untukmu."
Alis Tsukishima mengkerut, matanya menatap balik Kuroo. "Aku tidak butuh," katanya dingin. Tapi Kuroo abai, ia memepetkan tubuhnya kesamping Tsukishima, lalu berbisik. "Aku tahu kamu pasti suka sama perempuan itu, tapi kalah sama temanmu kan? mengaku saja!"
"Memangnya kau cenayang? sok tahu sekali," si pirang mendengus.
Ia memperhatikan temannya yang sudah pergi karena diusir Kuroo.
"Kalau begitu pasti cintamu ditolak seseorang? aku akan membantumu!" entah kenapa Kuroo merasa mengganggu Tsukishima berasa menyenangkan. "Bunga ini punya kekuatan loh, jika kau berikan kepada seseorang dia akan jatuh cinta padamu loh."
Tsukishima merebut bunga itu dari tangan Kuroo, membuat Si rambut melawan gravitasi itu tersenyum lebar.
Tapi hanya sesaat, nyatanya Tsukishima balik menyodorkan bunga itu padanya.
"Eh, k...kau suka padaku?" tanya Kuroo, otaknya mendadak tak bekerja.
Sementara itu Tsukishima tak menggubris, ia berbalik dan pergi.
- Fin.
Mungkin nulis ini waktu lagi kesambet?
Yayaya, see you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurotsuki Fanbook
FanfictionCuma cerita singkat antara Kuroo Tetsurou dan Tsukishima Kei dalam berbagai tema. Mungkin senang, mungkin sedih atau bahkan melukai hati? Nggak tahu deh, suka-suka Saya. Haikyuu ©Furudate Haruichi Cover Art ©Shigurefusawa