17

3K 289 44
                                    

Bugh!

Tanpa bisa menahan amarahnya lagi, Taehyung benar-benar meloloskan satu pukulan telak pada pipi bagian rahang Taeyong yang membuat pemuda itu terhuyung beberapa langkah ke belakang dengan pandangan terperangah menatapnya.

Sontak pemandangan itu membuat murid-murid yang tengah berkerumun menyaksikan kejadian tersebut tercengang seketika.

Suasana yang semulanya gaduh berubah menjadi senyap untuk beberapa saat sebelum kembali riuh. Para murid-murid itu saling berbisik tentang apa yang terjadi dan mengapa Taehyung tiba-tiba memukul Taeyong begitu saja.

Sementara itu, Taehyung nampak terengah pelan. Memberikan tatapan tajam terarah lurus pada Taeyong yang ternyata tengah balas menatap Taehyung balik sembari mengusap sudut bibirnya yang terlihat sedikit mengeluarkan darah.

Keduanya saling melempar tatapan tajam selama beberapa detik.

Sebelum akhirnya Taehyung memilih mengalihkan pandangannya ke sekitar yang kini semakin ramai mengelilingi mereka berdua di tengah-tengah lorong koridor siang itu.

"Mengapa Pak Kim memukul Taeyong? Bukankah itu melanggar aturan sekolah?"

"Kau benar. Tapi kurasa Taeyong memang keterlaluan, bukan?"

"Tapi... memukul seorang murid tanpa sebab adalah sebuah kejahatan."

"Hei... Tidak. Pak Kim punya alasan!"

"Menurutmu?"

"Bukankah dia sedang membela Jennie?"

"Hul. Jennie Kim itu sungguh sialan."

Sial.

Taehyung lantas memejamkan matanya begitu menyadari akan apa yang ia lakukan barusan. Dia benar-benar kehilangan kontrol dirinya sendiri dan membuat suasana itu semakin kacau. Dan lagi-lagi bukannya memperbaiki, ia malah memperunyam masalah.

"Pak Kim kau itu benar-benar aneh." ucap Taeyong sembari menggeleng pelan dengan kekehan samar. Tatapannya terarah lurus pada Taehyung yang tampak mematung dari jarak tiga langkah. "Mengapa kau tiba-tiba memukulku, huh?"

Taehyung terdiam.

Melihat kebungkaman Taehyung, membuat Taeyong mendecih sembari memiringkan kepalanya ke samping. "Apa kau tidak tahu... kau bisa mendapatkan masalah besar karena hal ini, ssaem."

Taehyung menaikkan alisnya sebagai respon. Dengan santai, ia lalu menyelipkan satu lengannya ke dalam saku celana trainingnya sembari menatap lurus Taeyong dengan senyum tipis. "Aku hanya memberimu sedikit pelajaran tadi. Apakah kau tersinggung?"

Taeyong ikut menaikkan alisnya. "Untuk apa? Apa aku mengatakan kesalahan?" tanyanya dengan wajah seolah kebingungan. "Ah? Apa kau mendengar percakapanku dengan Jennie sebelumnya? Apa karena itu? Wah, jadi kau memukulku karena membelanya? Tidak kusangka..." Taeyong tertawa kecil sembari bertepuk tangan seolah itu hal yang lucu.

Sementara Taehyung tetap bungkam dan mencoba untuk menahan dirinya agar tidak melayangkan pukulan kedua kalinya pada pemuda itu yang kini memasang tampang tak bersalah sama sekali. 

"Aku membelanya karena kau mengatakan omong kosong yang memancing keributan. Sebagai guru, sudah seharusnya aku sedikit menegurmu, apa aku tidak boleh?"

Teacher, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang