3

7.6K 565 31
                                    

Tiga hari sejak kejadian di klinik itu, Jennie selalu menghindari Pak Kim. Ia marah karena merasa dilecehkan saat itu. Mencium dengan seenaknya, lalu pergi begitu saja tanpa rasa bersalah masih teringat jelas oleh Jennie. Malam setelah insiden itu, Jennie bahkan tidak bisa tidur nyenyak karena wajah pria itu yang tengah tersenyum membayangi pikirannya terus-menerus.

Mengingat hal itu, rasanya Jennie ingin mencakar wajah pria itu dan menendang kemaluannya karena telah berani mengusik pikirannya akhir-akhir ini.

Dan saat pria itu berkata jika dia ingin memastikan bahwa Jennie telah berpisah dari Taeyong dan ingin mengawasinya, Jennie terus memikirkan apa maksud perkataannya itu hingga ia merasa kepalanya benar-benar pecah karena terus berpikir, membuatnya kesal sendiri.

Langkah Jennie mendadak terhenti ketika melihat presensi Pak Kim di ujung koridor sana tengah berjalan cepat sambil sesekali membalas sapaan para siswi-siswi yang tersenyum genit ke arahnya.

Cih, sedang tebar pesona rupanya.

Mendelik, Jennie lantas hendak berbalik arah sebelum pria itu melihatnya. Lagi-lagi Jennie memilih untuk menghindarinya. Menghindari Kim Taehyung.

Tapi, belum ada selangkah, suara itu memanggilnya. "Jennie?"

Sial.

Taehyung melihatnya.

Jennie masih membeku di tempatnya. Tidak ingin menoleh sedikitpun.

"Kenapa terus menghindar dariku?" kekeh Taehyung, "ku rasa permasalahan kita sudah selesai saat di klinik waktu itu."

Mendengar kekehan pria itu membuat Jennie menoleh. Tangannya gatal sekali ingin meninju wajah Taehyung yang hanya berjarak setengah meter dari hadapannya.

"Ani. Aku tidak menghindarimu, Pak Kim. Aku hanya... harus menjaga jarak dari pria mesum sepertimu," ujar Jennie sambil menatap tajam Taehyung.

Taehyung tertawa. "Wah, kau mengataiku mesum disaat kau sendiri yang memulainya malam itu."

"Lagi-lagi kau membahasnya," Jennie menyipit, "sudah ku bilang itu hanya salah paham. Aku mabuk saat itu. Tapi kau masih waras saat menciumku di klinik, Pak Kim." desisnya, pelan. Mencoba untuk tetap sopan.

Lagi, Taehyung meresponnya dengan tertawa kecil. "Ah, kau menghindariku karena ciuman itu."

Mendengarnya, wajah Jennie seketika memerah. Membuat Taehyung tak tahan ingin mencubit pipi tembam gadis itu.

"Aku sebenarnya bingung, mengapa kau merespon hal ini dengan berlebihan?" ujar Taehyung pelan yang masih bisa terdengar oleh Jennie. "Maksudku, kau 'kan pernah mempunyai kekasih. Apa kekasihmu itu tidak pernah melakukan hal seperti itu?"

Jennie terbatuk sambil membulatkan matanya ke arah pria itu.

"Hei... aku hanya bertanya, karena kau seperti belum pernah berciuman sebelumnya," lanjut Taehyung ketika melihat wajah gadis di hadapannya berubah menakutkan.

"Kau," desis Jennie. "Apa kau tahu bahwa ucapanmu itu benar-benar tidak sopan, Pak Kim."

Hei, memangnya Taehyung salah, ya?

"Aku permisi," ujar Jennie sambil membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauh.

Meninggalkan Taehyung yang terkekeh geli di belakangnya. Benar. Sepertinya gadis itu belum pernah melakukan hal semacam itu. Maksudnya, berciuman yang begitu intens seperti di klinik kemarin dengan kekasihnya.

Ah, jadi Taehyung yang pertama, ya?


***


Apa-apaan pria itu?! Mengapa ia menjadi membahas hubungannya dengan Taeyong? Lalu, seenaknya dia bilang respon Jennie terlalu berlebihan akan hal itu. Tentang ciuman di klinik. Tentu saja Jennie marah. Taeyong bahkan tidak pernah menciumnya seintens yang dilakukan pria itu. Selama berpacaran dengan Taeyong, mereka hanya sesekali berciuman. Itu pun sebuah kecupan. Hanya menempelkan bibir mereka bukan sebuah lumatan panas yang membuat Jennie pening.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teacher, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang