11

6K 634 23
                                    

Lantai dansa semakin menggila. Lampu diskotek berkelap-kelip menambah kesan riuh pesta malam ini. Terdengar suara musik yang menghentak-hentak. Sorakkan antusias yang keluar dari murid-murid Eunwoon memenuhi ballroom hotel ternama di Seoul saat sang MC berteriak, "Mari kita bersenang-senang untuk malam ini!!"

"WOHOOO!!!"

Empat gadis cantik itu bersorak heboh. Lalu mulai menggoyangkan tubuhnya mengikuti lagu yang di putar. Tertawa cekikikan menikmati suasana panas ini.

Pesta perayaan ini hampir di hadiri seluruh penghuni SMA Eunwoon. Tentu saja ini adalah momen terbaik di setiap tahun. Semua murid dibolehkan untuk bersenang-senang bersama para guru-guru untuk merayakan berdirinya sekolah selama lima belas tahun lamanya. Tiap tahun acara ini selalu diadakan. Dan ini adalah tahun terakhirnya, maka, Jennie tidak ingin menyia-nyiakan keseruan ini.

Tangan Jennie kontan melambai ke arah Jungkook ketika ia melihat pemuda itu tengah sibuk memotret situasi pesta dari pojok ruangan. Tidak peduli dengan sekitarnya.

Terlihat, Jungkook membalas lambaian tangannya sambil melempar senyum padanya.

"Siapa?" Lisa berbisik tepat di pinggir Jennie dan mengikuti arah pandangnya. "Oh, Jungkook?"

Jennie menoleh sambil mengangguk kecil.

"Dia itu manis sekali, ya." kekeh Lisa. "Mirip kelinci."

"Kau tertarik padanya?"

Lisa terkikik geli. "Oh, tapi belum ke tahap suka, sih. Hanya tertarik karena dia tampan."

Jennie terkekeh. "Dasar kau penggila lelaki tampan!" lalu pandangannya beralih menatap Rose dan Jisoo yang tampak asyik menari bersama Ko June dan Bobby si tengil itu. "Ck, apa mereka sudah mabuk?"

"Sepertinya." ujar Lisa. "Ayo kita ke sana!" Lisa lalu menarik lengan Jennie dan membawanya menghampiri kedua temannya itu.

"Hai, Jennie." tiba-tiba saja seorang pemuda muncul di antara mereka.

Kim Hanbin---teman dua tengil itu---mengedipkan sebelah matanya saat melihat Jennie dan Lisa mendekat.

Melihat itu, Jennie merotasikan bola matanya sebal. "Jangan mengangguku!" ujarnya memperingati.

"Oh, ayolah, Jen!" Hanbin dengan berani merangkul pundak Jennie, "Kau sudah putus dengannya bukan? Kenapa kau masih jutek padaku?" Tanyanya sambil menyelipkan senyum genit.

"Ya, lepaskan!" protes Jennie.

"Gosip itu tidak benar, 'kan?" Tanya Hanbin serius.

"Apa urusanmu?" Jennie berkata dengan sinis. "Lepaskan tanganmu cepat! Apa kau ingin mati, huh?!" ia memberikan gestur mengepal.

Hanbin terkekeh kecil dan malah semakin mengeratkan rangkulan itu. "Tidak. Aku inginnya sebuah ciuman di sini." katanya seraya menunjuk bibir.

"Dalam mimpimu!"

Ketiga temannya kontan tertawa melihat pemandangan konyol itu. Sudah menjadi rahasia umum jika Kim Hanbin menyukai Jennie sejak kelas satu. Dia selalu mengejar-ngejar Jennie tapi tidak pernah ditanggapi oleh gadis itu karena Jennie tidak suka dengan sikap playboy yang dimiliki Hanbin. Hanbin terkenal dengan mempunyai banyak gadis tapi tidak pernah serius, lebih sering memainkannya. Pokoknya, Jennie tidak suka!

"Oh, man!" June menepuk pundak Hanbin, "Tidak seperti ini caranya. Ayo belajar padaku bagaimana caranya menaklukan hati wanita dingin."

Hanbin terkekeh geli lalu melirik Jennie yang memasang wajah jutek. Dia pun melepas rangkulannya dan menatap June dengan penuh harap. "Bagaimana?"

Teacher, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang