4

7.7K 869 39
                                    

Aneh. Ini bukan pertama kalinya Jennie pulang tengah malam seperti ini, tapi entah kenapa ketika Jennie mulai menyusuri jalanan yang sepi setelah berpisah dari ketiga temannya tadi, perasaan Jennie mulai tak enak. Jennie merasa dia diikuti.

Memikirkan hal itu membuat Jennie bergidik ngeri. Sambil mencengkram rompi seragamnya, Jennie terus memperhatikan sekelilingnya.

Di rasa tidak menemukan apapun yang mencurigakan, Jennie lantas menghela napas lega. Ia lalu meneruskan kembali jalannya.

Ah, ngomong-ngomong, selepas pulang sekolah tadi, mereka berempat pergi ke tempat karoke sesuai usulan Rose untuk melepas penat setelah belajar seharian penuh. Belum lagi pikiran Jennie benar-benar penuh oleh pria itu, dan karoke memang solusi yang terbaik.

Namun ini terlalu malam jika Jennie memutuskan untuk berjalan kaki menyusuri gang sendirian. Jisoo sempat mengajaknya untuk menginap, tapi Jennie menolak karena dia tidak ingin merepotkan gadis itu.

Jennie kemudian berbelok ke kanan. Memasuki gang kecil yang dindingnya dipenuni tulisan piloks berwarna-warni.

Gang yang Jennie lewati adalah jalan pintas yang cepat untuk sampai rumahnya. Jennie dulu sering lewat sini jika memang kepepet karena sudah terlalu malam seperti saat ini. Ia tidak mungkin memilih jalan satunya lagi karena akan memakan waktu yang cukup lama.

Suasana begitu hening hingga Jennie kini bisa mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Meneguk ludah, Jennie memilih untuk terus berjalan dengan cepat. Suara langkah kaki di belakangnya terasa semakin mendekat membuat jantung Jennie bertalu-talu.

Mata Jennie sontak membola saat ia menengok ke belakang. Di sana, berjarak satu meter lebih darinya, berdiri seorang pria yang memandanginya dengan tatapan liar. Pria itu menyeringai dan mulai berjalan mendekat ke arahnya dengan gontai. Bau alkohol yang menyengat menusuk penciumannya ketika pria itu berkata, "Gadis manis mau kemana kau?"

Mendengar itu, Jennie menegang. Hal mengerikan yang akan terjadi memenuhi pikirannya.

Tidak.

Jennie harus segera lari.

Menjauhi pria mabuk itu sejauh mungkin atau hidup Jennie tak kan selamat.

Jennie berlari dengan kencang menyusuri gang lembab ini dengan keringat dingin membasahi wajahnya. Sesekali gadis itu menoleh untuk melihat apakah pria itu mengejarnya.

Dan benar saja. Pria gila itu mengejarnya.

Aw. Jennie terjatuh menabrak potongan kayu yang tergelatak di tanah. Panik, Jennie menoleh ke belakang, tapi ia tidak menemukan pria gila itu.

Masih ketakutan, Jennie berdiri. Kemana pria itu?

Meringis, Jennie mulai berjalan terseok-seok menyusuri gang. Berharap memang pria itu tidak berhasil menemukannya.

Seberkas cahaya terlihat di ujung gang. Dengan cepat Jennie berjalan untuk bisa keluar dari gang ini. Namun langkah Jennie terhenti ketika melihat pria itu berada di sana. Berdiri menyeringai menatap ke arahnya.

Jennie bergetar ketakutan. Ia ingin berlari namun kakinya terasa perih untuk digerakkan.

"Tidak! Jangan mendekat!" pekiknya.

Pria itu tidak menghiraukan perkataannya, ia tetap berjalan mendekati Jennie.

Jennie memekik panik. Segera ia berusaha lari sebelum sebuah tangan pria itu menangkapnya.

"Mau kemana, hm?" tanya pria itu sambil menyentuh wajah Jennie. "Ah, kau sangat cantik gadis muda."

Jennie berontak. Ia berusaha melepaskan cekalan tangan itu. Matanya melotot ketika tangan kurang ajar milik pria itu mulai menyentuh bahu dan dadanya.

Teacher, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang