16

4K 439 37
                                    

"Kerja bagus, Kang Seulgi."

Sosok itu menampilkan senyum liciknya dengan apik di kedua belah bibirnya. Tangannya dilipat di dada. Menambah kesan angkuh setinggi langit. Menatap lawan bicaranya yang kini tampak membalasnya dengan tatapan tak terbaca.

"Aku sudah melakukan yang kau suruh." tutur Seulgi.

Sosok itu masih tersenyum di sana.

"Apa motifmu sebenarnya?" Seulgi bertanya dengan nada tenang namun hal itu membuat sosok itu merasa tersinggung dan menaikkan alisnya menantang. "Aku hanya penasaran saat kau menawarkan tawaran ini padaku. Aku memang membencinya karena dia kurang ajar padaku. Tidak. Entah mengapa, meski dia telah berakhir, kekasihku terkadang terus membicarakannya membuatku muak. Jadi, kuputuskan aku tidak menyukainya. Tapi... kau?"

"Dia telah mengusik yang ku suka."

Oh. Apa maksudnya...

"Kim Taehyung."

Astaga. Ternyata benar dugaannya.

"Dia telah mengusik Kim Taehyung. Gadis itu... Terlalu dekat dengan milikku, kau tahu?"

Seulgi hanya menatap sosok itu karena ucapannya. Berusaha untuk setenang mungkin, meski air mukanya tidak bisa membohongi jika ia terkejut.

Seulgi berpikir keras. Bagaimana bisa sosok yang terlihat lembut di mata semua orang itu bisa melakukan hal selicik ini demi mendapatkan yang dia mau.

Dia ingat sekali. Sore itu, ketika ia berhasil memotret kedua orang itu dengan tepat sasaran dengan ponselnya---ia tak mengetahui---begitu ia membalikkan tubuhnya, seseorang berdiri di belakangnya. Melempar tatapan tajam padanya sambil berkata. "Ayo kita bekerja sama."

Awalnya, dia tidak ingin hal itu. Awalnya, dia menolaknya. Karena sejujurnya ia bisa melakukannya sendiri. Berurusan dengan orang lain memiliki konsekuensi yang besar. Tapi, mengingat kejadian tempo lalu di pesta saat gadis itu berhasil mempermalukannya balik, tak banyak berpikir, ia pun menyutujuinya dengan satu syarat; ia akan selesai jika gadis itu benar-benar dipermalukan semua orang tepat dimatanya.

"Bersiaplah." katanya membuyarkan lamunan Seulgi. "Aku tak ingin kau puas hanya dengan hal ini. Kau tahu... ini hanya sebagai permulaan sebelum kau melakukan rencana utama yang akan ku suruh."

Seulgi terdiam.

"Hei, apa kau mengerti?" Sosok itu menjetikkan ibu jarinya di hadapan wajah Seulgi.

Seulgi tersentak.

"Aku mengerti... Bae-ssaem."

Bae Joohyun, seseorang itu, menampilkan seringainya.

Setelah mendapatkan jawaban yang membuatnya puas, wanita itu berbalik dan melangkah meninggalkan Seulgi yang masih terpaku dan hilang dibelokkan. 

Seulgi hanya tak menyangka.

Wanita itu sama gilanya.

Ck, ternyata benar ungkapan yang mengatakan jika jangan menilai seseorang dari luarnya saja---maksudnya tampangnya.

Karena, itu hanyalah cangkang yang menutupi sebuah kedok asli.

***

"Dia sungguh gila."

Lisa tidak berhenti untuk mengoceh sambil menatap Jisoo dan Rose yang berada di hadapannya dengan penasaran, lalu melirik Jennie yang berada di sampingnya. "Dan kau sama gilanya, Jen."

Jennie menaikkan alisnya karena hal itu.

Lisa menarik napas panjang, sebelum pandangannya mengedar menatap seluruh penjuru kantin yang kini semuanya hampir mencuri pandang ke arah meja mereka sambil berbisik-bisik. Membicarakan kejadian tadi pagi yang sempat membuat heboh. 

Teacher, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang