15

5.8K 540 47
                                    

"Hachim!"

Jennie mengernyit dan langsung menyodorkan tisu pada Taehyung yang segera diambilnya.

"Apa kau tidak perlu ke dokter, hm?"

Taehyung menggeleng pelan. Dia lantas menyenderkan kepalanya pada pundak milik Jennie yang berada di sebelahnya. Ya. Beberapa menit yang lalu setelah ia mengirimi pesan menggelikan itu, tak di sangka gadis itu mendatanginya.

Dipejamkan matanya perlahan untuk meredam peningnya. Mengingat kejadian semalam membuatnya terkekeh pelan. Menggigil kedinginan karena terjebak di kolam renang. Untung saja ia ingat pintu itu, jika tidak, hal yang terjadi lebih parah. Mereka akan terciduk satu penghuni sekolah.

Memikirkannya saja membuatnya kian pusing.

Sebenarnya, jika memang itu terjadi, Taehyung tak apa. Dia bisa menanggungnya. Tapi tidak untuk Jennie. Gadis itu pasti yang menjadi sasaran semua orang. Dan Taehyung tidak ingin Jennie mengalami hal itu. Dia tidak ingin Jennie terluka. Setidaknya untuk sekarang, berkencan diam-diam adalah pilihan yang tepat bagi hubungan mereka.

Tapi, dia malah mengacaukannya kemarin.

"Tidak perlu. Ada dirimu saja sudah cukup buatku."

Terdengar decihan keluar dari mulut Jennie. "Dasar perayu!"

Taehyung tertawa pelan. Dia lantas menegakkan tubuhnya. "Aku serius." katanya sambil menatap tajam gadis itu.
"Tubuhku membaik secara alamiah saat melihat dirimu."

Mata Jennie menyipit geli mendengarnya. "Hul. Kau sungguh terdengar seperti perayu ulung!"

Mendengar itu lagi-lagi Taehyung protes sambil menyengir. "Aku seperti ini hanya denganmu."

"Oh, ya?" Jennie mengangkat alisnya, "Jika pada guru Bae kau tidak begini?"

Taehyung terkekeh. "Jadi, kau masih cemburu tentang hal itu?"

"Kau pikir saja sendiri."

"Pikiranku mengatakan kau cemburu."

"Yasudah!"

"Yasudah apa? Kau cemburu?"

Jennie mendesis. "YA!"

Sontak saja Taehyung meloloskan tawanya. Dengan gemas, diraihnya wajah mungil Jennie. Mengusuk pelan pipi tembam yang tampak mengembung lucu itu. Membuat si empunya berseru protes. Tapi, Taehyung tak menggubrisnya. Dia malah terus memainkan pipi itu.

Dan tiba-tiba saja, tatapan jahil yang dilempar pria itu berubah menjadi tajam. Terasa intens.

Lalu, Jennie menahan napasnya kala wajah Taehyung semakin mendekatinya. Tahu apa yang akan terjadi, dengan sigap Jennie menaruh punggung tangannya tepat di atas bibirnya sehingga bibir pria itu malah mendarat di sana. Jennie lantas menyeringai. "Aku masih waras jika tidak ingin tertular denganmu."

Belum sempat Taehyung memprotes hal itu, dengan cepat Jennie menutup mulut Taehyung. Tertawa kecil, lalu beranjak dari sofa sembari mengambil mangkuk kosong yang sebelumnya berisi bubur instan buatannya dari atas meja dan berjalan menuju dapur.

Sementara itu, Taehyung tampak melongo dibuatnya. Terkekeh pelan, dia lantas ikut menyusul Jennie ke dapur. Dia menyeringai memperhatikan Jennie yang sedang sibuk mencuci mangkuk di wastafel sebelum akhirnya ia merengkuh tubuh gadis itu dan membawanya kembali ke ruang tamu.

Tentu perlakuannya itu membuat Jennie memekik terkejut.

"Ya!"

Taehyung tak peduli. Dia harus memberikan hukuman pada gadis itu.

Teacher, I'm in Love With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang