"Yakin pakai baju yang kemarin? Padahal kamu bisa pinjam bajuku," ujar Jisung dari tempat duduknya.
Taehyun mengibaskan tangannya. "Tidak apa-apa. Aku pakai ini saja. Ngomong-ngomong bagaimana nihh? Aku tampan tidak? Hahaha," ucap Taehyun mengerjai Jisung.
"Lebih tampan aku," ucapnya percaya diri.
"Eleeh," cibir Taehyun. "Sekali lagi selamat karena kamu sudah bisa melihat lagi, Jisung!"
Jisung tersenyum dan mengucapkan terimakasih. "Aku bersyukur dapat donor mata..." gumamnya.
"Bersyukur itu harus!" ucap Taehyun menyemangati.
"Mau di antar sekalian?" tanya Hoseok.
Taehyun menggelengkan kepalanya. "Aku pakai bus saja." Ia melirik jam dinding dan pamit kepada orang-orang di sana untuk segera pergi ke kampus.
Sebenarnya dia sendiri malas untuk ke kampus. Tapi kasihan juga buku-buku miliknya yang masih ada di loker kalau ditinggal.
5 menit setelah Taehyun menunggu, bus berhenti di sebuah halte yang letaknya tak jauh dari tempat latihan itu.
Karena bus yang ramai, maka harus cepat-cepat masuk. Kalau terlambat nanti tidak kebagian tempat.
"Duh!" Taehyun mengusap lengannya yang tidak sengaja tersiram kopi panas.
"Waduh, sorry bro," ucap seorang laki-laki pemilik kopi.
"Lain kali hati-hati," ujar Taehyun sebelum menyadari kalau laki-laki tadi langsung pergi begitu saja.
Eh tunggu. Laki-laki itu salah satu mahasiswa di jurusan Taehyun. Kalau tidak salah masih maba (mahasiswa baru).
Begini-begini Taehyun hafal. Karena dia itu salah satu anggota BEM. Tapi posisinya tidak terlalu penting sih.
Lebih tepatnya dia dipaksa masuk organisasi karena kekurangan orang.
Yaah... tidak apa-apa. Itung-hitung ikut organisasi saja. Padahal dia lumayan introvert.
Hingga Taehyun menginjakkan kaki di kampus dan segera berjalan melewati koridor tanpa mempedulikan orang-orang yang berbisik sembari melihat dirinya.
Sekali lagi, Taehyun tidak peduli. Dia hanya ingin mengambil buku-bukunya, lalu pergi ke toilet untuk mencuci lengannya yang ketumpahan kopi.
Taehyun ingin cepat-cepat ke kelas agar dapat tempat duduk paling belakang. Sudah, dia cuma ingin tidur lagi.
"Apa-apaan?"
Loker Taehyun sangat kotor. Di dalamnya banyak surat-surat ber-amplop hitam, seperti surat kebencian.
Lalu kertas yang diwarnai dengan krayon pelangi. Dan parahnya ada dildo berwarna hitam di sana.
Taehyun masih diam membeku. Dan ketika ia membuka salah satu surat.
"Hai, gay. Jangan bersembunyi dan sok suci begitu. Uangmu yang banyak itu hasil melacur kan?"
"Aku tau ayahmu kaya. Tapi dilihat dari hubungan kalian sepertinya tidak baik. Kau anak angkat ya?"
"Dan juga aku melihatmu berlibur dengan laki-laki. Hahaha... Itu pasti orang yang menyewa dirimu kan?"
"Mengaku saja, Kang Taehyun."
"Dasar Pelacur, Gay."
"Orang kelainan mental seperti dirimu tak pantas berada disini."
BYUR!
Tubuh Taehyun basah kuyup oleh seember air beraroma mint.
Hahh... Taehyun benci mint.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Die ✓
FanfictionTaehyun hanya ingin mati dan mengakhiri semua penderitaannya. Namun kakak tirinya, Choi Beomgyu, agak membuat pemikirannya goyah. top: beom bott: tae ⚠️suicide attempts, depression, self-harm, indirectly incest ©2020, sauceiopath