𝟏𝟑

3.6K 676 82
                                    

Tuk...

"Eh?" Taehyun menatap Beomgyu yang ada di sebelahnya. "Kenapa Hyung?" tanyanya setelah merasakan bahunya diketuk oleh kakaknya itu.

Beomgyu menggelengkan kepalanya. "Tidak kok. Kamu melamun, aku kira mabuk perjalanan," jawabnya.

"Oh." Taehyun kembali melamun, kali ini menatap pemandangan di luar.

Sementara Beomgyu canggung sendiri; dia kehabisan bahan obrolan.

"Em... Taehyun?" panggilnya, disahuti deheman oleh sang empu.

"Kamu suka?" tanyanya ambigu.

"Hah?" Taehyun menatap bingung. "Suka apa?"

"Anu itu- maksudnya kamu suka... Suka naik kereta seperti ini??" lanjut Beomgyu.

"Hm... Aku lebih suka naik pesawat, tidak ramai," kata Taehyun.

"Tapi kan pesawat juga ra-" Beomgyu tiba-tiba teringat sesuatu, ia tersenyum miris.

Kau lupa, Beomgyu. Dia itu orang kaya yang selalu naik pesawat pribadi.

"Apa? Hyung bilang apa?" tanya Taehyun mendekatkan kepalanya ke bibir Beomgyu.

"E-eh wowowow, berhenti disana." Beomgyu mendorong kepala Taehyun agar menjauh darinya.

"Kenapa?" tanya Taehyun.

Beomgyu mengibaskan tangannya. "Rambutmu bau," ucapnya dibalas pukulan di bagian lengan.

"Rambutku wangi stroberi, tahu." Ia kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Iya-iya..."

Dan percakapan pun berakhir.

Pada akhirnya Taehyun membuka suara, "kalau aku lompat dari sini, kira-kira mati tidak ya?"

Beomgyu mengerutkan dahinya. "Belum mulai," ucapnya.

Taehyun mencibir, "tidak ada kematian yang dijadwalkan, tuan Choi Beomgyu yang terhormat."

"Belum tentu juga kamu mati. Bisa saja hanya mengalami patah tulang ataupun lumpuh? Wah hidupmu tambah menderita," ucap Beomgyu.

"Cih." Beomgyu tersenyum penuh kemenangan setelahnya.

"Ngomong-ngomong, si Sanhee itu buta warna?" tanya Taehyun.

"Sopan sedikit, dia lebih tua darimu," tegur Beomgyu.

"Terserah, jawab saja pertanyaan ku," ucap Taehyun tidak peduli.

"Iya. Oleh karena itu aku selalu membantunya untuk memberikan nama warna kepada bunga-bunga miliknya."

"Tidak usah pamer kalau kau membantu segitu banyaknya."

"Hehehehe, aku hanya mengatakan hubungan kami sebenarnya."

Taehyun menghadapkan badannya ke arah Beomgyu; merasa tertarik dengan pembicaraan ini.

"Kamu ingin tahu 'kan hubunganku dengan Sanhee?"

Taehyun menatap sinis. "Karena kau kakakku, aku hanya ingin curiga. Jangan mengatakan seolah-olah aku sangat ingin tahu hubungan kalian."

"Ya sudah tidak jadi," Beomgyu kembali duduk tenang.

"Apa- hei katakan padaku!" Ia terkekeh saat adiknya itu menarik-narik rambutnya.

Menjambak lebih tepatnya.

"Iya-iya, hentikan itu. Aku bisa botak," ujar Beomgyu.

"Aku dan dia cuma teman-"

"Teman macam apa mesra begitu? Bisa saja saling menyimpan perasaan bukan? Dia suka denganmu 'kan Hyung?" tanya Taehyun memotong ucapan Beomgyu.

I Want To Die ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang