Dari tadi pagi, Taehyun tidak fokus melakukan sesuatu.
Mulai dari keramas menggunakan sabun cuci muka, lalu memakai sendal tertukar dan lain-lain.
Perkataan Sanhee kemarin membuatnya sangat kepikiran.
Bertemu di kafe? Untuk apa?
Jangan bilang Sanhee ingin confess ke Taehyun?
Haha tidak mungkin, itu nightmare bagi Taehyun. Lagipula mana mungkin dia menyukai Taehyun, yang ada membenci Taehyun dan menganggapnya sebagai saingan.
"Diakan suka Beomgyu," celetuk Taehyun tiba-tiba membuat ayahnya melirik putranya yang bersuara itu. "Siapa yang suka Beomgyu?" tanya ayahnya itu membuat Taehyun merutuki dirinya.
"Tidak," jawab Taehyun dan kembali fokus pada makanannya.
Kedua ibunya yang lain sedang pergi ke mall, Taehyun heran kenapa mereka berdua bisa akur begitu dan malah membenci Taehyun.
Orang-orang aneh.
Sementara Ryujin, duduk agak jauh dari Taehyun dengan sorot matanya yang seperti biasa, tidak peduli dengan apapun.
Ya masa-masa yang seharusnya dihabiskan untuk bersenang-senang itu menghilang karena harus terkurung di rumah sialan ini.
Bukan terkurung juga sih, Ryujin tidak ada pilihan lain untuk mendapatkan banyak uang.
Gagal ginjal yang dideritanya membuat Ryujin harus berada di sini, tentunya demi uang.
"Aku selesai." Taehyun meletakan sendok nya dan pergi ke kamarnya.
Ryujin melirik sebentar, dan kembali menyelesaikan makannya.
"Bagaimana operasinya, lancar?" tanya Tuan Kang pada Ryujin.
"Hm," balas Ryujin seadanya.
"Kau bisa pergi kapan saja," ucap Tuan Kang.
Ryujin menganggukkan kepalanya dan pergi untuk mencuci piring mereka.
Sementara Taehyun kini sedang memilah pakaian yang bisa ia pakai untuk siang itu.
"Kenapa aku seperti mau kencan begini? Jijik sekali," gumam Taehyun.
Sampai pintu kamarnya diketuk pelan oleh seseorang; Taehyun segera membukanya dan menemukan Ryujin berdiri disana.
"Oh, h-hai Ma," sapa Taehyun yang agak terkejut dengan kedatangan Ryujin ke kamarnya.
Ryujin, untuk pertama kalinya memberikan senyuman paling tulusnya, kali ini bukan tatapan tak peduli, tapi tatapan seolah mengatakan 'selamat tinggal.'
Ia memeluk Taehyun dengan erat, sambil menangis. "Mama akan pergi, jaga diri ya?"
Air mata Taehyun meluncur begitu saja dari kelopak matanya.
Meskipun Ryujin baru ada di sini selama 5 tahun, tapi Taehyun merasa sangat sangat kehilangan.
Ryujin melepaskan pelukan itu dan merapikan rambut Taehyun. "Mau kemana?" tanyanya.
Taehyun mengusap air matanya. "Ada yang mengajak keluar," jawab Taehyun.
Ryujin tersenyum mengejek. "Wah Taehyun kencan?"
Taehyun mendadak merasa kesal. "Tidak tau! Yang mengajak tidak jelas!" ucapnya.
Ryujin mengerjapkan matanya dan tertawa kecil. "Okay maaf-maaf. Sini, biar ku bantu memilih pakaian," ucapnya.
30 menit memilih pakaian, Ryujin menemukan kaos putih polos, celana jeans panjang, lalu jaket berwarna coklat muda.
"Aku sarankan pakai sneakers putih biar lebih matching tapi tetap simple," ucap Ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want To Die ✓
FanfictionTaehyun hanya ingin mati dan mengakhiri semua penderitaannya. Namun kakak tirinya, Choi Beomgyu, agak membuat pemikirannya goyah. top: beom bott: tae ⚠️suicide attempts, depression, self-harm, indirectly incest ©2020, sauceiopath