𝟏𝟔

3.3K 627 131
                                    

Karena aku malamnya gak ada kerjaan, makanya update
/bukannya istirahat malah nyari kerjaan/

enjoy!

***

"Aww jangan menangis..." Taehyun menepuk satu persatu kepala anak-anak yang kini memeluknya.

"K-kami akan rindu Kakak— hiks," ucap mereka masih menangis.

Lama kelamaan mata Taehyun ikutan perih melihatnya.

"Kalau rindu telepon pakai ponsel Aunty," ucap Elie yang datang untuk mengajak anak-anak itu pergi dari stasiun.

Ya, saking tidak relanya Taehyun dan Beomgyu pergi, anak-anak itu membuntuti mereka sampai stasiun kereta.

Mereka akhirnya mengalah, kemudian kembali menangis dengan kencang saat Taehyun dan Beomgyu memasuki kereta.

Taehyun melambaikan tangannya dari dalam kereta sambil menangis.

Ya mau bagaimana, tugas Beomgyu juga sudah selesai disini. Inginnya sih tinggal lebih lama, tapi Taehyun juga harus kuliah.

Tapi dia bersyukur pernah kesini.

Ia diajarkan yang namanya kebahagiaan dari kesederhanaan. Pelajaran hidup yaitu selalu bersyukur, dan jangan mudah putus asa.

Jujur Taehyun malu dengan anak-anak disana. Meskipun rata-rata dari mereka jadi yatim-piatu dan berkehidupan sangat susah, mereka masih bisa tersenyum dan bermain selayaknya seorang manusia yang bahagia.

Mengingat dirinya yang berulang kali ingin menghindari masalah, rasanya malu...

"Memikirkan apa?" tanya Beomgyu sambil mengusap air mata Taehyun.

Taehyun membalas dengan senyuman manis. "Aku belajar banyak hal, Hyung."

Beomgyu mengunyel-ngunyel pipi Taehyun dan mengecup bibirnya.

What

Da

Fak

"E-eh?!" Taehyun mengalami error system dalam otaknya.

Beomgyu justru tertawa tanpa dosa dan memeluk Taehyun dari samping. "Aku sangat bahagia, Taehyun."

"Kenapa?" tanya Taehyun keheranan.

Beomgyu menyenderkan kepalanya di bahu Taehyun. "Kamu akan hidup seperti manusia normal lainnya. Tanpa memikirkan kematian lagi."

Taehyun mengangguk. "Itu artinya tanggung jawab Hyung sudah lepas, 'kan?"

Beomgyu menaikkan sebelah alisnya. "Maksudmu?"

Taehyun memainkan jari Beomgyu. "Hyung hanya akan merawat Tyunie saat Tyunie gila saja 'kan?"

Beomgyu membulatkan matanya dan menangkup wajah Taehyun. "Sejak kapan kamu bisa menggemaskan seperti ini?!"

Taehyun memasang wajah garang. "Lepaskan dulu, pipiku sakitt."

Beomgyu melepaskan tangannya dari wajah Taehyun dan berpindah ke tangan Taehyun.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, jawab saja!" gertak Taehyun membuat Beomgyu menciut.

Beomgyu menggaruk kepalanya. "Kalau kamu mau berkunjung ke rumahku lain kali boleh saja." Ia mengalihkan pandangan dari Taehyun.

Taehyun tertawa miris. "Hyung membenciku? Jujur saja, tidak apa-apa."

Beomgyu menghela nafasnya. "Tidak, Taehyun. Hanya saja, aku tidak bisa terus-terusan menculik dirimu dari ayahmu," suara Beomgyu mengecil, "kau tau, aku bisa saja mati di tangannya..."

I Want To Die ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang