"Mahhhh adek gak mau nikah mah, hiks... hiks... adek masih SMA adek masih mau ngejar impian adek mah, huaaaaa... "
Gadis itu menagis histeris sambil memeluk kaki sang mama.
"Aduhh adek, jangan nangis gitu ah gak malu apa nanti didengar tamu, nih maskara kamu udah luntur juga."
"Huaaaaaaaa... adek gak peduli! adek gak mau nikah, seharusnya yang nikah itu kak Amel, kenapa sekarang malah adek yang mau dinikahin?!"
"Sayang, dengerin mama dulu ya, sttt... " Isti memeluk sambil mengelus punggung Aluna dengan lembut.
"hiks... hikss, adek gak mau nikah mah!" ucapnya dengan lirih, mungkin Aluna sudah mulai kehilangan tenaga, sebab tadi dia menangis histeris tak ubahnya orang gila.
"Sstt... princess mamah kok cengeng? liat nih hidungnya dah merah kan, kayak tomat."
"Ihhh mama! Idung adek jangan dipencet gitu, nantik tambah sujud gimana? mama mau tanggung jawab? mama mau bawa adek ke Korea."
"Iddih ngapain ke Korea, nanti kita jepit pake tang aja, pasti idungnya mancung deh, hahahaha... "
"Mamaaaaa, adek nangis lagi nih?!"
"Ihhh jangan atuh, kuping mamah sakit dengarnya" Aluna yang mendengar ucapan mamanya pun memanyunkan bibirnya.
"Lagian nih ya dek, kita itu sudah diciptakan Allah dalam sebaik-baik bentuk, kita patutnya bersyukur akan hal itu! bukan malah mau merubah ciptaan yang telah dianugrahkan oleh Allah pada kita."
Mata Aluna pun berkaca-kaca mendengar penuturan sang mama.
"Mah, maafin adek ya! gak seharusnya adek ngomong gitu, seharusnya adek lebih bersyukur lagi."
"lah kenapa minta maaf sama mamah?"
"Ehh iyya lupa, seharusnya kan adek minta maaf sama Allah hehehe." ucap Aluna sambil menyengir
𝐴𝑠𝑡𝑎𝑔𝑓𝑖𝑟𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑑𝑧𝑖𝑖𝑚...
Dan tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar kamar Aluna.
"Maaf buk, para tamu dan pengantin pria sudah menunggu neng Una." ucap Bi Marni, dia adalah salah satu orang yang membantu mamanya Aluna di rumah.
"Ohh iyya bik, kami akan turun sebentar lagi!"
"Baik bu, saya permisi dulu."
"Iyya silahkan bi."
Aluna menatap sang mama dengan tampang polosnya.
"Mah, kan Aluna gak mau nikah!" matanya kembali berkaca-kaca.
"Sayang, sini deh tatap mama, memangnya kenapa kamu nggak mau nikah?"
"Bukannya adek gak mau mah, tapi adek masih mau ngejar cita-cita adek hiks... hikss"
"Aluna Azzahra! dengerin mama, kamu tau tidak cita-cita tertinggi seorang perempuan itu apa?!" Aluna menggelengkan kepalanya.
"Cita-cita tertinggi seorang perempuan itu ialah dimana dia memiliki seorang imam yang dapat menuntunnya menuju surga, dan kamu salah sayang, keberhasilan terbesar dalam hidup seorang perempuan itu bukanlah jabatan ataupun pangkat, tapi kehormatan sebagai seorang ibu yang berhasil mendidik putra-putrinya menjadi sukses di kemudian hari!" tutur isiti
Aluna kembali menangis, tapi tidak histeris seperti tadi, karna sekarang dia tampak berfikir tentang apa yang diucapkan mamanya.
"Emangnya adek nggak mau menjadi salah satu dari wanita terhormat itu?" Aluna pun mendongak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi dosen ganteng
Random"Menikahimu adalah ujian dan kebahagiaan yang datang secara bersamaan." ~Asyraf Abdullah "Inilah aku dan segala kekuranganku, Mohon cintai aku dengan apa adanya diriku." ~Aluna Azzahra