"Iya, Saya tunggu." Aluna mendengar suara kekehan dari arah belakang, kemudian Aluna menoleh.
"Kalau penjahatnya ganteng gini, masih mau lari nggak?" ucap orang itu, dan mendekat ke tempat Aluna berdiri.
"Abang?!" Aluna memastikan, dia hanya takut, mungkin saja ini bukan suaminya tapi jin penunggu pohon yang tengah menyamar dan ingin balas dendam, karena terganggu dengan tangisannya tadi.
Orang yang dipanggil hanya tersenyum sambil berjalan menuju ke arah Aluna.
"Huaaa ... Om jin pohon. Una minta maaf, tidur Om keganggu ya? gegara Una nangis tadi. Jangan apa-apain Una, Una tadi nangis biar rame aja, suer." Aluna mengatupkan kedua belah matanya sambil meletakkan tangannya yang tengah memohon di depan mukanya.
"Om Jin, Una masih kecil. Kalau Om mau makan orang, nanti Una ajak suami Una kesini. Abang tubuhnya besar, tinggi pula. Om bisa makan sepuasnya, kalau Una kan kecil, Om gak bakal kenyang palingan nanti cuman jadi kotoran gigi Om jin aja." Aluna tidak merasakan pergerakan sama sekali, kemudian ia mencoba memicingkan matanya untuk melihat kondisi sekitar.
"Udah, ngomong ngawurnya?"
"Ini Abang, bukan Om jin pohon?!"
Tak!
Asyraf menyentil jidat istrinya, "Ihhh ... Abang! Sakit tau jidat adek." Aluna mengerucutkan bibirnya sambil mengelus jidatnya.
Asyraf tergelak, "Sini, liat dulu." Aluna memajukan jidatnya.
Cup.
Asyraf mengecup lembut jidat Aluna yang dia sentil tadi, "Udah, jangan lama-lama. Muka adek panas, jantung adek juga jedug-jedug, Nanti Adek sakit jantung."
"Tenang aja, bukankah Suamimu ini seorang dokter, Sayang?" Asyraf terkekeh.
"Ihhh ... tau ah. Abang ngeselin." Aluna mengerucutkan bibirnya.
"Abang, mobil Abang mana?" Aluna bertanya, karna sedari tadi dia tidak ada melihat mobil yang terparkir disekitar mereka.
"Disini nggak ada mobil, Dek." jawab Asyraf.
"Abaaang ... Adek juga tau kalau disini nggak ada mobil. Makanya adek tanya!" Aluna menggeram.
"Aduh, Nyonya Asyraf Abdullah kenapa marah-marah terus? kan tambah cute, jadi pengen kantongin." Asyraf kembali terkekeh.
"Mobil Abang lagi di bengkel dek, tadi kena paku. Jadi harus di servis dulu." Asyraf kembali berbicara karna wajah istrinya sudah tidak enak dipandang lagi.
"Truss, Abang kesini naik apa?"
"Abang jalan kaki, kebetulan tidak terlalu jauh. Cuman sekitar 400 meter," ujar Asyraf.
"Itu jauh tau, lalu kita pulangnya gimana?" tanya Aluna.
Asyraf berjongkok di depan Aluna, "Abang mau ngapain?" tanya Aluna heran.
"Naik!" titah Asyraf.
Aluna hanya menurut dan naik ke punggung Asyraf.
"Abang, kok berhenti?" Aluna bertanya, karena baru beberapa langkah mereka berjalan, Asyraf sudah berhenti.
"Adek, siniin tasnya. Biar abang aja yang bawa!"
"Jangan, biar Adek aja, tas Adek berat. Adek aja udah berat banget, apalagi Abang mau bawa tas adek, Adek mana tega." ucap Aluna.
"Gayanya, tadi aja katanya mau ngasihin suaminya buat dimakan sama Om jin pohon." ledek Asyraf.
"Ihhh... bukan gitu. Adek kan ngomong gitu biar nggak di apa-apain, lagian badan Abang gede pasti nggak bakal kalah kalau berantem." ujar Aluna sambil tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi dosen ganteng
De Todo"Menikahimu adalah ujian dan kebahagiaan yang datang secara bersamaan." ~Asyraf Abdullah "Inilah aku dan segala kekuranganku, Mohon cintai aku dengan apa adanya diriku." ~Aluna Azzahra