Akhirnya, setelah melalui drama yang cukup menguras tenaga, Asyraf dan Aluna telah sampai di depan gedung apartmen Asyraf.
Asyaraf terlihat kesusahan membawa dua koper sekaligus. Sebenarnya Aluna sudah meminta agar dia membawa kopernya sendiri. Tapi Asyraf menolak dengan tegas lalu berkata, "Kopermu saja hampir sama besar dengan tubuhmu, bagaimana kamu bisa membawanya. Bisa-bisa nanti saya yang menggendongmu pada akhirnya." ucap Asyraf sambil terkekeh.
Aluna memanyunkan bibirnya sembari menghentakkan kakinya. Aluna berlalu meninggalkan Asyraf.
"Adek! mau kemana?!" tanya Asyraf sambil berusaha menahan gelak tawanya agar tidak keluar. Sungguh istri kecilnya ini sangat menggemaskan.
Aluna masih diam, dan terus melanjutkan jalannya.
"Dosa loh dek, ngacuhin suami gitu! lagian, kamu memangnya tau? unit kita yang mana?!" ujar Asyraf, sambil terkekeh.
Aluna pun berhenti, lalu menoleh ke arah Asyraf. "Abang sih! kenapa coba ngatain tubuh adek kecil?! adekkan bukan anak kecil lagi," tutur Aluna.
"Lah, yang ngatain adek anak kecil siapa? Abang kan cuman bilang, tubuh adek kecil, Udah itu aja. Emang Abang salah?" tanya Asyraf.
Aluna memanyunkan bibirnya kembali. "Ishhh ... tetap aja, secara tidak langsung Abang itu bilang kalau Una itu anak kecil."
"𝑘𝑎𝑚𝑢 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙, 𝑠𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔!" ucap Asyraf, namun sayang cuman dalam hatinya doang.
Mana mungkin dia mengatakan itu, bisa-bisa istri kecilnya ngambek lagi. "Sabar Asyraf!" Asyraf menyemangati dirinya sendiri. Baiklah mari kembali ke pasal satu, perempuan selalu benar!
Padahal, Asyraf hanya mengatakan kebenarannya saja. Lihatlah tubuh istrinya begitu mungil, bahkan tingginya pun hanya sebatas dada Asyraf. Lalu salah Asyraf dimana? dia hanya tak tega, jika tangan mungil istrinya menyeret koper yang begitu berat. Dia saja bisa merasakan bahwa koper itu terasa sedikit berat. Lalu apakah istrinya itu akan sanggup membawanya? jawabannya adalah tidak! Baiklah Asyraf, kau harus bisa memahami perempuan dengan segala kerumitannya.
"Emang tubuh adek besar?" tanya Asyraf.
Aluna menoleh ke arah Asyraf, kemudian berhenti, Asyraf pun ikut berhenti. Tiba-tiba Aluna mengambil tangan Asyraf, lalu mengukur ukuran tangan dan jemarinya. Asyraf pun tersenyum puas.
Aluna menyengir dan mendongak "Ternyata bener! adek masih kecil. Tangan Abang aja dua kali lebih besar. Ehhhh ... Nggak!" tegas Aluna.
Asyraf mengernyit, "Ha?"
"Bukan adek yang kecil! Abang aja yang kelewat besar, kayak kingkong! tinggi pula tuh, kek tiang listrik, adek kan susah kalau mau peluk atau natap." ujar Aluna dengan santai.
Asyraf melotot, apakah istrinya baru saja mengatainya? tubuhnya yang seksi ini dibilang kingkong? tiang listrik?!
Asyraf meringis. Diluaran sana banyak wanita yang mendambakannya, dan tentu saja ingin merasakan pelukan dari tubuhnya yang berotot. Tapi disini, istrinya sendiri baru saja mengatainya kingkong! OMG!
*𝐴𝑠𝑦𝑟𝑎𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑗𝑖𝑤𝑎 𝑛𝑎𝑟𝑠𝑖𝑠 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑔𝑎𝑒𝑠𝑠😭 𝑤𝑎𝑙𝑎𝑢𝑝𝑢𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑒𝑟 𝑠𝑖ℎ🤭
"Iya, adek kecil! Abang yang terlalu besar." jawabnya, dia memilih mengalah, untuk mempersingkat masalah.
"Kan, Bener ucapan adek!" ucap Aluna dengan bangga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi dosen ganteng
Random"Menikahimu adalah ujian dan kebahagiaan yang datang secara bersamaan." ~Asyraf Abdullah "Inilah aku dan segala kekuranganku, Mohon cintai aku dengan apa adanya diriku." ~Aluna Azzahra