Karena "Dia"

814 61 22
                                    

                        𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 
                                                                                             

Hari ini, Isti dan Amira berniat mengunjungi Asyraf, karena sudah cukup lama mereka tidak bertemu dengan anak-anak mereka. Semenjak Asyraf dan Aluna menikah, mereka belum ada berkujung ke rumah para orang tua karena Asyraf yang begitu sibuk, begitu juga dengan Aluna. Aluna tengah sibuk mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.

Ting tong

Mendengar bel berbunyi, Aluna langsung menuju pintu dan membukanya.

"Assalamu'alaikum," ucap Amira dan Isti berbarengan.

"Mamahhh, Bundaa ... "Aluna histeris dan langsung memeluk kedua ibunya dengan erat.

"Dek, lepas ih! kamu mau bunuh Mama dan Bundamu?!" Isti mendelik, karena tadi Aluna memeluk mereka dengan erat sehingga mereka seperti tercekik.

"Adek kan kangen Mah,"

"Ya nggak gitu juga konsepnya maemunah. Jawab salam dulu kek." ujar Isti yang tengah dongkol dengan anaknya.

"Mah, kok Maemunah? nama Adek-kan Aluna Azzahra, trus Maemunah siapa?" tanya Aluna.

"Maemunah? Oh, itu adalah nama kecilmu," sahut Isti asal.

"Kok nggak ada keren-kerennya ya Mah? kok kayak nama pembantu-pembantu yang ada di tv ya?!"

"Dek, kamu nggak mau ajak Mamah sama Bunda masuk nih? Mamah udah pegal berdiri sejak tadi!" ujar Isti yang tidak mau memperpanjang masalah "Maemunah."

"Udah lah Isti, kenapa kamu malah memarahi putriku?" tutur Amira.

"Nggak marah kok Mbak," jawab Isti dengan senyum terpaksanya.

Akhirnya Aluna membawa Mama dan Mertuanya menuju ruang tamu.

"Abang mana, dek?" tanya Amira pada menantunya.

"Belum pulang Bun, tadi aja perginya siap shalat subuh. Sampai sekarang belum pulang juga, padahal biasanya jam 5 sore Abang udah di rumah. Tapi akhir-akhir ini Abang lama kalau pulangnya," ucap Aluna sendu.

"Mungkin Abang lagi banyak pasien dek, kamu sebagai istri harus mengerti dengan kondisi suami. Adek juga nggak boleh egois, nggak boleh macem-macem kalau suami pulang kerja." Isti menasehati putrinya.

"Udah, nggak usah sedih! Sayang. Nanti kalau Abang pulang, Bunda bakal marahin biar nggak ngacuhin istrinya yang manis ini lagi. Lagian ini udah mau maghrib belum juga pulang, awas aja nanti." desis Amira.

Aluna mengangguk lalu memeluk Amira, "Idih ... mentang-mentang udah punya mertua, Mama-nya dilupain," cibir Isti.

Amira tersenyum, "Mama sih, baru dateng udah marah-marah sama Adek. Iya kan, Bun?" Aluna mendongak menatap mertuanya, Amira mengangguk.

"Mama sama Bunda kok kesininya Sore-sore gini? kenapa nggak pagi aja, biar Adek bisa belajar masak." Aluna mengerucutkan bibirnya.

"Mama sama Bunda mau nginap disini, Dek." jawab Isti.

"Seriusan?! Adek bisa belajar masak dong besok, mumpung lagi libur?" tanya Aluna.

"Iya, Sayang." ucap Amira.

Tidak beberapa lama, terdengar suara dentingan pintu yang terbuka. Ketiga perempuan beda generasi itu langsung menoleh.

"Assalamu'alaikum ..." ujar pria yang baru saja masuk.

"Wa'alaikumussalam,"

"Bagus ya, jam segini baru pulang kamu?!" Amira menatap tajam putranya.

Melihat Ada Bunda dan mertuanya, Asyraf langsung menyalami kedua wanita itu dan terakhir, Aluna yang menyalaminya kemudian dibalas Asyraf dengan kecupan di dahi istrinya.

Menikahi dosen gantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang