Gara-gara Dita & Devan

1.3K 80 30
                                    

                    𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰

Pagi ini Aluna akan kembali ke sekolah karena kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Asyraf kira setelah pergi ke pasar malam, Aluna akan kembali demam seperti sebelumnya karena tadi malam suhu tubuh Aluna kembali naik. Namun atas izin Allah, pagi ini istri kecilnya sudah sembuh.

Asyraf kembali mengantar Aluna ke sekolah seperti biasanya, dan Aluna selalu menjadikan kesalahan Asyraf yang mengacuhkan-nya, agar bisa memeras Asyraf untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Sungguh pintar Aluna. Seperti pagi ini, Aluna meminta diantar ke sekolah pagi-pagi sekali, katanya biar bisa kencan dulu, sebagai vitamin agar ia bisa semangat untuk belajar hari ini. Asyraf hanya bisa bilang "iya," sebenarnya pekerjaan Asyraf sedang menumpuk. Perusahan farmasi miliknya baru saja bangkit kembali setelah mendapat fitnah, dan lab yang sengaja dibakar oleh pihak yang berusaha untuk menjatuhkan Asyraf, namun berkat kerja keras dan tawakkal kepada Allah, satu persatu permasalahan di perusahaan sudah teratasi. Inilah yang menjadi penyebab istrinya salah faham, Asyraf tidak ingin membuat istrinya ikut merasakan masalah yang dialaminya, biarlah dia menjalaninya sendiri. Tapi ternyata pemikiran itu membuat kesalah paham-an antara keduanya.

Setelah membawa Aluna berkeliling dan mereka sarapan di sebuah kedai yang ada di pinggir jalan, Asyraf mengantarkan Aluna ke sekolahnya lalu berangkat ke kantor-nya.

Saat tiba di dalam kelas, Aluna duduk di kursinya. Aluna mengernyit heran, "Kenapa Dita belum datang?" Biasanya dia yang akan menunggu Aluna di pos satpam, tadi Aluna fikir Dita sudah masuk kelas karena belum mengerjakan PR. Biasanya jika Dita belum menyelesaikan tugasnya dia akan langsung masuk ke kelas tanpa menunggu Aluna.

"Tia!" Aluna memanggil salah satu temannya yang tengah membersihkan papan tulis.

Tia langsung menoleh, " Iya, Na. Ada apa?"

"Dita belum datang, ya?" Aluna bertanya pada Tia.

"Sedari tadi aku belum ada liat Dita Na," jawab Tia. Aluna hanya mengangguk.

Sebenatar lagi jam pelajaran akan segera dimulai, tapi Dita belum juga menampakkan batang hidungnya. Aluna sudah mulai gusar dan ia telah menghubungi Dita beberapa kali, namun tidak pernah tersambung. Kemaren juga Dita telah berjanji akan menjenguknya tapi nyatanya dia tidak datang dan sore harinya Aluna hanya mendapatkan pesan singkat dari Dita, jika dia tidak bisa menjenguk Aluna untuk sekarang.

"Na!"

Aluna menoleh ke samping, karena tiba-tiba ada yang memanggil namanya. Laima?!

"Eh, Lai! Kamu tau Dita kemana? Soalnya dia belum datang sampe sekarang?" Aluna langsung bertanya pada Laima.

" Aelahhh, kwatir amat lu. Ya, mana gua tau. Lu aja tau kan? Kalau gua gak begitu deket sama dia kek dulu lagi," sahut Laima.

"Assalamu'alaikum gaesss ...." Seseorang tiba-tiba datang dengan berteriak.

Ternyata itu adalah suara pak Anton, guru bahasa Indonesia tapi sangat suka dengan bahasa inggris. Meskipun terkadang dia tidak mengerti dengan apa yang dia ucapkan namun dia tetap kekeh berbicara dengan bahasa inggris. Hal itu menyebabkan banyak para siswa yang mengolok-oloknya dengan bahasa yang tidak dia ketahui. Jangan ditiru ya, gaes:)

"Tudey, we akan belajar tentang Proposal lamaran kerja," Pak Anton berbicara dengan bahasa campuran namun menggunakan logat ala-ala bule.

"Pak, mata pelajaran kita sebenaranya apa sih, Pak? Yang konsisten dong Pak. Kalau belajar bahasa Indonesia, yaudah pake bahasa Indonesia aja. Otak saya yang sebesar biji zarrah ini puyeng denger Bapak ngomong gado-gado gitu," Max, salah satu teman dekat Devan angkat bicara. Kalau soal keberanian, jangan ditanya lagi! Devan dan geng-nya sudah terkenal dengan julukan badboy di sekolah. Mereka sering kali bolos dan bertindak sesuka hati. Mungkin karena orang tua mereka adalah orang yang berpengaruh, seolah mereka kebal dengan semua hukuman.

Menikahi dosen gantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang