Cemburu

1K 56 5
                                    

Hari ini sudah terhitung empat hari, Asyraf dan Aluna tinggal di apartmen Asyraf. Selama tinggal disana, Asyraf tidak mengizinkan Aluna untuk memasak. Karna dia tidak ingin kejadian kemaren terulang kembali.

Mereka akan makan di luar atau memesan makanan di restoran siap saji.

Pagi ini, di rumah Asyraf dan Aluna sungguh sangat kacau. Bagaimana tidak?! hari ini adalah hari dimana Asyraf akan mendampingi mahasiswa untuk sidang dan begitu juga Aluna, seharusnya hari ini dia sudah kembali ke sekolah karena izinnya di sekolah juga sudah habis.

Matahari mulai mengintip dari balik jendela, sedangkan dua insan yang masih setia di atas ranjang enggan untuk membuka matanya.

Asyraf perlahan membuka matanya, dan menoleh ke arah samping. Ternyata disana sudah berbaring istri kecilnya lebih tepatnya di lengan Asyraf.

Asyraf menyunggingkan senyumnya, dan menatap lekat wajah manis yang ada di depannya ini.

Tanpa sengaja, mata Asyraf melirik ke arah jam yang ada di nakas, dan matanya membola sempurna.

Hari ini dia harus menghadiri sidang, sedangkan istrinya harus kembali ke sekolah.

Karna tingkah spontan Asyraf yang langsung terduduk, jadilah istrinya terjatuh ke lantai karena mereka berbaring hampir di bibir ranjang.

BUGH!

Asyraf terkejut, sungguh ini diluar kendalinya. Aluna yang merasa punggungnya seperti di hantam sesuatu langsung terbangun.

"Eunghh." Suara lenguhan Aluna terdengar dan Asyraf langsung turun melihat kondisi istrinya.

Aluna berusaha bangun, namun dia tidak bisa seolah tubuhnya terasa remuk. Aluna mendongak ke dan melihat Asyraf yang berusaha untuk membangunkannya.

Sekarang Aluna sudah sadar. Dia baru saja jatuh dari ranjang dan melihat Asyraf yang tengah khwatir, Aluna yakin bahwa sang suami tersangkanya.

"Huaaaaaa ... " Aluna mengeluarkan senjata ampuhnya, namun sebenarnya di dalam hati dia cukup gembira.

Asyraf mulai gelagapan. "Aduh ... Dek! Maaf ya, Abang gak sengaja." ucap Asyraf, sambil berusaha mengangkat tubuh Aluna yang masih telentang di lantai.

"Jahat!" lirih Aluna.

"Abang minta maaf, kita telat Dek! makanya tadi  Abang langsung duduk dan kamu akhirnya terjatuh." balas Asyraf, sembari mengelus punggung Aluna.

Aluna masih diam namun tangisannya sudah reda. "Dek, ayo bersiap. Abang harus ke kampus, Adek juga harus sekolah bukan?!" ujar Asyraf. Namun tiba-tiba ... .

"Huaaaaa ... " Aluna kembali menangis. Asyraf bingung, Dia harus apa?!

"Syuttt ... jangan nangis dek! punggungnya masih sakit ya?" tanya Asyraf.

"Hmmm ... " jawab Aluna.

"Yaudah, adek maunya gimana? Mau ke Rumah Sakit?" tanya Asyraf kembali, Alunapun menggeleng.

"Baiklah, Abang telfon sekolahmu dulu. Sepertinya Adek nggak bisa ke sekolah hari ini," ujar Asyraf, Aluna mengangguk dipelukan Asyraf.

Asyraf pun berjalan ke arah balkon dan langsung memberitahu pihak sekolah.

Aluna yang tinggal sendirian tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.

Berhasil! Sebenarnya itu hanyalah akal-akalan Aluna saja. Dia benar-benar malas untuk pergi ke sekolah hari ini. Apalagi ini adalah hari pertama dia mendapatkan bulanannya. Rasanya Aluna hanya ingin bermalas-malasan di atas tempat tidur, apalagi dipelukan Asyraf Dia pasti semakin betah.

Menikahi dosen gantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang